●
Ketiga belas
•
.
.
Aku melirik ke arah kanan dan kiri secara bergantian. Berjaga-jaga kalau ada orang lain yang mengikutiku dari belakang. Dan.... nihil! Tak ada orang lain yang mengikutiku. Dengan gerakan secepat kilat aku masuk ke sebuah bangunan tua yang sudah lama tidak ditempati.
Ruangan yang gelap dan pengap menyambutku. Cahaya dari luar masuk lewat celah-celah kecil jendela yang tinggi dan tertutup oleh potongan-potongan kain berwarna gelap yang tebal. Tidak ada penerangan. Hanya aku di ruangan ini.
Sejak beberapa hari yang lalu, aku menggunakan bangunan tua ini sebagai tempat berlatih. Tempat yang kutemukan saat Mayor Hanji mengajakku berkeliling distrik Trost.
Aku berjalan menuju ke tengah ruangan, agak dekat dengan tumpukan peti-peti kayu besar yang tidak ada isinya. Dengan helaan napas panjang aku berusaha untuk mengonsentrasikan kekuatanku. Aku siap dan aku selalu siap!
Bola cahaya putih yang menyilaukan mata muncul dan melayang di atas telapak tanganku. Inilah kekuatan yang dapat membinasakan titan dan kekuatan untuk menetralkan kekuatan para titan shifter. Kekuatan paling kuat dan paling besar risiko yang harus ditanggung penggunanya.
"Jadi, ini yang kaulakukan selama aku tidak mengawasimu?" suara itu menggaung.
Aku terkejut. Dengan cahaya dari kekuatanku, aku dapat melihat seisi ruangan besar ini. Aku melihatnya! Pria itu... ia berdiri di sana.
Si cebol!
Refleks, aku melepas kekuatanku ke udara. Bola cahaya itu lepas dan menghantam atap tanpa langit-langit tersebut. Aku dapat mendengar jelas suara genteng yang retak serta suara kecil seperti guruh yang memenuhi seluruh ruangan.
Tiba-tiba aku merasakan dorongan kasar. Tubuhku membentur tumpukan peti-peti kayu dengan kedua tangan ditahan sejajar dengan kepalaku. Setitik cahaya yang masuk dan jatuh menerpa wajah (tampan) Levi. Aku dapat melihat wajah lelahnya dan rambutnya yang berantakan.
"Kautahu tempat seperti apa ini? Bocah nakal sepertimu..." aku memalingkan wajahku yang memanas. Aku menahan napas, sudah tak sanggup lagi menatap ke arahnya. "lebih baik diberi hukuman seperti apa, ya?"
Ini bukan seperti si cebol bermulut kasar yang biasanya kukenal. Namun, sensasi saat aku berada di dekatnya tetaplah sama. Jantungku berdebar dengan sangat kencang. Aku pernah menanyakan hal ini pada Eren, lalu ia menjawab kalau ini penyakit yang mematikan dan menyuruhku untuk segera berkonsultasi dengan Mayor Hanji. Tidak berbeda dengan asumsi Eren, Hanji mengatakan hal yang sama.
Untuk sesaat cekalan tangan Levi semakin menguat. Namun, tak lama setelahnya ia melepas cekalan tangannya, lalu menghilang dalam kegelapan. Entah kemana.
Cahaya temaram dari lampu corong menyinari sebagian ruangan. Baru sekali ini aku melihat bagian dari ruangan yang tak pernah kujamah. Di ujung sana ada sebuah meja bundar satu kaki dengan dua buah kursi yang saling berhadapan. Lalu, ada tangga sigai yang membelakangi kursi sebelah kiriku. Tangga itu langsung mengarah pada langit-langit kayu tebal yang mengawang di atas meja bundar. Di sana ada sebuah kasur berseprai putih untuk satu orang.
Dibandingkan bangunan tua yang sudah lama tak ditempati, tempat ini lebih mirip seperti tempat tinggal seseorang.
Dan orang itu adalah...
"Kenapa kau masih berdiri di sana?"
...si cebol.
*.•.●.•.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappear (Levi x Reader)
FanfictionI don't own chara. I don't own you. Chara & original story belong to Hajime Isayama. ~~~ 107 tahun berlalu sejak titan menduduki sebagian daratan. Namun, diantara mereka ada beberapa jenis titan yang spesial, seperti titan yang menghancurkan Dind...