I don't own chara. I don't own you. Chara & original story belong to Hajime Isayama.
~~~
107 tahun berlalu sejak titan menduduki sebagian daratan. Namun, diantara mereka ada beberapa jenis titan yang spesial, seperti titan yang menghancurkan Dind...
Udara sejuk pagi hari menyapa sekujur tubuhku yang masih berbalutkan selimut. Mataku masih terpejam, seolah ada pemberat yang menahannya untuk bergerak membuka kelopak mataku.
Hiruk pikuk suasana khas kamp pelatihan militer sudah menjadi alarm alami bagi diriku untuk segera bergegas memulai aktivitas pagi hariku. Kamp pelatihan militer ini akan menjadi tempat tinggalku selama seminggu. Maka dari itu, aku harus bisa menyesuaikan diri. Suka maupun tidak suka.
Dan ini adalah hari ketiga aku berada di sini.
Semakin aku larut ke dalam rasa nyaman yang menggelayutiku, semakin enggan aku membuka mataku.
Aku memutar tubuhku menyamping. Lalu, dengan gerakan malas kutarik selimut apak itu sampai ke ujung kepalaku. Kali ini tubuhku terasa lebih hangat... dan semakin nyaman.
Enaknya....
Kehidupan di luar laboratorium... meski banyak ancaman, aku masih bisa menggerakkan kakiku walaupun hanya satu milimeter.
Dan, meski ekspektasi tak seindah kenyataan yang ada...
Srek! Byur
Dinginnya air sumur membawaku kembali kepada realita yang ada. Aku dipaksa untuk sadar sepenuhnya oleh Instruktur Keith Shadis yang dengan sadis ia melakukannya dengan cara yang tidak menyenangkan. Pantas saja nama belakangnya Shadis. Cocok sekali dengan dirinya.
Ha ha.
"Kau pikir gelandangan sepertimu punya waktu untuk beristirahat?!" ia makin meninggikan suaranya.
Seolah ada petir yang menyambar, dadaku terasa nyeri. Suara Instruktur yang lantang bergaung di telingaku 10 kali lipat, tidak, mungkin 3000 kali lipat. Rasanya seperti kepalaku bisa pecah saat ini juga. Tangan kananku meraih kain kaos buluk di bagian dada sebelah kiri. Rasanya nyeri sampai aku tak mampu menarik napas. Mataku terasa panas, seolah mereka sedang berdesakan untuk keluar dari tempatnya.
Aku ambruk dan tak sadarkan diri.
•.°.•.°.•.°.•
Crack! Crack! Crack!
Aku membuka kedua mataku. Hal pertama yang kulihat adalah cahaya remang-remang yang berasal dari lilin. Dan hal pertama yang kurasakan setelah membuka mataku adalah tenggorokanku yang perlu diberi pelumas.
Aku bangkit dari tidurku, lalu menoleh ke arah meja kecil yang berada di samping tempat tidurku. Biasanya aku menyiapkan segelas air minum di sana. Mengejutkan, aku hanya bisa menggerakkan sedikit leherku. Dan untuk selebihnya, aku tak dapat melakukan apapun. Tanganku tergerak untuk menyentuh area leherku.
Sesuatu telah terjadi.
Dengan jumlah yang tak banyak, sesuatu yang memiliki struktur licin tersebut menempel di leherku. Aku tercekat.
Positif, aku terinfeksi virus yang ditanam pria sinting itu sepuluh tahun yang lalu, mungkin. Aku masih tak yakin, namun intuisiku berkata brgitu.
Bahuku bergetar. Napasku memburu. Dan tanpa kusadari, air mataku sudah luruh membasahi wajahku. Mirip seperti keadaan langit di luar sana.
***
Ahem!
Mina~ Genki datta? *apa kabar kalian semua?* Sebel deh, dari semalam nggak bisa upload chapter ini. Jangan lupa ngerjain tugas, ya? _(:3 」∠)_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.