Author Pov
Hari berganti hari. Semua keadaan masih sama. Yang murid tetap bersekolah. Yang guru tetap mengajar. Yang dokter tetap memeriksa pasien. Yang bersedih tetap bersedih.
Seseorang masih terbaring lemah disuatu tempat. Masih dengan keadaan yang sama. Sama sekali tidak bergeming. Tidak bergerak. Semua sama.
Menimbulkan kesedihan yang agak mendalam. Menimbulkan kerinduan yang tidak terbendung. Setiap hari diisi dengan canda tawa darinya. Setiap hari diisi dengan kegilaan, kegokilan, dan keisengannya.
Kini tidak ada lagi. Maksudnya, untuk sementara.
Kinal Pov
Ah, terik mata hari seperti menusuk mataku. Gadis itu membuka tirai jendela kamarku. Argh, padahal aku masih ingin tidur.
"Bangun!" serunya.
Ah, aku benar-benar kelelahan karena semalam!
Mengayuh sepeda dengan total 8km! Benar-benar melelahkan.
Dan kemarin, aku tidak jadi memanggil namanya. Aku tau, gadis itu pasti merasa sedih. Mungkin juga kecewa padaku. Sudah 3 bulan kami berteman baik seperti ini, tetapi aku tidak pernah sekalipun memanggil namanya.
Maaf gadis mimpiku, aku bukannya tidak ingin memanggil namamu. Atau menganggap namamu jelek. Tetapi aku hanya tidak sanggup.
Entah kenapa aku merasa aku belum pantas memanggil namamu yang indah itu. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan aku pernah mengejek nama Beby sebelumnya.
Tetapi nama gadis itu? Aku bahkan tidak sanggup menyebutnya.
Kalau kalian tidak percaya cinta pada pandangan pertama. Maka percayalah. Itulah yang kurasakan sekarang padanya. Dari ketika ia menumpahkan sprite di seragamku. Saat aku menatap kedua bola matanya itu, aku mulai tersesat. Bukan berarti aku ingin mencongkel kedua bola mata gadis itu lalu aku abadikan di rumah. Bukan seperti itu ya, aku bukan psikopat!
Aku hanya ingin terus menatap bola matanya yang meneduhkan itu. Aku hanya tidak ingin kehilangan pandangan gadis itu.
Seperti sekarang, aku menatapnya. Sampai dia keheranan sendiri.
"Aku secantik itu ya? Sampe kak Kinal liatinnya gitu banget!" serunya.
"Hmm. Kamu cantik banget." jawabku.
Gadis itu hanya mendegus sebal. Mungkin sudah lelah karena aku terus menggombalinya. Padahal akukan tidak gombal.
Kemudian gadis itu mendekatiku. Dia menaiki ranjangku dan mendekat. Terus mendekat.
"Kamu masih ada hutang dare sama aku." ujarnya.
( Bagi yang lupa, baca kembali part Six )
"Dare? Astaga. Itu udah lama banget! Okay okay, aku gak bakalan curang. Kamu mau aku ngapain?"
"Apapun kan?"
Aku mengangguk.
"Yakin?"
Aku mengangguk. Sepertinya ada yang tidak beres. Dia tidak akan memintaku untuk makan pakai kaki kan? Atau jalan dengan kedua tanganku? Atau menonton film horror sendirian? Hei, jangan jahat-jahat ya.
"Gak boleh nolak ya!"
"Iye!"
Dia tersenyum penuh arti, "Cium aku. Dengan penuh gairah."
Deg!!!!
Kedua mataku sukses melotot tajam dengan sempurna.
Siapapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Dreams
Fiksi PenggemarMencintai itu hal yang sangat menyenangkan! Akan lebih menyenangkan lagi jika orang yang kau cintai juga mencintaimu! Cover photo from: Instagram Jcvrnd19.