Warning!!! OOC parah (" -__-)
Fyi, lagunya OOR enak (-__- ")°
Kedelapan belas: 7
-"Karena ..."-●
•
.
Levi menggenggam erat tangan (Name) sambil terus berlari. Sudah sepuluh menit mereka berlari tanpa mengurangi kecepatan. Dan, (Name) tak lagi mampu bertahan seperti ini lagi.
Genggaman mereka mulai mengendur, meski berkali-kali Levi menahan tangan (Name) dengan genggaman eratnya agar tidak terlepas.
Bruk!!
(Name) terjatuh. Ia tak mampu lagi melanjutkan pelariannya bersama Levi, karena kaki kirinya yang terjerat sulur berduri kecil hingga membuat kakinya terkilir dan sedikit mendapat goresan yang agak dalam. Perempuan itu meringis kesakitan. "Aduh!" pekiknya.
Degup jantung Levi berhenti sesaat ketika tangannya tak lagi merasakan genggaman tangan (Name).
Aku tak punya pilihan lain, pikir keduanya.
"Aku akan tetap di sini!"
"Aku akan menggendongmu!"
Mereka berdua memiliki pilihan mereka sendiri. Pilihan yang saling bertentangan.
Dalam benaknya, (Name) berprasangka bahwa dirinya hanya akan menjadi beban bagi Levi, sebaliknya, jika ia bersikeras untuk tetap berada di sana, mungkin dirinya bisa mempermudah rencana pelarian Levi dengan tidak menjadi beban bagi pria itu.
Di tengah perang batin antar keduanya, muncullah kilatan cahaya yang membelah keindahan lembayung senja sore itu, seolah ada seseorang yang memanggilnya untuk menghajar bumi saat itu juga. Suaranya menggelegar. Bahkan, dari kejauhan, suaranya masih memekakkan telinga. Mirip seperti suara raungan para penghuni Tartaros.
Perang batin di antara kedua manusia tersebut berhenti, dan seketika perhatian keduanya beralih pada kilatan cahaya yang menyambar tak jauh dari mereka. Kilatan cahaya yang mampu membesarkan rasa takut mereka.
Waktu mereka sudah habis. Apapun itu namanya, mereka tak lagi memiliki waktu untuk berdiam diri sambil menikmati keindahan detik-detik krusial yang perlahan menghanyutkan mereka ke dalam rasa takut mereka.
Levi bersiap untuk menggendong (Name) di punggungnya. Namun, perempuan itu masih bergeming di tempatnya. Seolah dirinya sudah dihipnotis oleh kilatan cahaya yang membelah langit senja tadi.
Levi berkali-kali memanggil nama perempuan dengan gaun yang tak lagi rapi dan cantik seperti saat ia berdiri di depan pintu yang dibukakan oleh Levi. "(Name)!" panggilnya sekali lagi.
Pupil mata (Name) melebar saat kilatan cahaya itu mulai lenyap. Dan, di antara kilatan cahaya yang perlahan lenyap itu, sebuah makhluk, atau lebih tepatnya sebuah monster, muncul. Sebagian besar tubuh monster itu tertutupi bulu-bulu yang berwarna cokelat muda, mirip seperti monyet raksasa.
Bumi akan berguncang saat monster itu bergerak, dan akan semakin berguncang ketika monster itu memangkas jarak di antara mereka.
Levi tidak tahu menahu akan apa yang ada di balik punggungnya. Satu-satunya pemandangan yang kini menjadi fokusnya adalah wajah (Name) yang dipenuhi oleh rasa takut.
Jangan tinggalkan aku...
Kedua alis (Name) turun, menampilkan wajah memelasnya yang diselimuti ketakutan. Suaranya bergetar hebat, meski ia berusaha untuk menutupinya, "Aku akan tetap ada di sini! Pergilah! Segera menjauh dari sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappear (Levi x Reader)
FanfictionI don't own chara. I don't own you. Chara & original story belong to Hajime Isayama. ~~~ 107 tahun berlalu sejak titan menduduki sebagian daratan. Namun, diantara mereka ada beberapa jenis titan yang spesial, seperti titan yang menghancurkan Dind...