Kinal Pov
Aku segera pergi ke kosan Ve. Dia pasti marah besar deh. Telfon dan pesanku, tidak ada yang dibalas.
Aku mengetuk-ngetuk pintu kosannya, tidak ada jawaban sama sekali. Akupun pulang ke rumahku.
Keesokan harinya, aku datang terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan. Tadinya aku ingin pergi ke kosan Ve dulu. Tapi, pasti dia sudah berangkat lebih dulu.
Sesampainya aku di sekolah, aku tidak bisa mampir ke kelas Ve. Karena bel masuk sudah berbunyi.
"Telat lo." bisik Annabel.
"Iya nih. Gara-gara lo tadi malem nih!" bisikku juga.
"Yeh, kalo tau telfon gue gaada suara lagi mah matiin aja!" bisiknya lagi.
"Bodo!"
Ya, soalnya kemarin aku telfonan sama Annabel sampai larut malam.
Bel istirahat pun berbunyi. Aku langsung pergi ke kelasnya Ve.
"Hai." sapaku. Tapi dia diam saja.
"Ve.. Kok gak bales LINE aku sih?" tanyaku.
"Emang ada?" tanyanya ketus.
"Aku banyak ngirim chat. Tapi dibaca doang, dikira koran kali." jawabku.
"Oh."
Lah???
"Kok kamu gitu dah?" tanyaku dengan nada agak kesal.
"Kamu!" sahutnya.
"Tau ah terserah." jawabku.
"Tuhkan, kamu aja udah terserah sama aku." ujar Ve.
"Jadinya kamu tuh maunya kita gimana?" tanyaku lagi.
"Gak tau!" serunya, lalu dia pergi.
Aku baru sadar, sedari tadi Shani melihatku bertengkar dengan Ve.
"Sabar ya kak, dia masih kesal mungkin." ujar Shani.
"Aku tau." jawabku pasrah.
"Lagian, kakak juga. Udah tau dia orangnya kayak gitu, malah digituin." kata Shani.
"Huftt.. Entahlah, aku ngerasa capek." jawabku jujur.
Shani kemudian mengelus pundakku.
"Jangan gitu kak. Capek itu waktunya sementara. Tapi, cinta di hati kakak itu waktunya selamanya. Jangan karena capek nutupin cinta kakak, kakak malah jadi kehilangan dia selamanya."
"I know. Makasih, Shan. Maaf ya, aku udah ngecewain Ve. Dan kamu juga, sahabatnya."
"Gapapa kali, kak. Setiap hubungan pasti ada manis pahitnya, dan sekarang giliran pahitnya. Dan, kalian harus berusaha untuk kembali manis lagi."
"Dikira kopi kali. Manis pahit."
"Yeeh, anggep aja begitu."
"Dah lah, aku mau ke kantin, nyusul pacar kakak yang lagi ngambek."
"Ya udah, pastiin dia makan yang banyak ya. Nanti dia sakit."
Shani mengangguk dan pergi. Aku juga, kembali ke kelas. Tapi, disana ada Annabel. Jadi aku menghentikan langkahku dan pergi ke lain tempat.
"Woi!" seruku.
"Yah, nyamuk dateng." jawab Beby dan Shania tertawa.
"Beh, sialan lo." jawabku.
"Lo berantem ya sama Ve?" tanya Shania.
"Hmm."
"Lo sih, nempel abis sama Annabel. Udah kayak perangko.." ujar Beby.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Dreams
FanfictionMencintai itu hal yang sangat menyenangkan! Akan lebih menyenangkan lagi jika orang yang kau cintai juga mencintaimu! Cover photo from: Instagram Jcvrnd19.