Vera

3.2K 126 2
                                    

FARA POV

"Bunda, Seragam ayah mana?" Teriak Kak Nando yang sedang ganti baju di kamar.

"Ada dilemari paling Bawah" kataku berteriak dari kamar mandi. Karena aku sedang memandikan dedek Ayub.

"Ayah nggak tau nih, cariin bentar dong" katanya lagi.

"Bunda masih mandiin dedek, bentar ya" kataku.

Menjadi seorang Bunda adalah kebahagiaan yang tiada ukur. Seribet apapun, sesibuk apapun aku akan tetap mengucap syukur. Mengurus Suami mengurus Anak adalah Anugrah. Walaupun sekarang suamiku harus kunomor duakan dulu. Kadang aku lupa menyiapkan bajunya, kadang aku masaknya kesiangan. Dan Alhamdulillahnya dia bisa mengerti aku.

Aku berhenti mengajar, bukan paksaan dari Kak Nando atau yang lain. Ini adalah kemauanku sendiri, aku ingin menjadi ibu rumah tangga yang selalu ada untuk suami dan anakku.

Saat ini aku sedang menemani suamiku sarapan dengan dedek Ayub yang tidur digendonganku.

"Makan dong, sini aku suapin" kata Nando dengan suara pelan takut Ayub terbangun.

Aku membuka mulutku menerima suapan dari kak Nando. Oh iya anakku Ayub sudah berusia 7 bulan. Lagi lucu-lucunya dia deh pokoknya, aku tidak mau ketinggalan dengan perkembangan dia.

Oh iya alasan aku dan kak Nando memilih memberi nama dia Ayub karena kami ingin putra kami berperilaku seperti nabi Ayub. Yang tawadu, tidak somong dan yang paling penting adalah kesabaran dan keikhlasanya. Semoga putraku bisa menuruni sifat beliau amin...

Saat aku dan kak Nando membuka pintu, kami melihat ada undangan pernikahan yang di selipkan di bawah pintu. Disana tertera Namaku dan Kak Nando. Undangan berwarna putih polos dengan hiasan pita merah muda. Dan ternyata di sana tertera Vera & Adam wedding.

"Dari Vera kak" kataku pada kak Nando.

"Temen kamu yang kemarin gagal nikah gara-gara Dania itu?" Tanya kak Nando.

"Hus kamu ini. Tapi Alhamdulillah dia bisa bertemu dengan jodohnya" kataku.

"Yaudah Ayah berangkat dulu ya sayang" pamit kak Nando mencium keningku dan dedek Ayub.

"Iya ayah hati-hati ya" kataku sambil mencium punggung tangan Kak Nando.

***
"Bunda, kok lama" teriak kak Nando di ruang keluarga.

"Iya sebentar masih dandani dedek Ayub" teriakku.

Beberapa saat kemudian aku dan dedek Ayub sudah siap untuk pergi ke pernikahan tante Vera. Aku, Kak Nando, dan dedek ayub datang dengan pakaian senada berwarna biru dongker.

Tak beberapa lama kemudian kami sampai di pesta pernikahan Vera dan Adam. Kami pun naik kepelaminan untuk mengucapkan selamat pada Vera karena kami sudah telat. Dan betapa terkejutnya aku ternyata Adam suami Vera itu adalah dokter yang mengadzan i anak Lia dan Pak Anto dulu.

Subhanallah rencana Allah memang selalu memberi kita kejutan.

"Selamat ya Vera, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah Warahmah" kataku sambil memeluk Vera.

Gaun berwarna merah muda yang simple namun tetap elegan menambah kecantikannya.

"Iya trimakasih ya Fara. Dedeknya lucu sekali" kata Vera mencubit gemas pipi dedek Ayub yang sedang tidur digendonganku. Aku tersenyum padanya.

Kalian tidak tanya bagaimana kabar Dania? Aku kasih tau deh. Kabarnya  Dia sekarang sudah menikah dengan Rifqi dua minggu yang lalu(aku tau dari postingan dia di Instagram). Aku tidak ingin berprasangka buruk padanya. Aku hanya bisa berdoa semoga pernikahan  mereka membuaf Dania sadar dan segera bertaubat. Sudah jangan lama-lama bahas dia takutnya malah merambat jadi ghibah.

Setelah beberapa lama di acara pernikahan Vera dan Dokter Adam kami menutuskan untuk pulang. Karena dedek Ayub sudah kelelahan dan Rewel sedari tadi.

Sesampainya di rumah aku, Dedek Ayub, dan kak Nando memilih untuk bersantai didepan televisi sambil menonton Film.

Tiba-tiba kami mendengar suara seseorang yang mengetok pintu. Aku berjalan untuk membukakan pintu sementara Kak Nando asyik bermain dengan Ayub. Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Sandi dan Nita.

"Assalamualaikum" sapa Nita.
Oh iya aku lupa memberitahu kalian bahwa Nita dan Sandi sekarang tinggal disulawesi, karena Sandi ditugaskan disana.

"Waalaikum salam Nita" kataku gembira lalu memeluknya.

"Uhh kangen banget ya" kata Nita.

"Iya dong. Kenapa tugas Sandi jauh banget sih" kataku manja, Nita tersenyum dan melepas pelukannya.

"Bentar-bentar kok perut kamu rasanya agak besar gitu ya?"
Nita tersenyum sambil memandang perutnya.

"3 Bulan Ra" kata Nita, aku ternganga mendengarnya.

"Alhamdulillah, eh ayo masuk" kataku mempersilahkan mereka berdua masuk.

"Kak Nando ada Nita sama Sandi"

Kak Nando keluar dengan menggendong Ayub. Ayub tertawa terus dalam gendongan Kak Nando.

"Hey, kalian kok disini liburan ya" kata kak Nando.

"Iya lagi liburan, apa kabar nih kapten?" tanya Sandi.

"Kita sekarang teman. Kamu bukan Anggota saya lagi" kata Kak Nando kemudian Sandi tersenyum.

Kami bercerita tentang pengalaman kami masing-masing dan suka duka kami. Melepas rindu yang beberapa bulan harus menunggu.

Skenario Tuhan Itu Indah, Jika hari ini kau di hadapkan dengan masalah yang besar, maka percayalah Hadiahnya pasti kebahagiaan yang lebih besar dari masalahmu

Please Stay Here Nando (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang