Two

110 11 0
                                    

Kita sudah berada di depan gedung tinggi yang menjulang bak pencakar langit.
Iya, ini gedung perusahaan milik bang lay, aku disini bekerja sebagai sekertaris nya.

Sejak kapan? Sepertinya baru 3 tahun setelah aku lulus menjadi sarjana di umur 22 tahun dan sekarang umurku 25. Cukup matang bukan?

Setengah jam lagi rapat dengan para client penting akan dimulai sebaiknya aku segera menuju ruang rapat daripada kena amuk abang sekaligus bos besar.

Rapat nya berjalan lancar dan kerjasama nya semoga berjalan dengan semestinya. Sekarang sudah waktunya untuk makan siang.

Aku mengetuk pintu ruangan yang berada di sebelah meja kerjaku, dan setelah ada sahutan dari dalam aku langsung saja masuk.

"Bang ini sudah waktu nya makan siang, ayo kita makan siang dulu. " sudah menjadi kebiasaan ku jika sudah waktunya jam makan siang untuk mengajak bang lay, karena jika tidak dia pasti melewatkannya saking sibuk dengan kertas-kertas itu sampai tidak sadar bahwa sudah waktunya makan siang.

Bang lay mendongak kearah ku dan bergantian melirik arloji di pergelangan tangan kiri nya, setelah itu dia mengangguk dan berjalan ke arah ku.

"Ayo, dan sepertinya kita tidak hanya berdua untuk makan siang kali ini. " ucapan bang lay membuat ku bingung. Memang siapa lagi yang akan ikut bersama mereka?

Seakan mengerti tatapan bingung yanh ku layang kan untuk bang lay, dia menunjuk kearah pintu yang sudah berdiri dua onggok manusia seperti tiang, yang sedang menyender pada pintu seraya tersenyum menjijikan, menurutku.

"Hai steve, hai johny.. " sapaku malas. Iya karena jika mereka berdua ikut bersama kami mereka akan mempermalukan ku dan bang lay dengan tingkah absurd nya, wajah mereka memang tampan tapi kelakuan nya sungguh minus.

Ah iya aku hampir lupa, mereka berdua Steven Oh dan Johny Kim. Pemuda bertubuh tinggi berkulit putih seputih susu, dan tampan tentunya bernama Steven Oh, dia berdarah campuran, Indo-korea-jerman.

Sedangkan pria bertubuh tinggi, berkulit eksotis, dan tampang yang tak kalah tampan bernama Johny Kim, dia juga berdarah campuran Indo-korea. Mereka berdua memang lahir di korea Selatan tapi besar di Indonesia makanya bahasa Indonesia mereka sangat fasih.

Mereka berdua termasuk sahabat dari bang lay, meskipun mereka junior bang lay sewaktu di universitas nya, tapi persahabatan kan tidak memandang umur dan status kan?

Maka dari itu mereka bekerja di perusahaan bang lay setelah mereka lulus 2 tahun yang lalu, iya mereka memang di bawah ku alias adik tingkat ku sewaktu kuliah.

Steve bekerja di bagian HRD, sedangkan Johny di bagian manajer pemasaran. Biar kelakuan nya minus mereka memang cukup pintar dan cerdas kok bukti nya waktu 2 tahun cukup untuk mereka mencapai jabatan itu.

Ah sudah cukup memperkenalkan mereka, aku lelah mejelaskannya.

"Hai yu jie... Eh yura maksudnya. " balas johny seraya terkikik karena berhasil menggodaku. Memang dia selalu memanggilku seperti itu, katanya lucu melihat ekspresi ku yang sedang cemberut itu. Tsk, menyebalkan.

"Hai yuraaaa... " balas steve manja seraya menhampiriku dan mengaitkan tangan nya pada lengan kanan ku, kalian bayangkan saja sendiri bagaimana. coba kalian catat ya steve membalas sapaanku dengan 'manja', iya memang benar steve memang selalu seperti itu jika kepadaku, tapi jika kepada orang lain jangan harap dia mau menunjukkan sisi kekanakan nya karena dia akan memasang mode cool dan datar.
Berbeda dengan johny dia, aku bingung menjelaskannya, dia terlalu Ramah atau memang suka tebar pesona, karena jika johny yang melakukan itu semua, keduanya hanya berbeda tipis.

"Nanti saja sapa menyapa nya, kita sekarang makan dimana? " interupsi bang lay menghentikan percakapan kami, padahal belum juga dimulai. Hhh bang lay selalu seperti itu.

"Di cafe seberang kantor saja bang biar dekat juga kan? " usul steve dan diangguki johny, hmm oke juga sih.

"Oke, ayo. " ajak nya seraya menarik pelan tanganku dan mensejajarkan langkah kita. Bang lay memang suka begini jika denganku atau dengan kak fany. Steve dan johny mengekor di belakang kita.

Acara makan siang sudah selesai dan kini kita sedang mengerjakan pekerjaan kita masing-masing.

"Hai yura,.." eh? Seperti kenal dengan suara nya. Waktu aku mendongakkan kepala dan benar saja itu dia. Dan aku berusaha mengontrol rasa terkejutku dan debaran jantungku, beruntungnya aku berhasil melihat raut wajah nya yang biasa saja seraya tersenyum manis, iya senyum itu. Aku sangat menyukainya. Sangat.

"Oh, hai charlie. Ingin bertemu dengan bos? " aku menanyakan itu, karena memang dia pasti ingin menemui bang lay untuk urusan pekerjaan. Dia tersenyum.

" iya, ada beberapa pekerjaan yang harus aku diskusikan dengan bos mu atau abang mu." aku tersenyum menanggapi nya.

"Silahkan masuk saja, dia sedang tidak terlalu sibuk." dia tersenyum dan mengangguk seraya mengucapkan terima kasih, dan balasanku hanya mengangguk dan tersenyum.

Rasanya jantungku akan melompat keluar jika aku dekat dengannya. Entah sejak kapan perasaan yang seharusnya tidak aku rasakan ini muncul. Aku takut, jika dia mengetahui nya dia akan menjauh.

Aku belum mengenalkannya kan?
Dia Charlie Park, dia Juga berdarah campuran Indo-korea, dia juga lahir di korea Selatan. Dan sejak kecil sudah tinggal di negara ini. Jadi tidak heran jika logat nya memang indonesia sekali. Tapi jangan salah bahasa korea nya pun sangat fasih.

Dia sama seperti bang lay walau usia mereka hanya terpaut satu tahun, charlie satu tahun dibawah bang lay tapi lulus universitasnya bersamaan.

Charlie Juha mempunyai perusahaan sendiri, padahal orang tuanya punya perusahaan besar juga disini, tapi pusat nya di kota seoul, korea Selatan. Dia anak pertama dari 2 bersaudara, adik nya bernama Joy Park, dia seusia dengan steve dan johny, adiknya tinggal bersama orang tuanya di korea, karena pekerjaan disana sedang dibutuhkan, sedangkan charlie tinggal di indonesia seorang diri sejak 5 tahun yang lalu.

Charlie itu, sahabat ku juga tapi aku menyukai nya, tidak bahkan aku jatuh Cinta padanya, jika kalian tanya sejak kapan? Jawabannya entahlah, karena aku juga bingung perasaan datang nya tidak disangka-sangka.

Tapi sialnya, charlie menyukaiku hanya sebagai seorang sahabat dan adik dari sahabatnya, hanya itu. Iya, sangat miris bukan. Aku tahu.

Only Loving You [CHANYEOL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang