Querò [Mature] part I

1.8K 179 67
                                    

Daniel menyibak rambut pirangnya. Menyilangkan kakinya, duduk bak pangeran dari kerajaan tertinggi di dunia. Sembari melempar senyum serta lirikan maut pada setiap manusia yang berlalu lalang di lobi gedung kantor tempatnya berada.

Hari ini, tepat dua hari setelah usianya menginjak angka dua puluh satu, pemuda itu merasa sudah cukup pantas untuk menjajal pekerjaan selain menjual tubuh. Jadi dia meminta surat rekomendasi pada pemilik tempatnya bekerja dulu, yang dia gunakan sebagai pelengkap surat lamaran yang dia kirim sendiri di perusahaan ini.

Bibi tua pemilik club tempatnya bekerja memiliki koneksi khusus di perusahaan yang bergerak di bidang Makanan Instan ini, dan berniat menempatkan Daniel di kantornya alih-alih pabriknya. Jadilah Daniel membawa berkas-berkas lamarannya ke kantor ini untuk melakukan Interview langsung dengan pemilik perusahaan karena posisi yang dia incar lumayan tinggi.

Manager Pemasaran.

Beruntungnya bibi pemilik club itu pandai bernegosiasi. Daniel lolos seleksi tahap pertama yakni tahapan melihat nilai kelulusan yang menjadi syarat utama. Entah dengan cara apa wanita itu memalsukan nilainya hingga dia bisa masuk ketahap selanjutnya yakni tahap interview.

"Kang Daniel-ssi" panggilan dari suara feminim membuatnya mendongak, sementara menghentikan acaranya tebar pesona. Menaikkan alis pada seorang wanita berpakaian formal yang membungkuk didepannya.

"Ya?"

Wanita itu tersenyum, rona merah mewarnai pipinya. Daniel melirik kebawah, tepat dimana sepasang gundukan ditubuh wanita itu membusung menggoda.

"Giliran anda masuk"

Rambut panjang di sisian wajah diselipkan ditelinga, sembari malu-malu menatap pemuda tampan didepannya. Sementara Daniel mengangguk, memasang senyum palsu yang kentara. Kalau dulu dia akan cepat bernafsu melihat gaya wanita itu. Maka sekarang, dia sama sekali tidak tergoda.

"Okay"

Pemuda itu bangkit kemudian, merapihkan kemeja hitam bergaris horizontal putih yang dia kenakan, kemudian meniru gaya wanita tadi, menyelipkan poni pirangnya yang sedikit panjang, kesisian telinga. Sembari menyeringai pelan, Daniel mengedipkan mata pada sosok pria paruh baya yang lewat dibalik tubuh si wanita. Kemudian kembali menatap manusia didepannya yang nampak menaikkan alis.

"Show me the room, bitch"

Biar wanita itu paham.

Daniel tidak tertarik padanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

He got me feelin like- oh

He got me feelin like- oh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selection ; OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang