Melepas

2.8K 129 1
                                    

Malam ketiga dan kedua telah terlewati dengan Indah. Dua malam kemarin Nando mengisinya dengan Diner Romantis dan berbelanja Di Mall bersama Fara. Dan hari ini adalah Malam terakhir, Nando masih tetap kerja sehingga waktu mereka hanya Satu malam.

Hari Ini Fara sedang menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan oleh Nando selama beberapa bulan Kedepan.

"Sayang, kesini dong" panggil Nando.

"Iya bentar lagi, tinggal masukin ke tas kamu aja"

"Cepet"

" aduuhh nggak sabaran amat"

"Kamu beneran nggak papa tinggal sendirian?" Tanya Nando.

"Aduhh kak Nando nggak papa udah nggak usah khawatir, khawatirin diri kakak aja hati-hati disana"

"Ah aku sih sudah biasa, eh kita belom telvon Mama sama sekali loh" kata Nando tiba-tiba.

"Iya ya telvon gih aku juga kangen suara mama kalo Mom tiap hari dia telvon aku"

Mama (calling)
"iya Halo Assalamualaikum"

"Waalaikum salam, ini Nando ma"

"Iya Mama tau. Gimana kabarnya kamu sama Fara?"

"Alhamdulillah baik ma, mama sama papa gimana sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat"

"Aku besok tugas ke Irian ma doain ya"

"Iya pasti dong, Fara ikut?"

"Itu dia ma ini Fara dirumah dinas sendiri, agak khawatir sih aku kan dia orang baru disini"

"Faranya sekarang mana, mama mau ngomong dong"

Nando memberikan ponsel itu pada Fara.

"Hallo. Assalamualaikum mama"

"Waalaikumsalam, kamu berani dirumah dinas sendiri nak?"

"InsyaAllah berani kok ma"

"Atau kamu pulang saja kerumah Mama, masih belum ngajar kan?"

"Mungkin seminggu lagi aku ngajar disini ma"

"Ya sudah jaga diri baik-baik ya sayang"

"Iya ma pasti, doakan Kak Nando juga ya ma"

"Iya sayang. Udah dulu ya Byee assalamualaikum"

"Waalaikumsalam ma" .
Sambungan telvon sudah terputus.

"Seragam kamu udah jadi?" Tanya Nando.

"Udah tadi siang dianter kerumah,kata bu Hanif besok waktu upacara sebelum kamu berangkat harus dipake"

"Iya, yaudah yuk tidur".

***
Pukul 7 Fara dan Nando sudah siap dengan seragam mereka masing-masing. Nando memakai seragam PDUnya dan Fara memakai Seragam PSU, mereka berdua sangat serasi.

Berjalan beriringan menuju lapangan untuk melaksanakan Apel sekaligus salam perpisahan bagi anggota persit pada suaminya yang akan bertugas.

Sesampainya dilapangan beberapa helikopter sudah berbaris rapi ditepi menunggu sang penumpang memenuhi kursinya. Sementara kumpulan orang berbaju hijau doreng mulai mengambil posisi masing-masing berbaris dengan rapi diikuti dengan ibu-ibu persit yang tengah menata barisan.

FARA POV

Hari ini adalah hari dimana Kak Nando harus pergi menjalankan tugas. Dan ini adalah kali pertama aku mengikuti apel pagi, sejujurnya aku tidak mengerti sama sekali aku hanya mengikuti instruksi saja dari rekan-rekan persit yang sudah senior.

"Fara" panggil seseorang padaku, setelah aku menoleh ternyata itu Lia istri dari Pak Anto temen kak Nando.

Aku melambaikan tanganku, dia berjalan menghampiriku dengan perut buncitnya karena ia sedang hamil 8 bulan. Kasian dia disaat masa kehamilannya yang sudah tua ia harus tinggal sendiri oleh suaminya, aku jadi berfikir bagaimana jika nanti aku mengalami hal yang sama seperti Lia? Semoga tidak lah.

"Hey kok bengong" kata Lia melambaikan tanganya ke depan wajahku membangunkan lamunanku.

"Ehh enggak kok" jawabku.

"Sedih ya ditinggal suami tugas jauh, udah tenang aja main aja kerumahku kalo kesepian" jelasnya.

"Aku kasian aja sama kamu hamil tua begini malah ditinggal suami pergi tugas" kataku.

"Gimana lagi sudah resiko ini Fa, kita punya suami seorang prajurit yang tidak hanya memprioritaskan kita saja ada negara juga yang harus ia lindungi. " mendengar perkataan Lia yang begitu dalam membuat aku ingin menangis, aku berusaha menahan air mataku agar tak terjatuh dengan memeluk Lia. Tak lama komando mengisyaratkan untuk diam karena apel akan segera dimulai.

Apel telah selesai dengan sangat khidmat. Tibalah pada acara yang sangat menyedihkan yaitu perpisahan dengan kak Nando. Aku tidak bisa lagi menahan air mataku untuk tidak terjatuh. Pipi ini sudah basah dengan air mata, kak Nando terlihat sangat menahan untuk tidak menangis. Matanya memerah namun dia berusaha untuk menguatkanku dengan menghapus air mata dipipiku ini.

"Udah jangan nangis, kakak bakal cepet pulang kok" kata kak Nando.

"Kakak baik-baik ya disana, jangan telat makan,jaga kesehatan pokoknya Kak Nando nggak boleh sakit" kataku sambil terisak.

"Iya kamu juga, baik-baik dirumah jaga diri jaga kesehatan" ucap kak Nando sambil memelukku, setelah itu kak Nando melepas pelukanku karna akan segera berangkat. Aku meraih tangan kak Nando dan menciumnya sebagai rasa hormatku pada suamiku.

Saat helikopter mulai menjauh keatas langit, kami wanita-wanita istri prajurit hanya bisa melambaikan tangan dan berdoa didalam hati masing-masing semoga suamiku kembali dengan selamat.

Selamat bertugas prajuritku
Selamat bertugas suamiku
Aku persit kartika candra kirana
Aku istri kedua setelah senjatamu
Hanya bisa berdoa pada penguasa langit dan bumi
Jagalah prajuritku
Lindungi prajuritku
Dan kembalikan prajuritku
Prajurit penjaga hatiku dan Negaraku
Berjanjilah.. berjanjilah untuk tidak kembali membawa luka
Tapi kembalilah membawa obat untuk rinduku selama kau pergi.

Please Stay Here Nando (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang