21 - Selenophile

50 3 0
                                    

Bagian Duapuluh Satu
Happy Reading!

''mencintai tidak berarti harus memiliki.'' - Ardi

-Selenophile-

"Lindungi saja malaikat pencium Lo!." Ucap Ardi sambil tertawa dan meninggalkan keduanya.

Deg!apa ini! Malaikat pencium maksudnya?!

Bulan yang mendengar hal itu keluar dari mulut Ardi syok dan kaget. Tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi. Dan apa yang membuat Ardi sampai berpikiran yang tidak mungkin Bulan lakukan.

Bulan hanya menangis, menahan sesak yang ada didalam hatinya. Ia hendak mengejar Ardi yang berjalan tertatih meninggalkan dirinya dan Iqbal yang sama terlukanya.

Namun apa daya. Tangan yang ia ingin ulurkan untuk merawat Ardi, ditahan oleh Iqbal. Bagaimana tidak, Iqbal sama terlukanya disana. Mungkin ia harus mengobati luka sahabat kecilnya terlebih dahulu.

Rooftop adalah tempat ternyaman bagi Ardi saat ini.

Tidak ada orang satupun, hanya ada ia, angin yang berhembus begitu sejuknya dan luka yang ia dapati demi pembelaannya.

Pembelaan tentang kebenaran atas apa yang ia lihat tadi pagi.

Ia meringis kesakitan, luka sobek di samping bibirnya cukup dalam. Mengingat darah yang keluar begitu banyak.

Perih memang. Sakit adanya. Namun tidak lebih sakit dari hatinya.

Ia saat ini bingung, harus berbuat apa. Apakah harus memaafkan Bulan atau justru mencampakkannya.

Tapi, Ardi teringat akan suatu hal. Ia bukanlah sosok yang spesial dalam hati Bulan. Jika bisa disebut, ia bukan pasangan hdiupnya Bulan. Sungguh miris.

Terdengar suara hentakan kaki dari tangga. Semakin dekat dan terdengar dengan jelas.

Pastilah, yang Ardi harapkan hanya satu. Yaitu kedatangan Bulan. Berharap ia menjelaskan bahwa semuanya hanyalah bohong. Bahwa semua yang ia lihat bukanlah Bulan dan Iqbal.

Ardi terus memperhatikan, sambil memegang bibir robek-nya.

Marina. Ardi tertawa miris. Apa yang ia harapkan ternyata bukan Bulan. Tentu saja.

Marina berjalan mendekat. Sambil membawa obat obatan yang ia bawa dari uks dengan niat untuk menyembuhkan luka Ardi.

"Lebay gak sih Lo, Di!." Kesal Marina.

Ardi tidak menjawab, malah memalingkan wajahnya.

"Lo ngapain sih sampe bikin bibir Lo luka gini! Ga guna tau gak!." Puncak kekesalan Marina sudah berada di tingkat teratas saat ini.

Sambil menolehkan wajah Ardi dengan paksa agar Ardi menoleh padanya dan bisa mengobati lukanya.

"Udah gak usah." Tolak Ardi dengan malas.

"Ck. Diem gak!." Titah Marina.

Ardi akhirnya menyerah, membiarkan Marina mengobati lukanya.

Tanpa dirasa, airmata turun begitu saja dari mata Ardi. Sebenarnya ia tidak ingin terlihat lemah, apalagi dihadapan seorang wanita. Namun apadaya, ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Marina yang melihat adegan ala drama korea ini merasa iba. Melihat sahabatnya akhirnya benar benar merasakan apa itu jatuh cinta.

"Lo kayaknya sayang banget ya, sama Bulan."

"Cengeng lo dasar."

Ardi mengusap air matanya. Namun lagi dan lagi, beberapa tetes air bening itu keluar lagi.

Selenophile : Mine [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang