12 - Selenophile

134 12 0
                                    

Jangan buat rindumu semakin berat karena egomu yang sangat kuat.

- Selenophile -

Pintu kamar itu terketuk, menimbulkan suara pintu yang khas. Cukup lama, Rizal papa Iqbal mengetuk pintu kamar anaknya.

Merasa tidak ada jawaban, langsung saja Rizal masuk. Terlihat cowok berbadan putih dan tinggi berbaring santai di ranjang kepemilikannya.

"Ada apa, Pa?." Belum sempat Rizal, papa Iqbal, masuk sepenuhnya. Iqbal langsung saja bertanya.

"Kok tau ini Papa.?"

"Ketukan khas papa ga bisa dibedain." Ucap Iqbal sambil berbalik badan dan beranjak bangun dari ranjangnya.

Papa nya duduk di tepi ranjang dan menyamakan posisi nya dengan Iqbal.

"Papa mau bicara sesuatu sama Iqbal."

Iqbal hanya mengangguk, "bicara saja."

"Pekerjaan Papa di AS sudab selesai. Dan sekarang dan seterusnya, Papa akan dipindahtugaskan di Indonesia. Jadi kita sudah bisa tinggal disini."

"Terus?,"

"Untuk sekolah kamu, papa sudah tanya ke keluarga Bulan, kamu mau kan ma..."

Belum sempat papanya selesai berbicara, Iqbal langsung menjawab, "apapun yang papa mau, Iqbal bakal turutin."

Papanga mengangguk paham dan gembira. Ternyata anaknya yang satu ini sangat penurut padanya.

"Baiklah, kalau begitu besok malam kita kerumah Bulan ya. Kita cari info di sekolahnya seperti apa dan bagaimana."

Iqbal mengangguk pasrah dan memilih berbaring pada posisinya semula. Iqbal selama ini selalu menuruti papanya, itu hanya sebagai tanda terimakasih nya karena papanya selalu ada untuk dia. Sekaligus, menjadi ibu untuk dirinya.

---

"

Hujannya udah reda, pulang guk." Ajak Ardi.

Bulan menoleh ke arah keluar jendela, sesaat berkata "anterin gue tapi ya. Lo tadi yang jempug gue, lo juga yang harus anter gue kerumah."

"Siap nona tuan putri."

Bulan tertawa mendengarnya, kemudian keduanya beranjak dari duduknya dan menuju parkiran.

Namun tak lama kemudian, tiba tiba handphone Ardi berbunyi. Tertera nama Marina disana.

My marina dengan emoticon love.

Cukup lama Ardi memandangi panggilan di handphone nya, "kok gak di angkat, Di.?" Tanya Bulan pada Ardi yang sukses membuatnya kaget.

"Ah iya, ini mau di angkat."

Ardi menggeser warna hijau pada layar handphone nya.

"Ardi..."

Terdengar suara serak dari Marina di ujung sana.

"Rin, kamu kenapa? Rin...?" Tanya Ardi khawatir.

Mendengar nama Marina disebutkan oleh Ardi, sontak membuat Bulan menoleh.

Perasaan tidak suka muncul pada hati Bulan.

Cemburuuuuuuu.

"Lo bisa kesini gak, Di?." Marina menangis, sesegukan. Entah apa sebabnya.

"Kamu dimana?."

"Danau taman."

"Oke aku kesana sekarang."

What, terus gue...

Selenophile : Mine [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang