[ Sixteen ]

1.7K 211 13
                                    

Author Pov

Hujan sangat lebat. Hari sudah sore menjelang malam. Shania masih menunggu supirnya untuk menjemput karena dia habis ekskul basket tadi.

Semua sudah pulang, hanya tersisa dirinya dan Beby. Sebenarnya Beby bisa saja pulang, tapi dia berlagak menyibukkan dirinya sambil memompa bola basket.

"Gue harus apa ya.. Duh canggung banget sih." batin Beby.

"Gue kangen sama lo.. Kangen meluk lo. Kangen bercanda.. Kangen ngegombal sama lo." batin Shania.

Akhirnya semua pekerjaan sudah selesai. Tidak ada alasan lagi bagi Beby untuk tetap di sekolah.

"Lo masih lama pulangnya?" tanya Beby.

Shania hanya diam.

"Um.. Lo gak mau balik bareng gue? Sekolah udah gak ada orang kalo gue balik." tanya Beby lagi.

"Supir gue jemput." jawab Shania, singkat.

"Gue tungguin deh." ujar Beby.

"Ga perlu." jawab Shania.

Beby hanya tersenyum pahit. Shania-nya benar-benar berubah.

"Gue... udah gak bisa deket sama lo ya? Bahkan jadi temen sekalipun?" tanya Beby lemah.

"Bisa By.. Tapi.. Aku.. Takut." batin Shania.

"Jadi mantan pacar dan temen gue, segitu memalukannya ya bagi lo?" tanya Beby, lirih.

"Ga gitu By..." batin Shania lagi.

"Maaf ya. Kalo gue udah bikin lo malu." ujar Beby sambil menunduk, menahan air matanya agar tidak keluar.

"Maaf aku emang pengecut." batin Shania.

"Ya udah maaf ya gue udah ganggu hidup lo. Gue janji kok setelah ini gak bakalan ganggu lo lagi. Gue balik duluan ya. Lo hati-hati ya, Nju." ujar Beby, dengan kuat tenaga ia menampilkan senyuman diwajahnya.

"By..." batin Shania.

***

Kinal Pov

Masalah Ayana sudah beres. Sekarang ada lagi masalah baru. Dan itu lebih rumit...

Aku sudah berulang kali menelfon Ve, tapi tidak pernah diangkat.. Terakhir kali aku telfon, nomornya sudah tidak aktif lagi. Huft!

Dan sekarang aku sudah berada di depan kost-annya, aku pun memencet bel.

"Siapa ya?" tanya seseorang, sepertinya masih anak SMP.

"Kamu Kyla ya? Ve-nya ada?" tanyaku.

"Iya aku Kyla. Umm, kak Ve barusan pulang sih.. Tapi abis pulang langsung tidur dia." jawabnya.

"Aku masuk ya." ujarku lalu menyelonong masuk.

Dan benar.. Ve sedang tidur di kamarnya. Entah beneran atau boongan...

"Bentar ya. Kak Ve lagi ngambek sama aku. Jadi aku mau baikin dia dulu. Kamu jangan ganggu ya adik kecil." ujarku.

"Enak aja! Aku udah gede tau!" serunya.

"Sttt. Nanti kak Ve bangun kalo kamu teriak gitu bodoh." ujarku.

"Ih! Nyebelin banget! Dah sono! Aku mau nonton TV." gerutunya.

Lucu banget sih, bener-bener mirip sama Veranda. Demen ngambek.

"Heeii." ujarku lembut lalu duduk di pinggiran ranjangnya.

Ve masih diam. Padahal udah keliatan dia pura-pura tidur.

"Jangan ngambek dong. Tadi ciuman aku sama Ayana cuman.. Bukan apa-apa." ujarku lagi.

Beautiful DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang