Bagian Tujuh
Jenguk Bulan
Selamat membaca
Bahagia itu sederhana.
- Selenophile -
Terik matahari begitu menyengat hari ini. Tak sedikit murid yang berkeluh kesah tentang panasnya cuaca. Entah itu dengan alasan takut kulitnya menjadi hitam ataupun alasan kehausan.
Berbeda halnya dengan Ardi. Senyum merekah dapat dengan jelas ia pancarkan. Dengan membawa plastik ditangannya yang berisi cappucino dan chocolate milk minuman kesukaan Bulan. Tak lupa didampingi dengan kentang goreng dan kebab sebagai makanannya.
Ya, hari ini Ardi akan menjenguk Bulan. Sebagai ganti janji mentraktir Bulan yang ia ucapkan tadi malam.
Tapi entah mengapa, perasaannya senang hari ini. Kini ia sedang mengemudi mobil nya dengan kecepatan sedang. Ardi tidak sabar rupanya ingin mengetahui keadaan Bulan saat ini.
Tentu saja ia merasa kesepian saat dikelas, karena Bulan biasanya selalu mengajak nya bicara diselangi canda gurau yang heboh. Semenjak kejadian kemarin, Bulan terlihat lebih hangat pada Ardi.
Tak membutuhkan waktu yang lama, mobil hitam itu sudah terparkir dengan rapi di pekarangan rumah Bulan. Ardi tentu mengetahui alamat rumah Bulan dari Nina. Ternyata rumahnya masih satu komplek dengannya. Hanya saja Bulan berada di komplek B dan Ardi berada di komplek D.
Kok deg deg-an ya. Kayak mau minta izin nikah aja. Batin Ardi mencoba menenangkan diri nya karena merasa gugup.
Dengan langkah pelan Ardi mulai mengetuk pintu rumah Bulan. Selang beberapa detik, keluarlah Venus dan dengan tatapan bingungnya.
"Assalamualaikum." Ucap Ardi.
"Waalaikumsalam, siapa ya?" Tanya Venus sambil memperhatikan Ardi dari ujung rambut sampai kaki.
Anak sma. Pacar Bulan? Lumayan juga tipe nya. Tikung tidak ya tikung tidak ya. Venus menyunggingkan senyum devil nya.
"Saya Ardi. Temannya Bulan. Saya dengar Bulan sakit, jadi saya kesini, kak."
"Oh temen nya Bulan. Masuk masuk, Bulan ada dikamarnya. Ayo aku anter dek." Kata Venus ramah dan senyum manisnya. Atau, Venus modus?
Ardi hanya mengangguk canggung dan mengikuti Venus dari belakang.Saat mulai menelusuri rumah Bulan, nuansa warna putih menyelimuti. Terlihat hangat. Juga terdapat banyak pajangan foto di dinding rumah yang tertata rapi juga berjiwa seni.
Sibuk melihat pajangan foto itu, Ardi telah sampai di depan pintu kamar Bulan. Tentu saja ia tahu karena terdapat pajangan di pintu yang bertuliskan BULAN dengan tulisan abstrak.
Venus membuka pintu kamar itu, Ardi tetap berada di belakangnya. Ardi dapat melihat Venus membangunkan Bulan dengat selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya.
Bulan mulai memerjapkan matanya melihat sekitar. Saat melihat Ardi dapat dilihat dia kaget. Tak selang lama, Venus pergi meninggalkan keduanya, mempersilahkan Ardi duduk di kursi sebelah ranjang Bulan. Bulan mencoba untuk duduk namun ditahan oleh Ardi.
"Eh gapapa tiduran aja. Lo kan lagi sakit," cegah Ardi.
"Gakpapa Di," ucap Bulan sambil tersenyum. Senyuman yang dipaksa karena ia sedang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile : Mine [On Going]
Teen FictionSLOW UPDATE Kisah Klasik remaja --- --- --- "Maukah kau menceritakan sebuah kisah untukku?" "Baiklah, aku akan menceritakan sebuah kisah. Dimana, sang surya sangat mencintai rembulan." "Bagaimana cara surya mencintai bulan?" "Sang surya rela melenya...