suara hati Nando

2.7K 117 0
                                    

Setelah 2 hari dirumah mertuanya, kini Fara beralih kerumah momynya yang jaraknya lumayan dekat jika ditempuh dengan mobil hanya memakan waktu setengah jam. Nando fokus kedepan karena sedang mengemudikan mobil, sedangkan Fara sedang asyik melanjutkan membaca Novelnya.

"Sayang, ambilin minum dong" pinta Nando, Fara segera mengambilkan minum untuk Nando.

"Ada permen nggak?" Pinta Nando lagi.

"Ada bentar" jawab Fara sambil mencari permen di tasnya, kemudian ia membukanya dan menyuapkannya ke mulut Nando.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai dirumah momy, oh iya lupa sekarang Oma dan Opa Fara juga sedang dirumah momy Fara. Oma dan Opa sudah semakin tua tapi semangatnya masih tetap muda.

"Assalamualaikum" sapa Fara pada momy,oma dan Opa.
Dad Fara sedang bekerja.

"Waalaikumsalam" jawab semuanya, kemudian mereka bersalaman dan saling berpelukan melepas rindu.

"Cucu oma sudah datang" kata Oma sambil memeluk Fara.

"Iya oma, oma apa kabar?" Tanya Fara.

"Alhamdulillah Oma baik" jawab oma.

"Opa gimana kabarnya?" Tanya Nando pada opa.

"Alhamduillah sehat, gimana nggak sering-sering tugas keluar kan?"

"Kemarin ke Irian 2 bulan opa, maaf nggak ngabarin opa"

"Loh terus Fara sendiri dirumah dinas kamu?"

"Iya opa, maaf"

"Fara berani opa, Fara bukan anak kecil lagi" sahut Fara.

"Dulu aja mau pipis minta diantar" goda opa membuat semua orang tertawa.

Nando pov

Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan segala kebahagiaan yang aku rasakan saat ini, aku hanya bisa mengucap syukur pada Allah. Mempunyai istri yang cantik, sholehah, dewasa adalah impian setiap laki-laki.

Fara, dialah wanita yang berhasil membuatku enggan meninggalkannya untuk kedua kalinya.

"Bajunya udah aku siapin, aku mau pergi belanja sama momy dan oma dulu ya" pamit Fara dan mencium punggung tanganku.

"Iya hati-hati ya sayang, aku habis ini
Mau mancing disebelah komplek sama opa"
Fara hanya mengangguk dan melenggang pergi.

Setelah Fara,momy, dan oma pergi aku dan opa pun memancing ke kolam pancing dekat rumah.

"Opa berapa hari dirumah momy?" Tanyaku pada opa, karena memang biasanya oma sama opa susah sekali kalau diajak pergi kerumah anak cucunya.

"Kalau kamu pulang ya oma sama opa juga pulang, oma kamu minta kesini kan karena kamu sama Fara juga kesini" jawab Opa.

"Tinggal sama Nando di rumah dinas saja gimana opa?" Tawarku.

"Nggak ah. Dikampung saja lebih nyaman" selalu seperti itu jawabanya.

"Ya kan kalau Nando pergi tugas jauh biar ada temennya Fara opa" tawarku lagi.

"Ya kalau kamu mau pergi jauh ya antar saja Fara kerumah Opa" jawabnya enteng, aku tidak tahu lagi bagaimana membujuk opa. Aku memilih untuk diam saja menunggu umpanku termakan ikan.

Pukul 5 sore aku dan opa pulang memancing dengan membawa 5 ikan mujaer. Tapi rumah masih sepi hanya ada Dad yang baru saja pulang kerja.

"Oma,Fara, Momy belum pulang dad?" Tanyaku pada dady sambil bersalaman.

"Belum, emang mereka kemana?" Tanya Dad.

"Biasa lah dad ke Mall, dad gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik, gimana nih dady pengen buru-buru dipanggil opa nih" goda dad padaku, dad tidak tahu bahwa aku juga sangat menginginkan adanya Nando junior.

"Doakan saja dad semoga Fara cepat hamil" jawabku.

Tak lama kemudian Fara, mom dan oma datang dengan belanjaan yang sangat banyak, aku memakluminya selama dirumah Fara tidak pernah keluar berbelanja paling kalau hanya bahan pokok habis saja.

Tapi aku melihat satu hal yang aneh dari Fara, ekspresinya tidak seperti saat akan pergi shoiping tadi.

"Kak ini coba dulu kemejanya" kata Fara memberiku kemeja berwarna biru dongker yang baru dibelinya untukku, aku meraihnya dan mencobanya. Selera Fara memang sama denganku warna-warna gelap yang tetap terlihat elegan, aku menyukainya.

"Bagus, makasih ya" ucapku dia hanya tersenyum.

"Aku kekamar dulu ya, aku mau tidur" pamit Fara, ia berjalan menuju kamar. Aku mengangkat daguku kearah Momy dan Oma seakan bertanya dia kenapa.

"Dari tadi dia juga seperti itu setelah bertemu dengan seorang wanita seumuran dia, mungkin temannya"
Jelas Oma.

Seorang wanita seumuran Fara? Siapa? Dan ada apa? Apa yang mereka bicarakan sehingga membuat raut muka Fara berubah drastis.

Aku menghampiri Fara dikamar, kulihat ia berbaring diatas kasur menghadap kejendela. Saat keadaan seperti ini aku tidak berani untuk menanyakan apa yang terjadi, karena itu hanya akan membuat suasana makin panas. Aku harus menahan untuk tidak bertanya, kubiarkan dia menenangkan Fikiranya. Dan soal wanita yang tadi berbincang dengannya masih membuatku penasaran.

Aku pun ikut berbaring menghadap Fara yang membelakangiku, mungkin ia sudah tertidur. Aku memeluknya dari belakang memberinya kehangatan dan kenyamanan, ia tak berkutik sama sekali.

Aku membelai rambutnya lembut, aku sangat salut padanya. Dia adalah wanita terhebat buatku, dialah bidadari yang Allah berikan untuk ku jaga dan kuistimewakan tapi apakah aku sudah membuatnya bahagia?
Aku takut jika suatu saat nanti aku harus pergi meninggalkannya, pekerjaanku yang bertaruh dengan nyawa, berkutik dengan senjata yang bisa mengambil nyawaku kapan saja.

Aku beruntung masih bisa membuang surat-surat yang kutulis diatas kertas putih sebelum bertugas, aku bersyukur Fara tidak berkesempatan membacanya, aku masih dapat melihat wajah cantiknya, senyumnya, dan mendengar suaranya. Entahlah untuk esok atau lusa, setidaknya Allah masih memberiku kesempatan untuk memilikinya.

Fara kenapa? Ada apa?
Jangan diam

Please Stay Here Nando (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang