"Jatuh Cinta pada sahabat sendiri itu memang sedikit menyenangkan, tapi sayang. Cintaku bertepuk sebelah tangan sebelum aku bisa mengatakannya. " -Yura Zhang
"Apa aku terlambat menyadarinya? aku menyadari perasaanku setelah kau pergi dan menghila...
Udara malam hari disini sangat sejuk, tidak seperti ketika di siang hari sangat panas, belum lagi jalanan yang selalu macet.
Aku dan bang lay sedang berada di cafe milik bang sam, selain mempunyai perusahaan di bidang properti dan semacamnya, dia juga pengusaha di bidang makanan. Restaurant atau cafe nya banyak di daerah kota-kota besar di indonesia dan selalu ramai. Contoh nya disini di daerah Jakarta pusat, cafe ini selalu penuh dan ramai.
"Kamu mau makan apa ra? " bang lay menginterupsiku yang sedang sibuk melamun. "Aku seperti biasa saja bang, ah iya minumnya Yang biasa tapi rasa strawberry ya? " dia membalas dengan mengangguk dan berdiri untuk memesan langsung, iya di cafe ini memang memesan langsung jadi tidak ada waitress yang menghampiri, kecuali untuk mengantar makanannya.
Aku belum memberitahu kan, kita kesini sedang apa? Dan untuk apa?
Sebenarnya ini kumpulan para pria-pria tampan nan mapan, tapi bang lay mengajakku karena mungkin dia sedikit lama untuk berkumpul dan dia khawatir meninggalkanku dirumah, meskipun ada beberapa asisten rumah tangga.
"Yura? Tumben sekali kamu ikut bang lay? " aku menoleh ke asal sumber suara yang sempat mengagetkanku. Mereka lagi, apa mereka ini anak kembar? Kemanapun aku bertemu mereka pasti berdua. Apa jangan-jangan? Ah singkirkan pikiran kotor mu, Yura Zhang.
"Kalian lagi? Aku diajak bang lay. " aku hanya balas sekenanya. Bukannya aku tidak suka pada mereka, tapi hanya malas sama ocehan gak bermutu yang mereka layangkan. Tapi jika sedang serius aku menyukai mereka, terlihat berwibawa dan juga, emm Tampan.
"Tidak apa-apa, kami juga senang kok, " entah sejak kapan makhluk tampan ini duduk di sebelahku seraya bergelayut manja di lenganku, hhh sudah terbiasa.
Sedangkan johny duduk di sebelah steve. Iya mereka berdua steven dan johny.
"Ah, kalian sudah sampai? " bang lay yang baru tiba setelah mengantri cukup panjang untuk memesan makanan kami. Dan mereka hanya mengangguk.
"Kau tidak memesankan untuk kami bang? " si anak ayam di sebelah ku sedang merajuk karena dia baru saja sadar tidak di pesankan, tidak berbeda dengan pria disebelah nya yng cemberut. Bang lay? Dia acuh saja dan kembali duduk. Aku hanya menggelengkan kepala.
Setelah acara merajuk akhirnya yang memesan makanan mereka johny, dan steve? Masih betah bergelayut manja dan menyenderkan kepalanya diatas bahuku, sungguh ini bahuku sangat kram, apa dia tidak sadar badan dia kan lebih besar dariku.
"Woaahh sudah ada yang menunggu ternyata.. " akhirnya orang yang mempunyai cafe ini datang juga. "Iya bang sepertinya kita membuat mereka menunggu lama. Kekeke" tertawa saja, pria-pria tampan itu.
Mereka duduk, tidak hanya pria berwajah sedikit kotak yang duduk dan bang sam selaku yang mempunyai cafe ini berjalan kearah kasir untuk memesan makanan mungkin.
"Apa charlie belum sampai? " tanya pria yang bersama sam tadi. Aku belum mengenalkannya pada kalian bukan?
Pria yang berwajah seperti malaikat tadi dan yang mempunyai cafe ini bernama Samuel Kim, dan pria yang datang bersama nya bernama Darren Kim, dia sekertaris nya Samuel, mereka juga berdarah campuran cuman bedanya mereka lahir di Indonesia, tapi sekarang orang tuanya tinggal di korea Selatan.
Sudah ah, aku cape menjelaskan terus.
"Dia memberitahuku bahwa dia tidak bisa datang, karena orang tuanya sedang disini dan ada pertemuan keluarga. " apa? Kenapa aku harus kesal? Tidak-tidak. Ucapan bang sam tadi sedikit mengganjal di pikiranku.
Ah sudahlah.
Malam ini dihabiskan dengan canda dan tawa, aku suka jika seperti ini, meskipun aku memperlihatkan ketidak sukaan ku pada dua makhluk tampan disebelah ku ini, tapi mereka tidak menganggap serius karena mereka tahu ini hanya sekedar candaan semata. Buktinya sekarang kita sedang saling melempar lelucon.
* * *
Ini hari minggu, waktunya bermalas-malasan di rumah.
Tapi tidak denganku, aku sedang berolahraga di taman belakang rumahku, dan bang lay sedang di ruangan gym yang dibuat khusus dirumah, supaya tidak bolak-balik sih katanya kalo ngegym diluar.
Akhirnya selesai olahraga untuk hari ini. Aku sudah mandi dan sedang duduk di ruang keluarga menonton drama kesukaan ku, jangan salah aku sangat suka dengan drama korea.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedang asik dengan drama yang ku tonton, bang lay menghampiri dengan pakaian yang menurutku sudah rapi apalagi dia pakai sepatu kets nya.
"Mau kemana bang? " dia mendongak dan berjalan kearah ku mengusap pelan rambutku.
"Abang mau ke rumah charlie, katanya ada acara, tapi maaf abang tidak bisa mengajakmu, karena ini khusus laki-laki. " aku hanya mengangguk, aku mengerti mereka Juga membutuh kan waktu untuk berbicara sesama pria.
"Yasudah abang pergi y? Kamu hati-hati dirumah " sebelum pergi bang lay mengecup Puncak kepalaku dan setelah aku menganggukkan kepala dia beranjak pergi.
Aku jadi merindukan sahabatku yang berada di negeri ginseng sana yang sedang berkarir.
Ah tapi jangan lupakan sahabatku juga masih ada dinegeri ini.
Akan kuhubungi dia.
Di dering ketiga dia menjawabnya.
Via telepon.
"Hal.... "
"Yak, sana lee!! Apakah kain-kain dan kertas itu lebih berharga daripada sahabat cantik mu ini"
Dia terkekeh pelan.
"Bahkan aku belum meneruskan sapaan ku, nona zhang. "
Aku hanya mendengus pelan. Jangan heran kami memang seperti ini. Karena kami jarang bertemu karena kesibukan kami masing-masing. Dia pengusaha dan desainer yang handal jadi waktu dia sedikit untuk sekedar istrahat saja.
"Tsk, apa kau sibuk nona lee? "
"Ah, sepertinya aku hanya berbaring saja di tempat tidur. Karena pekerjaanku tidak menumpuk bulan ini. "
Kebetulan sekali.
"Kalo begitu mari kita bersantai, seperti semasa kuliah dulu. Kita pergi berbelanja atau bermain. Bagaimana? "
"Yasudah, aku siap-siap dulu nanti aku jemput. Pasti kau sedang di tinggal oleh abang kesayanganmu kan, maka dari itu kau mengganggu waktu istirahatku. "
Tsk. Dia selalu tahu saja.
"Kau sudah seperti cenayang saja selalu tahu apa yang sedang menimpaku, haha"
"Tentu saja. Sudah aku tutup telpon nya. "
"Siap Ms. Lee"
Setelah sambungan telepon terputus, aku bergegas ke kamar untuk berganti pakaian.
Karena sudah di pastikan jika tidak buru-buru pasti dia akan mengamuk, ya meskipun mengamuk tapi wajah nya tidak menyeramkan, bahkan sangat lucu. Haha.