work for month. i aint got nothing.

725 91 25
                                    

BRAK

Hantaman dasar piring dengan meja stainlis itu membuat suara nyaring yang memekakkan telinga. Mendadak atmosfer menjadi sedikit berat. Desing peralatan masak (yang tadinya beradu dengan ganas) pun memelan secara spontan.

"Siapa yang mengambil alih Spagheti con Ostrica piccante untuk meja nomor 32?" sosok dibalik counter tunggal bersuara dengan sedikit tekanan pada tiap kata. Matanya nyalang memandang setiap koki yang menunduk enggan menatap wajah marahnya.

"S-saya chef!" Daniel mundur dari posisinya, mengangkat tangan ragu-ragu.

"Kemari" gesture tangan yang dia terima membuat Daniel meneguk ludah. Tetap melangkah mendekati sosok yang dia panggil 'chef' meskipun dengan meremat lap ditangan. Rautnya ketakutan.

Berhenti melangkah di sisi counter yang lain, Daniel mendongak dari sepiring spageti yang tergeletak pasrah (dengan plating yang sudah berantakan) untuk menatap sang Chef yang mendelik kepadanya.

"Tidak bisa buat aglio yang biasanya? Kamu terlalu banyak menggunakan bawang!" suara nyaring itu membuat Daniel menyeringit, takut. Pemuda tampan itu beringsut mundur selangkah, lalu menunduk.

"M-maaf Chef, saya akan segera mengganti-"

"Nein, jangan buat dan merusak apapun lagi"

STAPH

Duh, yang barusan sedikit melukai perasaan Daniel (yang selembut permen kapas) membuat pemuda itu semakin menunduk.

"Daehwi-ya!" Dia mendengar Chef-nya berteriak memanggil koki main course yang lain.

"Ya Chef!"

"Buatkan ulang pesanan meja 32, tambahkan kerangnya sebagai bonus -"

"Baik Chef!" yang segera disanggupi oleh partner kerja Daniel- Lee Daehwi.

"-dan kau"

Daniel merasa ubun-ubunnya ditekan oleh telunjuk seseorang (siapa lagi kalau bukan Chef yang suka marah-marah?) dengan pelan, namun keras.

"Kerjakan Salssicia di filleto carbonara untuk meja 40, jangan terlalu banyak krim- angkat kepalamu"

Daniel mendongak perlahan, menurut.

"-dan jangan terus memandangiku sambil tersenyum, focus!"

CTAK

"AW!" satu jitakan keras di dahi seksinya membuahkan jerit penuh kepedihan. Daniel sukses mendapat tatapan prihatin dari semua koki di dapur (dan seorang pramusaji yang baru akan mengembalikan piring kotor) itu.

.

.

.

.

.

.

.

» Halo, pinkish bear? «

.

.

.

.

.

.

"Huhu, aku tidak mau pulang, dahiku sakit, aku pusing"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selection ; OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang