Alfa's POV
.
.
.
"Aku ini kekasihnya!! Kau paham??!!"
"Sinta.. sin..Tenanglah.. Jangan seperti ini.." ujar kak Rama.
"Apanya yang harus tenang? Bocah ini sudah berani merebutmu dariku. Jadi untuk apa aku harus tenang?" teriaknya lagi.
Aku kaget karena tiba-tiba Reza berada di sampingku dan memegang tangan wanita ini. Aku pikir pipiku ini akan mendapatkan lagi tamparan tadi; aku bukan tak bisa melawan.. Tapi dia ini wanita dan kurasa memang posisiku sekarang secara tak langsung memang bersalah.
.
.
"Za....?" Ucapku yang tak percaya.
Bisa kulihat Reza memberikan tatapan datar dan melepaskan tangan kak Sinta.
"Reza....? Kenapa kamu malah menahanku? Aku harus memberinya pel......" ucapannya terpotong saat Reza meletakkan jari telunjuk di bibirnya.
"Ssssttt..... Bisakah kamu tenang dan bicara secara baik-baik kak?"
Kak Rama maju dan menepis tangan Reza dengan cepat dan menarik kekasihnya itu.
"Apa-apaan kamu ini Reza? Sopanlah sedikit sama pacar kakak." Pria ini; aku salah menilai kebaikannya selama ini. Dia menyatakan perasaannya padaku, tapi ternyata sudah memiliki kekasih? Sungguh ini tak bisa dibenarkan menurut akal sehatku.
Tiara datang dan mendekatiku, dia meraba-raba wajahku yang terkena bekas tamparan tadi. Aku pikir tindakannya ini cukup berlebihan; apalagi ada Reza disini. Semoga saja dia tak salah paham. Ah terserahlah dia salah paham atau tidak bukan urusanku. Dan bagaimana ini? Apa yang bisa kujelaskan pada Tiara nanti karena Reza tiba-tiba ada disini? Yang terpenting sekarang adalah aku harus menjelaskan hal ini kepada kak Sinta secara baik-baik.
"Sopan.....Hahahahaha.." Reza tertawa dan itu membuatku sedikit terkejut.. Tawa yang tak pernah kudengar darinya; mungkin lebih kepada tawa iblis yang hendak memangsa targetnya.
"Apa yang kamu tertawakan Za?" Kak Rama tiba-tiba langsung mencengkram kerah jaket Reza. Aku sungguh tak pernah mengharapkan hal seperti ini terjadi. Kakak beradik yang begitu akur, aku tak ingin mereka saling berkelahi dan menyalahkan satu sama lain sekarang.
"O.ooo. Kak Rama... Za... Jangan seperti ini Eoh?" spontan aku melerai keduanya dan kak Rama akhirnya melepaskan tangannya itu.
Reza secara tiba-tiba langsung menarikku dan membawaku pergi dari situ; aku hanya bisa mengikutinya tanpa berani untuk bertanya. Karena bisa kulihat wajahnya dipenuhi akan amarah. Habislah aku! Mungkin saja dia akan membunuhku karena mencoba merusak persaudaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wonder If You Hurt Like Me | TAMAT
Romance[COMPLETED] Dia terdiam sejenak dan tak menjawab pertanyaanku.. Aku bingung dan terkekeh pelan.. "Kau sungguh mudah ditebak juga Reza Prawijaya.. Aku sudah tahu dari awal kau menyukai kak Imel.. Nomor di chat line itu; ada namanya..." sahutku lagi...