Ketika malam tiba dan sudut sudut kota mulai kehilangan cahayanya
aku takut melangkah kesana melewati pekatnya kegelapan
Dibawah lampu remang remang
aku mulai takut membayangkan ada sesosok mahluk berdiri dibawahnya
menatapku yang ketakutan
Ketika aku sakit berhari hari dan tak berangkat sekolah
terkadang aku takut tertinggal pelajaran
atau ketika aku mulai mengantuk di halte bis itu
takut rasanya ketiduran dan tertinggal bis yang baru datang
aku juga terkadang takut ketika memejamkan mata
apakah aku masih tetap bisa terbangun nantinya?
entahlah,aku takut ketika memikirkan hal itu
aku penasaran
apa yang kalian takutkan?
apa kalian takut ketika memakan masakan orang tua kalian
maksudku takut tak bisa merasakan masakan itu lagi nanti?
pagi ini aku memarahi ibuku yang membangunkanku
apa kalian juga takut sepertiku
yang berfikir suatu saat nanti tak ada lagi sosok ibu yang membangunkanmu
Duduklah disini, minumlah secangkir kopi ini
Dan ceritakan hal hal yang kau takutkan
atau mungkin hal hal yang ingin kau lupakan
Tak apa, menangislah
jika hal itu terlalu menyeramkan
jika hal itu terlalu menakutkan
Aku juga takut waktu pertama kali kita bertatapan
Aku bahkan tak pernah berfikir kau akan jadi hal yang paling berarti hingga kini
tapi ternyata takut waktu pertama kali benar.
Sekarang aku ketakutan jika kamu ingin tahu
benar,aku takut sekali
masih merinding bulu kuduk ini
walau telah lama, kau meninggalkanmu
Sekarang giliranmu,aku sudah cukup takut menceritakanya
Apa? kau takut dengan serangga?
jijik dengan kaki enamnya yang berlubu
juga matanya yang banyak
Santai saja,kuceritakan hal yang menyeramkan daripada itu
hal yang lebih menjijikan daripada itu
Tak usah takut,ini bukan serangga
Ini manusia,beberapa orang menyebutnya teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Janji dan Kata Kata
PoesiaLuapan Rasa yang seharusnya tiada Mulai tanpa aba aba Hanya beberapa Tapi Nyatanya Ini bisa Membuka Luka Lama Yang tak akan kau pahami artinya Karena memang seharusnya seperti itu selamanya.