Ch 18.4

1.2K 163 13
                                    

°

Kedelapan belas : 4
-Dengan atau Tanpa Diriku-

.

Pria yang usianya baru memasuki kepala empat itu menatap heran ke arah keponakannya yang baru saja memasuki ruangan. Tak biasanya Levi kembali saat matahari masih di atas kepala. "Tumben sekali kau sudah kembali. Apa kau merindukan pamanmu ini?"

Levi yang tadinya berjalan tanpa memerhatikan sekitar kini berhenti melangkah. Ia melihat ke arah Kenny yang kembali sibuk memindahkan baju-baju mereka ke dalam dua buah tas jinjing. Levi mengedarkan pandang ke sekelilingnya, masih dengan Kenny dan kegiatannya, barulah ia menyadari suasana yang nyaris tak pernah terjadi: rumah singgah yang mereka tempati hening.

"Ke mana perginya para manusia bar-bar itu?"

"Menyiapkan kapal. Kita harus pergi dari sini. Tidak ada banyak waktu yang tersisa," Kenny menatap Levi sekilas, lalu ia melanjutkan kembali kegiatannya yang terhenti sepersekian detik.

"Apa ini menyangkut pembicaraanmu dengan Zeke barusan?" tembak Levi to the point.

Kenny memutar tubuhnya ke arah Levi. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dengan kedua matanya yang membelalak lebar, seolah kedua matanya bisa keluar saat itu juga. "Kau ada di sana?"

Tidak menjawab, Levi malah duduk pada salah satu kursi yang berada paling dekat dengannya. Sesak memenuhi rongga dadanya. Tak mungkin kalau ia merasa kecewa ..., mungkinkah?

Kenny menghentikan kegiatannya dan memilih untuk bergabung bersama Levi. Ia perhatikan keponakannya yang telah banyak berubah. Mulai dari fisik sampai emosi.

Levi yang ia kenal kini bukanlah Levi yang penuh aura hitam seperti dua minggu yang lalu. Levi telah berubah. Ia lebih ... hidup.

"Seperti yang kau dengar, Zeke berusaha menggunakanmu sebagai alatnya. Sama seperti yang sudah ia lakukan pada (Name)." Air muka Levi berubah begitu nama itu disebutkan.

Sekali lagi, Kenny membuka pembicaraan, "Kau mau dengar sebuah cerita lama?" Namun, yang ditanya tidak memberikan tanggapan. "Kalau begitu, aku akan mulai bercerita..."

***

Kenny bangkit dari duduknya. Ia meregangkan otot-ototnya setelah berada di posisi yang sama dalam waktu yang lama. Sekali lagi, ia menatap ke arah Levi. "Setelah ini kau tidak akan bertemu dengan (Name) lagi. Kau tidak ingin memberikan salam perpisahan?"

"Tidak."

"Baiklah kalau begitu," Kenny berjalan menuju stand hanger yang berada di balik pintu, mengambil jas hitam lusuh yang menggantung di sana dan mulai mengenakannya, "aku ada urusan sebentar. Kau di sini, lanjutkan pekerjaanku tadi dan jangan pergi dari tempat ini. Jangan menerima siapapun tamu yang datang sampai aku kembali! Kita akan bergegas begitu matahari mulai terbenam, kau mengerti?"

Terakhir, pria paruh baya itu mengenakan topi fedora hitam sambil berlalu meninggalkan ruangan. Namun, sebelum pintu benar-benar tertutup, Kenny mengatakan sesuatu, "Jika sampai matahari terbenam aku belum kembali, tetap jalankan rencana itu. Berjalanlah terus ke arah selatan, sampai kau menemukan pantai di sana. Memang jauh, tapi Adene sudah ada di sana dengan sekocinya. Kita akan pulang, dengan atau tanpa diriku."

~♡♡♡~

Halo, hai, halo~

Hngg... jangan lupa jaga kesahatan, ya?
Terima kasih sudah mampir

Oh ya, nama Adene terinspirasi dari salah satu kakak perempuan Psyche. Yeah, masih dari mitologi yunani. Yang pasti, Adene di cerita saya bukan cewek loh

 Yang pasti, Adene di cerita saya bukan cewek loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disappear (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang