Kinal Pov
Seminggu berlalu sejak aku jadian dengannya. Aku merasa agak bosan?
Gak deng! Bercanda!
Kalau aku bosan dengannya, aku harus siap-siap dihajar massal sama kalian nanti.
Saat ini aku sedang berada di lapangan basket. Yah, ekskul. Dan Ve sedang duduk dibawah pohon sambil membaca novel dan sesekali menengok ke arahku.
"Semangat!" gerakan bibirnya mengucap kalimat itu sambil mengangkat tangannya. Imut sekali!
Aku balas tersenyum.
Games pun berlangsung, artinya latihan akan segera selesai. Aku dan Coach Vincent bersekongkol untuk menyatukan Beby dan Shania kedalam satu tim denganku.
"Beb sama Nju jaga bawah ya. Biar gue jaga atas. Anin sama Omi di tengah, okay?"
"Siap, Captain!"
Aku, Anin, dan Naomi pun ber high five. Meninggalkan Beby dan Shania yang sudah mengangkat tangannya. Aku memegang tangan Beby dan membantunya menyentuh tangan Shania. Muka mereka langsung merah.
"Uwahahaha! Good job, Nal!" seru Naomi.
"Yoi dong."
Kali ini games benar-benar dimulai. Timku sengaja kubuat berantakan agar ada komunikasi antara Beby dan Shania. Dan itu berhasil. Aku bermain dengan linglung. Begitu pula dengan Anin dan Naomi sehingga Shania memilih untuk mengoper bola pada Beby.
"By! Eh, Beby! Tangkep!" seru Shania.
"Mana mana bentar! Dribble dulu!" seru Beby.
Setelah selesai, dengan skor 18-32, timku kalah. Tidak apa kalah, yang penting sedikit ada kemajuan dengan mereka berdua.
"Lo tadi udah buang isi airnya Beby, kan Cent?" bisikku.
"Udah. Tenang aja bro." jawab Coach Vincent.
"Yak! Tim yang menang sekarang pulang. Yang kalah sit up dulu 50 kali." ujar Coach Vincent.
Huh, ini demi lo Beb! Kalo gak gue udah pulang sama chickin village gue.
"Woi... Bagi minum dong...." ujar Beby dengan memelas. Sangat terlihat diwajahnya dia benar-benar haus dan kelelahan.
"Jangan kasih jangan kasih." sahutku.
"Tau lo. Bukannya bawa minum. Kita orang kan haus banget." ujar Naomi.
"Gue balik deh." ujar Anin.
"Ikut ikut." sahut Naomi.
"Weh Nin, itu minum lo masih ada!! Bagiiii!" seru Beby.
"Gak. Buat nanti di rumah." jawab Anin.
"Si anjir. Pelit!" seru Beby.
Aku mengedipkan mataku pada Anin dan Naomi. Karena rencana kami berhasil. Setelah itu mereka berdua pulang bersama.
Tak lama kemudian, Shania menyodorkan botol minumnya pada Beby. Yessss berhasil!
"Eh?" tanya Beby terkejut.
"Buat ka.. Lo."
"Gak usah, gue beli aja di depan."
Hah ?!?!?!?!
Beby, lo bener-bener saiko apa gimana?!?!
Aku hanya melongo kaget. Sedangkan Beby sudah pergi entah kemana sejak menepuk pundakku. Pamit gitu.
Kulihat wajah Shania sangat murung. Sudah jelas dia merasa sedih sepertinya.
"Lo tau? Beby sayang banget sama lo, Nju."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Dreams
أدب الهواةMencintai itu hal yang sangat menyenangkan! Akan lebih menyenangkan lagi jika orang yang kau cintai juga mencintaimu! Cover photo from: Instagram Jcvrnd19.