Bad

1.7K 215 57
                                    

Note; terselip sedikit kemurkaan dean disaat merangkai chapter ini. Pendek? Nggak kok, short aja.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Siang itu, Seongwu barusaja selesai konsultasi dengan dosen pembimbing yang begitu sulit dia ajak membuat janji temu. Sedikitnya dia tertekan, karena ternyata ada beberapa bagian dari bakal skripsinya yang musti di revisi.

Jadi, dia memilih untuk duduk di meja paling tengah di cafetaria fakultas hukum, sembari menopang dagu dengan satu tangan. Sementara tangan yang lain dia gunakan memegang lembaran kertas bercoret abstrak, bekas tinta pulpen dosennya yang ditekan-tekan pada bagian rumpang.

Seongwu mendesis. Kepalanya berdenyut.

Saat itulah, Chanyeol datang.

Pria jangkung itu duduk tepat berhadapan dengan Seongwu yang hanya menoleh sekilas. Awalnya Seongwu malas meladeni kakak tirinya itu. Kalau saja Chanyeol tidak bertanya.

"Kau putus dengan Daniel?"

What?

"What?" Seongwu menaikkan alis, menatap Chanyeol yang nampak ragu-ragu. Jemari pria itu mengetuk permukaan meja kantin sembari melirik tidak fokus.

"Aku melihat Daniel dengan- oh, shit" Chanyeol nyaris menggebuk meja, Seongwu tersentak ketika pria itu mengumpat. Lantas membalik badannya kebelakang tempat dimana Chanyeol mengalamatkan umpatan barusan, menatap tepat pada pintu masuk cafetaria.

Seongwu tercenung.

Pacarnya. Kang Daniel. Memasuki area cafetaria. Dengan seorang pemuda mungil bergelayut di lengan kekarnya. Harusnya tidak masalah, Daniel memang populer, dan Seongwu sudah biasa, jika saja Daniel tidak menunduk untuk mengecup bibir pemuda mungil itu.

Tepat didepan puluhan pasang mata yang berada disana.

Seketika riuh menjelma, objek atensi Seongwu hanya tertawa pelan ketika pemuda mungil yang dia rangkul memekik manja, lantas memukul main-main bahunya. Nampak tidak masalah ketika massa mulai menyorakinya yang berjalan menuju salah satu stand disana.

Seongwu mendengus, membalik badannya dan kembali fokus pada lembar ditangan. Menghiraukan Chanyeol yang menatapnya dengan mata lebar. Merasa pria itu tidak akan pergi dalam jangka waktu dekat, Seongwu mengalah. Dia letakkan sebentar kertas dalam genggaman. Lantas menatap kakaknya yang masih berekspresi horror.

"Im okay. Bisa kau pergi?"

Kejadian di cafetaria siang itu menyebar luas bak wabah penyakit. Seongwu menulikan diri dari berbagai macam pertanyaan yang ditujukan untuknya setiap kali dia mendatangi kelasnya.

"Kau putus dengan Daniel?"

"Bung, dua tahun itu tidak sebentar"

Selection ; OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang