Kejutan

2.8K 129 10
                                    

Aku memulai aktifitasku seperti biasa, masih sendiri tanpa Kak Nando karena ini masih 2 bulan ia pergi. Dan tidak ada komunikasi sama sekali, terakhir kita telvon waktu aku dan Lia pergi beli Nasi pecel kebayang bukan lamanya. Jangan ditanya lagi aku Rindu atau tidak, rasanya aku sudah seperti orang gila saja dirumah seperti halnya Berbicara sendiri seakan dirumah itu ada Kak Nando. Tapi tenang aku masih waras kok itu hanya sebagai hiburan buatku saja, dan setiap hari aku tak henti-hentinya memandangi foto kak Nando yang aku punya. Ya Allah sedang apa suamiku disana.

Oh iya sekarang ini aku sedang mengajar, karena sedang ada ulangan jadi kelas terasa sunyi. Biasanya kalau hanya sedang pelajaran biasa mereka sulit sekali untuk diam, aku jadi teringat masa Smkku. Aku tidak pernah menekan terlalu keras kepada muridku untuk konsentrasi dalam belajar, aku selalu mengutamakan kenyamanan mereka. Karena bagiku kenyamanan siswa itu lebih penting, karena jika mereka terlalu aku tekan dengan pelajaran-pelajaran yang membuat mereka bosan tidak akan masuk di otak mereka.

Aku mendengar bunyi ponsel, aku mencoba mencari sumber suara itu dan ternyata itu suara dari ponselku sendiri. Disana tertera nama Bu Hanif.

"Iya Bu.assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Fara, jangan lupa Nanti pukul empat sore berkumpul dilapangan ya." Aku terkejut. perasaan hari ini bukan hari besar, Acara arisan juga baru seminggu kemarin berlangsung.

"Ehm maaf bu ada acara apa ya?"

"Loh hari ini kan Prajurit yang sedang bertugas di Irian akan kembali. Kapten Nando tidak memberitahumu?"
Aku keluar dari kelas agar tidak mengganggu proses ulangan dan juga ingin memastikan apa yang dibilang Bu Hanif.

"Loh bukannya masih satu bulan lagi ya bu?"

"Misi selesai mereka pulang lebih awal, ya sudah ibu kabarin yang lain dulu ya Assalamualaikum"

"Wa..waalaikumsalam" jawabku gugup, apakah ini mimpi? Jika ini memang mimpi biarkan aku menikmatinya dulu sampai aku bertemu dengan kak Nando. Sekalipun ini mimpi mimpi, biarkan karena aku sangat amat merindukannya. Sebuah pesan masuk kepadaku

Kak Nando : jemput aku jam empat ya?

Hah kak Nando mengirim pesan padaku, aku mencubit pipiku sendiri untuk memastikan apakah ini mimpi. Dan ternyata pipiku terasa sakit, ini bukan mimpi ini nyata Kak Nando pulang.

Rasanya ingin berteriak dan meloncat-loncat saat itu juga tapi aku sadar ini lingkungan sekolah mau ditaruh mana mukaku kalau muridku melihat tingkahku.

***

Pukul 2 aku tiba dirumah, aku tidak sabar menunggu jarum jam mengarah ke pukul 4. Aku mengisi waktu dua jamku dengan mempersiapkan seragam yang akan aku pakai, dan memasak makanan sederhana untuk suamiku. Simpel saja, aku membuatkannya tumis kangkung dan Ayam goreng.

Setelah selesai memasak, aku segera mandi. Saat jarum jam menunjukkan pukul 4 kurang 15 menit aku berangkat menuju lapangan penjemputan.

Sesampainya dilapangan aku melihat prajurit yang bertugas disini sudah mulai berkumpul dan juga ibu-ibu persit yang masih asyik ngerumpi. Aku melihat Lia yang sedang menggendong bayinya, aku menghampiri dia.

"Assalamualaikum " sapaku.

"Waalaikumsalam" jawab Lia sambil menirukan bicara anak kecil.

"Hai Aldo, semangat banget nih mau ketemu papa"
Aldo tertawa, aku sangat gemas sekali.

Tak lama 3 helikopter turun kelapangan, aku dan ibu-ibu prajurit duduk di tenda yang telah disediakan. Setelah Helikopter mendarat dengan sempurna para prajurit keluar dengan rapi lalu membentuk barisan untuk apel, Kulihat Kak Nando dari kejauhan yang dengan Gagahnya memimpin para pasukannya.

Apel telah selesai, keluarga sudah diperbolehkan untuk mendatangi prajurit mereka. Aku sudah tidak sabar untuk memaki kak Nando kenapa tidak mengabariku jika ia akan pulang cepat. Langkahku berhenti ketika sudah sampai dihadapan Kak Nando, aku memeluknya dengan sangat erat melepas semua rindu yang kupendam selama 2 bulan ini.

"Kamu kok nggak telfon kalau pulang cepet" tanyaku dengan ekspresi cemberut, dia mencubit pipiku.

"Biar surprise" katanya.

Rasanya tidak nyaman kalau kembalinya Kak Nando malah kumaki-maki, aku menetralkan kembali kekesalanki dengan memeluknya lagi,Setelah itu kami pulang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah dinas aku menceritakan semua aktivitasku selama Kak Nando pergi, mulai dari kepanikanku melihat Lia yang akan melahirkan, aku mulai mengajar, dan juga bagaimana konyolnya aku saat rindu dengan Kak Nando ini sudah tingkat tinggi dan aku malah berbicara sendiri dengan Foto kak Nando.

"Aku dapat cuti 10 hari, lusa kita hanymoon" kata kak Nando gembira saat sedang duduk di sofa, aku hanya bengong melihat tingkahnya. Dasar muka dua dilapangan Garang di rumah eh kaya gini. Tapi bentar deh apa dia bilang honeymoon? Iya kan honeymoon?

"Honeymoon?" Tanyaku.

"Iya kita kan setelah menikah tidak hanymoon sama sekali, mumpung aku bisa cuti jadi kita buat hanymoon saja"

Dia mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya, lalu menunjukannya padaku. Sebuah tiket Online beserta pemesanan Hotel, disana terteta Raja Ampat. Aku memandangnya seakan bertanya apakah ini benar? Dia mengangguk tersenyum. Ya Raja ampat tempat yang sangat ingin kunjungi, dan kak Nando mengajakku kesana. waaaa senangnya.....

Akhirnya penantian 2 bulan yang menyiksa ini tertukar dengan kebahagiaan, trimakasih Ya Allah trimakasih kak Nando ❤

Please Stay Here Nando (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang