The Final Chapter

2.3K 167 30
                                    

°

Kedua puluh dua (Final Chapter)
- "..." -

.

"Ha-Hanji, a-apa ini tidak terlalu berlebihan?" Tanyaku ragu saat melihat pantulan diriku di depan cermin. Ini ... sungguh, aku tak tahu bagaimana caranya mendeskripsikan keadaanku sekarang. "A-aku harus memakainya?"

Hanji mencengkeram bahuku dan menariknya agar proporsi tubuhku sempurna. "Bukankah sebelumnya kau penasaran bagaimana rasanya?"

Aku menatap bayangan Hanji di depan cermin. Kedua tangannya masing-masing membawa sebuah tiara dan tudung berbahan kain tulle yang warnanya serasi dengan gaun berlengan panjang yang memiliki motif renda sepanjang lutut.

Cantik, sungguh cantik. Memang deh, gaun pilihan Hanji yang nomor satu!

"T-t-tapi, aku cuma bilang ingin mencoba gaunnya saja. Aku juga harus segera berganti pakaian sebelum Levi kembali," kataku yang merasa sedikit resah. Tanganku bergerak menuju belakang tubuhku untuk melepaskan kancing gaun cantik ini,

Kulirik ekspresi Hanji dari pantulan cermin. "Heh? Bukankah kau juga penasaran, bagaimana rasanya merayakan pesta pernikahan? Selagi hari ini hari ulang tahunmu, kau boleh meminta apapun dari Levi. Bukankah ini rencana yang bagus?"

Ya!!

"Kurasa, itu bukan-"

"Sip, kalau begitu kau dilarang menolak apapun yang sudah kurencanakan!" ucap Hanji yang makin gencar merias diriku. "Sekarang, duduk yang manis dan jadilah gadis penurut~"

Aku ... mengaku kalah. Bendera putih kukibarkan di dalam kepala dan hatiku.

***

Aku, (Your Name), sudah menikah dengan Levi si clean freak, selama empat tahun. Sekarang usiaku 22 tahun, sedangkan Levi 24 tahun. Yap, kami menikah begitu aku lulus dari SMA.

Aku pernah bertanya padanya, mengapa ia terburu-buru menikahiku? Padahal kami tidak terlalu mengenal satu sama lain. Pertemuan pertama kami adalah saat Levi datang ke sekolah untuk mengambil berkas-berkasnya yang belum sempat ia ambil karena sebuah urusan. Dan pertemuan kami kurang lebih hanya 10 detik di depan pintu ruang guru.

Sedangkan pertemuan kedua kami adalah saat aku baru saja mengikuti ujian masuk universitas. Hari itu Mama berencana akan menjemputku. Namun, tiba-tiba mama mendapat kabar bahwa keadaan kakek yang sudah lama dirawat di rumah sakit makin memburuk. Perlu persetujuan wali untuk tindakan lebih lanjut, dan mama adalah satu-satunya keluarga kakek yang masih peduli. Hari itu aku lupa membawa handphone-ku. Dan kurasa ... semua orang pasti tahu bagaimana kejadian selanjutnya.

Sampai malam tiba, aku masih setia menunggu. Universitas terlihat sangat mencekam meski dilihat dari jarak yang jauh. Apalagi ketika derum suara mesin sepeda motor yang terdengar mahalnya menggema di jalanan yang jarang dilalui pengendara. Aku jadi teringat film horor yang kutonton bersama Armin dan Eren semalam.

Namun, ternyata dugaanku salah. Yang kutemukan bukannya kerangka manusia yang mengendarai motor, melainkan Levi. Entah bagaimana ceritanya, ia berhasil mengantarkanku pulang dan menemaniku sampai orangtuaku kembali. Tebak, apa yang terjadi selanjutanya?

Levi ..., ia melamarku. Tidak mudah untuk mendapatkan restu orangtuaku karena memang aku tak pernah dekat dengan pria selain sepupuku, Eren dan Armin. Namun, setelah proses dan waktu yang panjang ia lalui untuk mendapatkan restu dari orangtuaku, kami akhirnya menikah ... tanpa resepsi atau apalah itu namanya.

Disappear (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang