Wondering Why

1K 147 88
                                    

Breaking News!

Seorang pria jatuh dari atap gedung Helleva Gold Statue Apartement dan meninggal di tempat. Polisi mengamankan TKP dan satu orang saksi mata.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Daniel mengerjab, mengecap belah bibir keringnya. Pemuda itu celingukan, lalu bersemu merah ketika menyadari dirinya berdiri ditengah keramaian menatap mega-lcd milik sebuah gedung yang tengah menayangkan kilas berita. Memang tidak seorangpun menabraknya, tetap saja tidak baik berdiri diam terlalu lama ditengah keramaian.

Dengan tergesa, pemuda itu berjalan menjauh. Meniti trotoar yang panjang menuju gedung apartemennya sendiri sembari memasang raut penuh kernyitan. Apartemen yang disebutkan dalam berita tadi, tidak lain adalah apartemen yang dia tinggali dengan Ong Seongwu, kekasihnya.

Tapi, siapa?

Siapa orang bodoh yang jatuh dari gedung apartemen setinggi 44 lantai?

Idiot.

Mengarungi alam khayalnya, Daniel kembali tersadar begitu kakinya memijak pintu masuk apartemen. Sedikit tergesa, dia berjalan meliuk menghindari orang-orang yang sibuk dengan dunia masing-masing. Sembari memeluk erat kantong hitam di dada, berharap tidak seorang pun menyadari bau amis menyengat yang menguar dari sana.

Deru yang sempat membara berubah normal ketika lift yang membawanya naik ke lantai 13 berhenti, dengan sedikit keras dia mendorong seorang pria berjas hitam yang menghalangi jalannya. Bersyukur karena pria itu hanya melotot kaget dan tidak menegurnya yang langsung berlari kearah kamar paling ujung.

413

Nomor kesukaan Seongwu yang berkaitan dengan kesialan. Ckck. Daniel menganggap Seongwu lebih gila darinya ketika pria itu berujar tentang hal-hal aneh tentang demonology atau demonolatry, atau sedikitnya, hal-hal mistik urban legend begitulah. Padahal apabila melihat apa yang mereka lakukan sehari-hari, semua orang akan setuju bahwa mereka berdua sama gilanya.

KLIK

Pintu terbuka dengan mudah begitu Daniel membuka kuncinya dengan serep yang selalu dia bawa. Oh, Seongwu belum pulang ternyata. Dengan senandung pelan, masuklah dia kedalam sana lantas menutup kembali pintu apartemennya tanpa ingin repot membenarkan gembok yang menggantung disana.

Toh Seongwu akan segera pulang.

Sepatunya dilepas, meringis saat melihat rembesan merah membasahi jaket merah muda yang dia pakai tepat di bagian dada. Dia yakin harus bekerja keras mencucinya nanti. Tidak ingin semakin bernoda, pemuda itu melenggang menuju dapur dan segera menjatuhkan bungkusan yang tadinya dia bekap kedalam wastafel besar tempat mencuci piring.

Selection ; OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang