Ldr

2.7K 132 0
                                    

Ini adalah malam pertamaku, setelah menikah sendiri tanpa kak Nando. Menempati rumah besar ini sendiri. Sedari tadi aku selalu memikirkan, Sedang apa ya dia disana? Sudah makan belum ya? Dia tidur dimana?

Aku membaringkan tubuhku diatas ranjang untuk menghilangkan rasa lelah seharian berkumpul dengan ibu-ibu persit. Aku meraih ponsel yang ada disebelahku, tidak ada notif yang masuk dari kak Nando. Aku tidak tahu apa aku sanggup menahan rindu selama 3 bulan, kurasa tak sanggup sehari saja sudah seperti satu tahun.

Aku membuka galeri foto didalam ponselku, melihat kenangan-kenangan 4 malam terakhir sebelum kami berpisah. Hanya ini pengobat rindu yang aku punya, mungkin bagi sebagian istri tentara mengatakan aku ini terlalu lebay. Tapi memang ini adalah perpisahan pertamaku dan aku belum terbiasa dengan suamiku sebagai seorang prajurit yang pergi secara tiba-tiba.

Jam didinding sudah menunjukkan pukul 22:00, aku meletakkan ponselku dan tidur.

***
Aku terbangun saat terdengar suara adzan subuh, aku melalaikan sholat malamku karena terlelap tidur. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Aku jadi teringat kebiasaanku setiap subuh, menyiapkan baju kak Nando untuk pergi ke masjid, ahh aku rindu Kak Nando.

Setelah selesai sholat subuh tak lupa aku menyempatkan diri untuk berolahraga, beruntung sekali ada halaman belakang yang lumayan luas jadi bisa kujadikan tempat olahragaku. Setelah berolahraga aku mulai melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga mulai dari mencuci baju, menyapu dan mengepel rumah.

Tiba-tiba perutku merasa lapar, aku malas sekali kalau harus makan sendirian. Aku menelfon Lia untuk mengajaknya sarapan keluar.

"Assalamualaikum Fa"

"Waalaikumsalam, lagi ngapain kamu lia? "

"Lagi santai aja liat tv, ada apa?"

"Udah sarapan belum?"

"Belum sih"

"Cari makan keluar yuk, kayaknya ada penjual pecel tuh didepan"

"Wah boleh juga, jalan aja ya sekalian aku olahraga"

"Iya deh habis ini aku jemput".

Aku keluar menuju rumah Lia, kulihat dia sudah siap dibdepan teras rumahnya menungguku. Ku lambaikan tanganku dan dia pun langsung menghampiriku. Sejak malam dimana kak Nando mengenalkanku dengan tetangga-tetangga sekeliling hanya dengan Lia lah yang paling akrab karena dia juga orang baru disini dan juga seumuran dengan aku.

"Lia, kamu udah sering ditinggal tugas gini?" Tanyaku sambil berjalan beriringan dengan Lia.

"Ini yang ke 3 setelah aku menikah dengan Kakak Anto" jawabnya.

"Perasaan kamu gimana waktu pertama kali ditinggal tugas sama suami kamu?"

"Awalnya aku takut,khawatir,sedih. Takut dia kenapa-napa tapi kak Anto selalu ngeyakinin aku dan bagaimanapun dia akan tetap pergi kan ra, ya sudah aku pasrah kuserahkan saja semua sama Allah.

Kalau sekarang rasa khawatir itu pasti masih ada tapi aku berusaha menutupi semua, supaya Kak Anto bisa tenang saat bertugas. kita harus bisa menyadari, ini pekerjaan suami kita ya memang seperti ini resikonya kita cukup mendoakan saja yang terbaik untuk dia" jelas Lia.

Dia pandai sekali mengatur hidupnya, melawan rasa takut, menutupi rasa kekhawatiran demi membuat suaminya tenang saat bertugas. Harusnya juga aku bersikap seperti itu kemarin, kak Nando pasti khawatir.

Tak terasa kami pun sampai diwarung Nasi pecel. Tiba-tiba ponselku berbunyi dan ternyata ini adalah telfon dari Kak Nando aku segera mengangkatnya.

"Bentar ya Lia, kak Nando telfon" kataku pada Lia dan mencari tempat yang nyaman.

"Assalamualaikum" kataku semangat

"Waalaikumsalam, lagi ada sinyal nih mumpung aku masih di daerah kota. Kamu lagi ngapain sayang?"

"Aku beli sarapan nasi pecel sama Lia di depan"

"Jam berapa disana?"

"Disini jam 9, disana sudah jam 11 ya kan beda dua jam kita"

"Kok baru sarapan, ini udah mau jam makan siang loh"

"Baru sempet makan heheh"  candaku.

"Bilang saja malas, eh aku kangen loh"

"Kangen ya? Salah sendiri pergi"

"Ya beginilah kerja suamimu, jadi jangan manja belajar mandiri makan sendiri mandi sendiri"

"Emang aku anak kecil, kak Nando lagi ngapain? Udah makan? Semalem tidurnya nyenyak nggak? Tidur sama siapa?"

"Satu-satu dong tanyanya. Aku jawab satu-satu ya sekarang aku lagi istirahat satu jam lagi ke tempat tugas, makan pagi udah, tidur aku nggak nyenyak soalnya nggak ada kamu, aku tidur rame-rame lah yang jelas bukan kayak tidur dihotel"

" i miss u "

"I miss u so bad. Udah dulu ya aku mau siap-siap. Jaga diri baik-baik ya assalamualaikum"

"Iya waalaikumsalam". Aku menutup telfon dan kembali menghampiri Lia.

"Kapten Nando ya?" Tanya Lia, aku hanya mengangguk dan segera meraih nasi pecel yang sudah memanggilku.

"Suamimu nggak telvon" tanyaku.

"Sudah barusan" aku hanya ber oh ria. Kemudian kami berdua menikmati Nasi pecel kami masing-masing.

***
"Perkiraan melahirkan kapan lia?" Tanyaku pada lia sambil berjalan pulang.

"Bulan depan ra"

"Loh pak Anto kan belum pulang, terus gimana?" Tanyaku, bagaimana mungkin dia melahirkan tanpa ditemani sang suami.

"Mama sama mertua aku kesini ra" jawab Lia lesu, aku tau betull bagaimana perasaan ia saat ini. Mempertaruhkan nyawa tanpa ditemani suami.

"Oh gitu ya. Yang sabar ya semoga persalinannya nanti lancar. Pak Anto disana juga pasti khawatir " kataku menenangkan.

"Kamu habis ini mau kemana ra?" Tanya Lia.

"Aku mau ke Smk 10 November, aku akan ngajar disana nanti"

"Oh kamu guru ra" kata Lia, selama berkenalan kami belum saling tanya pekerjaan kita apa.

"Iya aku lulusan pendidikan bahasa sastra Indonesia, sebelum nikah aku jadi guru di tempat tinggal aku dulu. Kalau kamu?"

"Aku bidan, masih cuti dulu ntar kalau anak aku sudah lahir aku minta pindah tugas disini" jawabnya, Ternyata dia bidan.

"Lucu ya kita udah akrab tapi baru tau pekerjaan masing-masing"
Kami berdua pun tertawa.

Sesampainya dirumah aku bersiap untuk mengurus surat pindah aku ke smk 10 November yang akan menjadi tempatku mengajar nanti.

Hari ini aku rindu dia juga rindu itu tandanya ini Cinta

Please Stay Here Nando (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang