Bagian Enam
Happy ReadingTuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.
- Selenophile -
Malam ini Bulan tengah duduk di balkon kamarnya. Seperti biasanya, disetiap malam Bulan selalu melihat langit. Ia tengah memandangi Bulan, sama seperti namanya. Entahlah akhir akhir ini ia semakin menyukai bulan. Setiap malam selalu ia menyempatkan diri untuk keluar kamarnya lalu menengadahkan kepalanya menuju langit. Berharap ada lengkung cahaya putih di tengah gelapnya langit malam.
Bulan lebih suka memandangi bulan daripada ratusan bahkan jutaan kerlip bintang. Disetiap fase bulan selalu menempatkan keindahan dan ceritanya masing masing. Sama sepertinya. Mungkin terdengar aneh, namun dengan melihat bulan, Bulan dapat mengambil energi positif atau membuatnya perasaan nya nyaman.Tiba tiba Bulan teringat akan sesuatu. Kejadian tadi siang di kafe. Ah mengapa dia memikirkan Ardi saat ini. Bukan, dia sedang memikirkan perempuan yang Ardi paksa tadi siang.
Sibuk dengan lamunannya, tiba tiba handphone nya mengeluarkan suara.
Bulan bisa melihat disana tertera nomor yang ia tidak ketahui. Akhirnya Bulan tidak menghiraukan nya.
Kemudian dering kedua kembali berbunyi dan begitu seterusnya. Bulan merasa terusik dan dengan terpaksa ia menekan tombol hijau.
"Bulan?." Tanya seseorang disana.
Suaranya gak asing. Batin Bulan.
"Iya, ini siapa ya?." Tanya Bulan.
"Assalamualaikum Bulan. Gue Ardi."
Ternyata Ardi. Tidak terlalu terkejut namun sedikit saja ia terlunjak. Baru saja Bulan memikirkan kejadian siang tadi yang ada sangkut pautnya dengan Ardi, tiba tiba saja menelepon.
"Oh Ardi, dapat nomer gue darimana.?" Ucap Bulan dengan santai mengingat ia tengah kesal karena Ardi tiba tiba saja meninggalkan nya tadi siang. Tanpa pamit pula.
"Dari Nina," Jawabnya. Setelah itu keheningan mulai tercipta. Membiarkan hampanya udara menemani pikiran mereka masing masing.
Sebenarnya Ardi malu untuk menelepon Bulan, mengingat bahwa Ardi selama ini tidak pernah menelepon perempuan terlebih dahulu. Kecuali Marina.
"Btw gue minta maaf." Ucap Ardi setelah beberapa detik keheningan itu tercipta. Ia merasa ia harus meminta maaf pada Bulan tentang kejadian tadi siang.
"Minta maaf? Buat apa?."
"Tadi siang gue ninggalin lo gitu aja, lo pasti kesel ya kan."
"Gimana ya, kesel sih. Tapi ya gue ga berhak marah gue kan bukan siapa siapa lo. Tapi ya gue saranin, kalau ga niat nolongin mending jangan deh ya. Hehe." Bulan mengusap tengkuk nya yang tidak gatal. Mewanti wanti agar ucapan yang ia lontarkan tidak menyakiti hati orang lain.
"Iya gue minta maaf, sebagai gantinya gue traktir mau?"
"Traktir apa nih?"
"Apa aja, asal lo mau maafin gue."
"Gue takut lo ga jadi lagi, jadi mending gausah deh. Tapi kalau beneran ya gue mau." Ucap Bulan sambil menyeringai di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile : Mine [On Going]
Teen FictionSLOW UPDATE Kisah Klasik remaja --- --- --- "Maukah kau menceritakan sebuah kisah untukku?" "Baiklah, aku akan menceritakan sebuah kisah. Dimana, sang surya sangat mencintai rembulan." "Bagaimana cara surya mencintai bulan?" "Sang surya rela melenya...