IBU

64 1 0
                                    


Ia titipkan pada kita

seorang bidadari dari surga

yang tumbuh lebat di dunia

mekar,dan berbuah juga

Tanganya halus cekatan

Keringat mulai membasahi

lelah dipapar sinar matahari

ia lakukan sendiri

Terjebak dalam rumah tangga

terkurung kebebasanya

tak membuatnya mengeluh

ia rela bersimpuh dihadapanmu

meminta lancarkan kehidupan kita

Berapa kali

Kau membentaknya

Kau acuhkan kata katanya

Kau lawan dia

Kau kecewakan dirinya

Berapa kali

Kau makan disuapinya

Tidur dinyanyikan oleh nya

Sakit dirawat dia

Tak ada imbalan dari semua perbuatanya

Kau bahkan sering meminta

Menutup mata akan keadaan yang ada

Berpikir egois sendirinya

Aku hanya iri

Menatap kalian berdua pergi

Tanganya memegangmu erat

Walau berkeriput

Senyumanya masih menyenangkan

Tapi itu ibumu

Menyapaku yang singgah dirumahmu

Menyuguhiku dan tak lupa mengingatkanku waktu

Tersenyum ramah seakan aku anaknya juga

Aku hanya cemburu Padamu

Punya seseorang yang menunggumu pulang

punya seseorang yang khawatirkan keadaanmu

seseorang yang tak menghianatimu

Menyertaimu dengan doa

tanpa imbalan apa apa

Dan kau menyia nyiakanya

Ia yang berharga

Kau melupakanya

Hanya datang ketika kepergianya tiba

Akhirnya kau menangis juga

menyesal membiarkan semua panggilan

Enggan pulang ke kampung halaman

Bertemu ia yang menunggumu datang

Aku menangis ketika semua pergi dari pemakaman

Ia bukan ibuku

tapi aku menangis untuknya

kau datang terlambat juga

lupa ucapkan maaf

tak melihat wajahnya

untuk terakhir kali

Aku mengajakmu berkelahi

kau hanya tahu dirimu sendiri

setidaknya satu kali bahagiakan dirinya

buat ia bangga

Kenapa?

Apa kau tak menyesal juga

merasa tak berdaya pada akhirnya

Jatuh bersimpah rasa gundah

bidadarimu pulang ke asalnya

Apa tak ada niatanmu mengambil selendangya

Buat ia bahagia selamanya

Agar tenang dalam perjalan pulang nantinya

Aku tak mengerti

apa arti tahun tahun yang kalian jalani

jika itu tak membuatmu merasakan sebuah janji

tentang orang ini

yang sabarnya minta ampun

pengertian,memperlakukanmu dengan baik

Itu bukan cuma tugasnya!!!

Itu buah kasih sayangnya

Kau menatap sinis

Itu ibumu

Aku tak perlu ikut campur urusanmu

Tanganku mengepal

Memberikan beberapa pukulan

Apa yang bisa membuatmu sadar

Jika ia tidak ada disana dulu

kau tak lahir sekarang

tanpa ia mengantarmu datang

kau takkan pernah belajar

Apa yang telah ia lakukan

Hingga kau akhirnya mengabaikan

Cukup sudah

Aku pergi

Semoga suatu saat kau mengerti

Ah....Dunia begitu kejam

Kenapa ia tak dilahirkan untuk merawatku

Menyapu halaman ketika aku pulang

Membuatkan makanan ketika aku lapar

Dan tak bisa tidur jika aku belum juga datang

Ah......Dimana letak keadilan

Jika semua jerih payahnya

Jika semua perhatian

Tak bisa dipahami lagi

juga tak dianggap berarti

Ah.....Kemana lagi aku harus pergi

Tak ada keluargaku di dunia ini

sudah tak ada lagi tempatku bersinggah

tertawa bercanda dan bercerita

Mungkin ini memang salahku

Yang berharap punya ibu

Aku umur 4 tahun ketika ia pergi meninggalkanku

Matanya sayu dan tanganya kaku

Aku masih kecil hingga lupa menangisinya

kasih sayang yang sementara hingga aku terkadang lupa rasanya

Setidaknya,terima kasih pada kalian semua

bagaimana jika kalian duduk sebentar

Berbincang membicarakan orang

sambil memilih milih sayuran

Maaf jika aku salah

Berbuat nakal,membuatmu khawatir juga

aku hanya berputar putar

Hanya ingin sebuah awal

dengan ibu di sisiku

lalu membiarkanya mendoakan

mendorong membantu

lalu dengan tangis bahagia

melepaskanya

yang jatuh ke tanah

kembali dalam ranah

tanpa tinggalkan jejak darah

Antara Janji dan Kata KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang