Bagian Delapan
Happy ReadingRasa itu mulai hinggap. Namun tidak tahu sampai kapan ia akan menetap.
- Selenophile -
"Jadi gini kelakuan kamu selama papa gak ada dirumah? Pulang petang, pasti kamu bolos hari ini. Bawa mobil ke sekolah, siapa yang izinin! Punya uang berapa kamu sampe bisa bawa mobil, kalau lecet kuat gantiin!?" Bentak papa nya Ardi.
Kemudian perempuan berusia kepala 3 keluar menghampiri papa Ardi. Mencoba menenangkan dengan gayanya.
"Biarlah, sayang. Dia kan anak kamu juga, lagian kan Ardi selama ini juga banyak berprestasi di sekolahnya."
Ardi memutar bola matanya malas. Menyunggingkan sebelah bibirnya, bisa dibilang tersenyum kecut.
Peletnya kenceng. Batin Ardi.
Kemudian salah satu mobil juga terparkir di sisi sebelah mobil Ardi. Keluarlah Juan disana.
Ardi tidak menoleh, sebab ia sudah tahu bahwa dibelakangnya adalah Juan.
"Seharusnya kamu harus tiru perilaku kakak kamu. Dia selalu peringkat pertama di kelas nya, sedangkan kamu! Masuk lima besar saja tidak pernah. Mau jadi apa kamu nanti kalau sudah besar."
Cukup sudah, selama ini Ardi selalu mengalah. Ia harus bertindak sekarang.
"Darimana saja kamu!?"
Ardi tetap diam. Sementara kemarahan papanya sedang memuncak.
"Ardi! Jawab papa!"
Ardi diam.
"Ardi!"
Tetap diam. Hingga akhirnya kesabaran papanya tidak bisa dibendung lagi. Papanya dengan kesal menghampiri Ardi dan memukul pipi Ardi dengan kasar sampai sampai Ardi terjatuh di lantai teras rumahnya. Tidak ada yang berani melerai, Juan hanya bisa melihatnya. Sebab jika siapa saja yang ikut campur, maka habislah dia.
Bau darah mulai tercium dari mulut Ardi. Ardi bangkit dan memegang mulutnya. Tatapan benci terhadap papa nya tidak dapat ia sembunyikan.
"Akan Ardi biarkan papa berperilaku seperti ini pada Ardi, supaya mama tahu, supaya mama lihat. Seperti ini perilaku papa terhadap Ardi setelah mama gak ada. Supaya mama lihat, bahwa perhatian yang papa lakuin buat Ardi dulu cuma pencitraan agar papa mendapat harta mama."
Satu pukulan di pipi kiri Ardi, papanya layangkan lagi. Saat ini Ardi benar benar merasakn sakit di wajahnya. Memar dan darah bercampur menjadi satu.
Papa nya dengan napas yang memburu benar benar marah kali ini, " Papa membiayai sekolah kamu selama sepuluh tahun, ini yang dapat kamu pelajari!? Ini hasil belajar kamu!? Iya!?."
"Papa selalu membeda bedakan Ardi dengan Juan. Padahal Ardi anak kandung papa, bukan anak manja itu!." Ucap Ardi sambil menunjuk Juan yang sekarang sudah berada di samping mamanya.
Juan kaget karena ia ditunjuk oleh Ardi."Jaga omongan kamu!"
Brughh. Satu pukulan lagi tepat mengenai perut Ardi.
"Papa hanyalah manusia yang maniac akan uang!"
Kali ini pukulan yang ditujukan bertubi tubi. Di perut, di pipi, bahkan sempat di injak saat Ardi tergeletak di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile : Mine [On Going]
Teen FictionSLOW UPDATE Kisah Klasik remaja --- --- --- "Maukah kau menceritakan sebuah kisah untukku?" "Baiklah, aku akan menceritakan sebuah kisah. Dimana, sang surya sangat mencintai rembulan." "Bagaimana cara surya mencintai bulan?" "Sang surya rela melenya...