Ch 2 : A

3.9K 441 1
                                    

Suatu malam, saat seluruh penduduk desa tengah terlelap, aku kabur secara diam-diam. Rencanaku telah matang, aku akan mendekat ke distrik Trost. Dari yang kudengar, di sana ada markas pasukan pengintai.

Entah dorongan apa yang kurasakan, firasatku mengatakan kalau aku harus ke sana.

Namun, di tengah perjalananku menuju distrik Trost, aku bertemu dengan segerombol titan yang tengah tertidur dengan tenang. Jantungku berhenti berdetak. Aku takut... takut kalau mereka akan bergerak dan menyerangku. Aku takut kalau pria gila itu ada di sekitar sini dan menemukanku.

Dan, ketakutanku benar-benar menjadi nyata. Lima titan mulai bangun dari mimpi indahnya dan bergerak menuju ke arahku. Mereka tidak menyerang. Mereka hanya memerhatikan gerak-gerikku. Tubuhku membeku, aku membatu. Kuda yang kutunggangi berhenti melangkah. Di kegelapan malam (terakhirku), aku membisu. Tak ada kata yang mampu menggambarkan rasa takutku.

Pria gila itu, aku yakin kalau dia ada di sekitar sini, sayangnya aku tak dapat menemukannya. Ia terlalu lihai menyembunyikan dirinya.

Entah wahyu dari siapa atau bisikan dari malaikat maut mana, aku melanjutkan perjalananku. Awalnya kuda bergerak dengan langkah kecil satu-dua. Namun, saat kami berada di sekeliling titan-titan itu, aku mulai melajukan kudaku dengan kencang. Tanganku bergetar, tubuhku menggigil. Keringat dingin terus bercucuran membasahi keningku.

Aku tidak boleh mati di sini!

Tapi, sepertinya nasib baik tidak berjodoh dengan diriku. Pria gila itu, Zeke Jeager, dalam bentuk titannya menangkapku. Salah, bukan aku yang ditangkapnya, namun Mey, kuda milik Marie, kekasih Daniel.

Aku terjungkal ke tanah. Salivaku terasa asin. Mungkin lidahku hampir putus. Seluruh tubuhku kelu dan mati rasa. Aku tahu akhir dari cerita ini.

Menjadi santapan para titan.

Namun, entah keajaiban dari mana, titan yang mengerubungiku tiba-tiba menghilang.

Aku telah kehilangan lengan kiriku dan pinggang sebelah kiriku tergigit. Kemeja putih kebesaran yang Daniel berikan untukku sudah koyak tak berbentuk. Rok merah selutut, hadiah pertama yang kudapat dari Marie, juga robek hingga memperlihatkan celana dalam yang kupakai. Kupikir aku akan segera mati.

.++.

"Oh, dia menggerakkan jarinya. Ahaaa~ bola matanya bergerak! Levi, Levi, lihatlah! Petra, Eren lihat!" Berisik menjadi gambaran utama suasana saat itu. Aku bahkan belum membuka mataku.

"Ngh~!" aku mengerang kesakitan. Rasanya seperti seluruh badanku hancur. Rasa sakit yang luar biasa disana-sini. Aku membuka mata.

Pemandangan yang sama seperti saat aku berada dalam tabung eksperimen ilmuwan gila itu. Aku melihat wajah seorang pria yang telah membawaku mengembara sejauh ini. Tapi kali ini bukan gambaran masa depan yang kulihat. Ini nyata, ia ada di sini, di hadapanku.

 Ini nyata, ia ada di sini, di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeap, bubye~ |•'-'•)و✧

Disappear (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang