Selenophile : Mine [On Going]

14 - Selenophile

" Kasih sayang yang orang tua berikan kepada anaknya melebihi apapun. Melebihi luasnya samudera, dan melebihi banyaknya pasir yang ada didunia. "

- Selenophile -

Bulan Point of view- On
Aku berlari meninggalkan rumah Iqbal. Sebegitu marahkah dia padaku? Hanya karena aku tidak membalasnya?

Dia sungguh kekanak kanakan. Dan bodohnya lagi aku menangisi hal ini.

Bukan, bukan. Bukan menangisi hal yang tidak tidak, hanya menangisi tentang sikap dinginnya padaku. Perasaan memang dapat mengubah sikap seseorang. Salah satunya Ardi.

Aku berlari dengan kencang, entah pergi kearah mana aku saat ini. Aku hanya ingin menyendiri dan ingin menangis sejadi jadinya. Dan lebih dramatisnya lagi, hujan menyambar bumi dan tentunya aku.

Seakan akan tahu, bahwa aku sedang bersedih. Dan awan setia menemaniku.

Aku butuh seseorang saat ini.

Danau, di taman. Tidak ada orang saat ini. Aku berteriak, merutuki diriku sendiri.

"Iqbal, asal lo tahu. Gue juga suka sama lo"

Teriakku. Entah kepada siapa.

"Gue suka sama lo, tapi gue gabisa sama lo. Tolong mengerti,Iqbal."

Tiba tiba saja, kepalaku pusing. Mungkin karena efek dari hujan dan aku tidak sempat sarapan tadi pagi.

Aku memegang kepalaku, sakit bukan kepayang.

Aku tidak kuat, dan tubuhku seakan akan ambruk. Tapi anehnya, bukan tanah yang dapat kurasakan. Melainkan air.

Dingin rasanya, dan aku sempat membuka mataku. Dapat kulihat seseorang datang menghampiri ku, entah siapa.

Dan sesaat, semua gelap.

Bulan Point of view - Off

-----

Pria itu mondar mandir di lorong rumah sakit. Baju yang ia kenakan masih basah. Sepatu yang terpasang di kakinya juga basah.

Ia sangat khawatir. Teman nya sedang berjuang di ruangan sana.

Teman.

Bau obat obatan khas rumah sakit dapat tercium jelas oleh indera penciuman nya.

Duduk, berdiri, ke kanan, ke kiri. Pokoknya khawatir.

"Tuhan, selamatkan Bulan." Ardi mengucap doa untuk keselamatan Bulan.

Tidak terdapat luka di tubuh Bulan. Tapi entah mengapa pemeriksaaan nya lama sekali.

Perihal orang tua Bulan, Ardi sudah memberitahukan nya tadi. Mungkin mereka sedang di jalan, atau terkena macet.

"Ya ampun Bulan."

Terdengar Mama Bulan disana, dengan tergesa gesa menghampiri ruangan yang didalamnya terdapat Bulan.

Panjang umur. Batin Ardi.