Bagian Duapuluh Lima
Happy Reading!- Selenophile -
Pria dengan setelan jas dan kacamata hitam menyerahkan amplop berisikan dokumentasi riwayat seseorang lengkap dengan foto fotonya.
Tak butuh waktu yang lama, sudah terungkap siapa yang menjadi incaran laki laki pengusaha sukses itu.
"Ini hasil penelusuran kami, Pak."
Laki laki itu membuka dan membaca satu persatu. Mulai dari nama asli, asal, foto dan keterkaitan dengan dirinya.
"Ada lagi, Pak?."
"Coba kamu cari tahu, apa hubungannya antara dia dengan Sekar."
"Siap laksanakan,Pak."
"Kamu boleh pergi."
"Hendra. Ada apa ini."
Tangan yang awalnya mengang laporan dari ajudannya itu tiba tiba gemetar. Seakan akan tidak bisa memegang apa apa lagi.
Kemudian ia teringat akan surat wasiat yang pernah ia bicarakan dengan pengacaranya beberapa tempo lalu.
Tanpa berpikir panjang, dengan tangan yang gemetar dan kekuatan yang masih beliau punya ia mendial nomor pengacara itu untuk masuk keruangan nya.
Kalian tahu kan, kalau di drama drama korea jika atasan memanggil dengan telepon maka tak sampai sepuluh menit orang yang dimaksud sudah siap siaga dan datang ke ruangan nya.
Ya, pengacara itu kini sudah sampai dengan amplop surat wasiat di tangannya.
"Apa Bapak memanggil saya berkenaan dengan surat wasiat itu?."
Padahal, Papa Ardi tidak memberitahu maksud dan tujuan mengapa ia dipanggil keruangan nya.
Mungkin hanya firasat saja bahwa surat wasiat itu harus ditandatangani sekarang dan mungkin pengacara ini pun sudah tahu kalau Papa Ardi aka boss nya ini sudah mengalami sakit yang parah.
Papa Ardi mengangguk, sambil membenarkan posisi kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Ya, saya lihat dulu."
Ia serahkan pada atasannya dengan hormat,
"Bisa kan kamu membuat surat wasiat itu atas nama Juan 100%. Saya akan kasih berapapun yang kamu mau asal kamu menuruti perkataan saya!."
"Maaf, Bu. Saya tidak bisa." Ucapnya dengan tenang dan angkuh.
"Kalau kamu tidak bisa, kamu lihat foto siapa ini?."
Sebuah foto keluarga hangat di tangan wanita itu, dengan raut wajah mengancam dan perlahan lahan wanitu merobeknya.
"Istri dan kedua anakmu akan sama nasibnya dengan foto ini." Ucap wanitu itu.
"Baiklah."
Pengacara ini teringat akan pembicaraannya waktu lalu. Namun setelah dipikir pikir, melihat kondisi atasannya yang tidak memungkinkan untuk di bohongi akhirnya ia mengurungi niat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile : Mine [On Going]
Novela JuvenilSLOW UPDATE Kisah Klasik remaja --- --- --- "Maukah kau menceritakan sebuah kisah untukku?" "Baiklah, aku akan menceritakan sebuah kisah. Dimana, sang surya sangat mencintai rembulan." "Bagaimana cara surya mencintai bulan?" "Sang surya rela melenya...