Ch 5 : E

2.8K 384 22
                                    

°

Kelima

.

.

Di sinilah diriku. Di tempat yang sama seperti malam kemarin. Ditemani dengan Eren dan Hanji yang masih terus mengoceh tentang eksperimennya, Bean dan entah siapa lagi satunya.

Setelah Hanji menguras informasi dariku, kini giliran dirinya untuk menceritakan banyak hal yang sebagian besarnya tidak perlu kami, aku dan Eren, ketahui. Aku bahkan baru sadar kalau seharusnya aku telah kehilangan lengan kiriku. Namun lihat, lengan kiriku masih ada. Hanji benar-benar tidak memberikan sedikitpun waktu untukku merasa shock.

*stomp* *stomp* *stomp*

S L A M!!

"Mayor Hanji! Bahan percobaannya! Keduanya telah dibunuh!"

.

.

.

Aku melihat dari kejauhan suasana gelondongan daging yang sedang menguap sambil diiringi dengan teriakan histeris dari Hanji. Eren hampir tidak berkedip sama sekali, ia benar-benar terbawa oleh suasana. Entah suasana mana yang dimaksud. Sampai aku merasakan seseorang merangkul bahuku. Napasku tersendat, aku tersentak. Refleks, aku menoleh ke arah samping kanan. Di situ berdiri seorang pria blonde dengan model rambut undercut dan alis yang... err, tebal.

Levi juga memiliki model rambut undercut.

(A/n : jangan jangan... eh)

Di sana Eren juga terkejut karena kedatangan pria beralis tebal secara tiba-tiba.

"Apa yang kau lihat?" mata pria itu masih menatap lurus pada pemandangan yang lebih menarik di depan sana. "Menurutmu siapa musuh kita yang sebenarnya?" beberapa saat kemudian ia menatap ke arahku dan tersenyum. "Maaf, aku jadi bicara sesuatu yang aneh."

Apakah pria itu benar-benar tahu jawabannya? Pria misterius itu pasti telah mengetahuinya.

"Tu-"

"Kau pasti (Name) kan?" Ia menoleh ke arah Eren, "Dan kau Eren." Ia melepaskan rangkulannya pada bahu kami. "Senang melihat kalian baik-baik saja."

Siapa pria misterius berambut blonde dan memiliki alis tebal itu?

.

.

"Erwin Smith."

Aku dan Eren kini sedang berada di istal. Atas perintah Levi, yang katanya tak boleh dibantah, aku membantu Eren membersihkan istal dan memberi makan kuda-kuda di dalamnya.

"Dia komandan di Pasukan Pengintai. Di bawah pimpinannya, ia telah banyak mengurangi jumlah korban dalam ekspedisi ke luar tembok."

Aku mendengarkan secara saksama penuturan Eren. Seperti yang sudah kusimpulkan, pria itu pasti menyimpan banyak informasi dan rahasia penting di dalam otaknya.

"Perhatian!"

Seketika aku dan Eren menghentikan kegiatan kami dan bergegas menuju ke luar stable. Di sana mereka, Erd-san dan Günther-san, juga melakukan hal yang sama, bergegas menghadap Levi, err... maksudku Kopral Levi.

"Bersiaplah. Kita akan berpatroli."

"Siap!"

Kami baru saja sampai di hadapan Kopral Levi. Eren langsung memberikan hormat pada Levi, persis seperti yang dilakukan para senpai. Aku mencoba untuk mengikutinya.

"Selamat pagi, Kopral Levi!" sapa Eren.

Levi menatap kami dengan expressionless. "Dengar, ya Eren. Jangan sampai tertinggal sepanjang dua kuda dariku. Dan jangan lupa kau bisa berkeliaran karena aku mengawasimu!"

"Siap!"

"Dan kau, (Name)" tubuhku menegang begitu mendengar Lev-, maksudku Kopral Levi, menyebut namaku. "Erwin ingin bicara denganmu. Tetaplah di sini sampai Auruo menjemputmu."

"Si-siap!"

Dan dalam sekejap, Levi melajukan kudanya dan meninggal kami dalam keadaan tergopoh.

Jadi, apa yang Komandan Erwin ingin bicarakan?

•.°.•.°.•.°.•

Apa ya? Apa ya?

Seeya!

Seeya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disappear (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang