3 - Selenophile

194 13 1
                                    

Bagian Tiga
Happy Reading!

-Tidak semua yang kita inginkan di dunia ini bisa jadi milik kita.-

- Selenophile -

Suasana kantin tidak cukup ramai saat ini, mungkin karena sebagian siswa lebih memilih menyaksikan penghitungan calon ketua osis yang baru. Bulan, sebenarnya ingin menyaksikan. Namun, perutnya yang selalu memanggil membuat Bulan terpaksa sendirian pergi ke kantin. Nina tentu saja melihatnya, pasalnya pacarnya mencalonkan diri menjadi ketua osis. Selain itu, Bulan juga malas berada ditengah keramaian mengingat dirinya belum mengenali satu persatu murid di sekolahya.

Bulan duduk di pojok kantin, membuka kemasan air mineral. Ia tidak ingin minum minuman yang berasa, percuma manis kalo diawal doang. Ditemani semangkuk bakso di depannya.

Tiba tiba seseorang duduk di depannya tanpa permisi, dengan semangkok bakso juga ditangannya.

Satu sendokan masuk di mulut Bulan, dan melihat bahwa Ardi yang berada di depannya.
"Ngapain lo disini," ucap Bulan sambil menjatuhkan sendoknya.

"Lo sendiri ngapain?" Ardi balik bertanya membuag kedua alis Bulan bertaut.

"Kalo di kantin emangnya ngapain. Malah balik tanya"

"Kalo udah tau ngapain depannya masih nanya, beb?" Ucap Ardi sambil menggoda asal.

Bulan melanjutkan aktivitas makannya, tidak ingin berdebat terlalu jauh dengan orang yang berasa di depannya. Mengingat perutnya yang benar benar harus di isi saat ini.

"Kok lo sendirian? Temen lo mana?" Tanya Ardi.

"Nina?"

"Oh namanya Nina ya?." Ardi mengangguk anggukan kepalanya.

"Lo ga perhatiin perkenalan waktu hari pertamanya masuk ya? Namanya Nina, temen sendiri masak gak tau." Ketis Bulan.

"Yang penting gue merhatiin lo, itu udah cukup" Ardi mengatakannya dengan enteng seolah olah ia telah kenal lebih dekat dengan Bulan.

Receh nih cowok. Batin Bulan berkata.

"Kok diem? Baper?."

Bulan tersedak mendengar ucapan Ardi, membuat bakso yang ia makan seakan akan masuk dengan sekali lahap.

"Baper itu cuma buat orang yang kurang liburan."

"Berarti lo kurang liburan dong."

"Kok bisa!?" Celetuk Bulan dengan kaget.

"Kan lo baper sama gue sayang."

"Sejak kapan gue baper sama lo. Kalau ngomong pikir dua kali ya mas Ardi" Bulan menunjuk kepalanya sambil menekan kata pikir dua kali.

Ardi menghentikan aktivitas makannya dan beralih menatap Bulan sambil menyandarkan punggung nya pada kursi yang ia duduki.

"Lo kayaknya jarang senyum. " ucap Ardi sambil menyilangkan tangan nya.

"Hidup hidup gue, lo ga usah ngatur. Lo bukan siap siapa gue."

Bulan dengan cepat menghabiskan baksonya dan berdiri seraya langsung meninggalkan Ardi tanpa berpamitan.

Selenophile : Mine [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang