Akhir pekan. Pagi yang sangat cerah. Ya, cuaca hari ini sangat cerah sama seperti hati Adel yang gembira. Gadis itu tidak sabar untuk melepas rindu pada kakeknya yang sangat ia cintai. Adel memang sudah merencanakannya dari jauh jauh hari bahwa hari ini ia memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah opa."Iya nih, jadi ke rumah opa."
"Hmm...kamu mau pergi jam berapa? Udah siap siap?" Di seberang sana, terdengar suara laki laki yang sedikit cemas. Mendengarnya, Adel tertawa kecil. Kini Adel sedang berdiri di depan kaca, menyocokkan beberapa baju pada badannya, sambil mengepit ponselnya dengan bahu kiri dan telinga nya."Ini lagi siap siap. Bingung deh mau pakai baju apa. Hmm...pergi nya sekitar jam 10."
"Mau aku anter gak?"
"Nyadar diri deh, Dev...kamu tuh baru keluar dari rumah sakit 4 hari yang lalu."
"Ya...emangnya kenapa? Ck, curiga aku."
"Hahahaha. Curiga kenapa coba?"
"Ini mau pergi kerumah opa atau mau ketemu oppa oppa-an sih?!" Adel kali ini benar benar tertawa mendengar perkataan Devan. Berbeda dengan Devan yang merengut kesal di ujung sana.
"Astagaa..."
"Ya lagian, di anterin gak mau, mana pake acara bingung pake baju apa lagi. Opa tuh panggilan sayang buat cowok lain kan?!"
"Kamu masih sakit gak kakinya?"
"Masih sih ini."
"Nah tuh, segala pake acara mau nganterin."
"IH! DEL!"
"Hahahaha tuh kan! Yaudah ah, aku naik taksi aja. Gak usah dianter, nanti aku pap deh sama opa! Nyebelin."
"Bener yaa!!"
"Iyaa, bawel."
"Del jangan cantik cantik ah!"
"Apasih gombal."
"YA ALLAH KAMU TUH GAK TAU RASANYA PUNYA PACAR CANTIK!" Devan mendramatisir suasana.
"Devan ya ampun...lagian aku mau genit ke siapa coba? Orang mau ketemu Opa, om sama tante, hahahaha."
"Ya siapa tau...Opa.."
"Hahahaha, Astaghfirullah!" Adel tertawa, begitu juga dengan Devan yang ikut tertawa terbahak bahak di ujung sana.
Adel mengakhiri telponnya dengan Devan dan melemparkan ponselnya ke atas kasur. Gadis itu melanjutkan bersiap siap untuk pergi ke rumah opa nya. Jam menunjukkan pukul 9 lewat 35 menit, Adel memutuskan untuk berangkat jam 10.
***
Devan sekarang hanya berbaring di kasur nya sambil memainkan ponselnya. Beberapa menit yang lalu, Devan menerima pesan dari kekasihnya bahwa Adel telah sampai di rumah opa. Seperti yang dijanjikan Adel, gadis itu berfoto dengan opa kesayangannya lalu mengirimkannya pada Devan. Devan terkekeh geli melihat itu.
Tok..Tok.. Suara pintu kamar Devan terdengan diketuk dari luar.
"Masuk.." Devan bersuara
"Den Devan...itu ada temen temennya di bawah nyariin aden." Mbok Tum terlihat dari balik pintu
"Siapa, Mbok?"
"Itu...mas Aldo, mas Rio." Devan tertawa mendengar informasi yang disampaikan oleh si Mbok.
"Yaudah suruh mereka tunggu dibawah aja mbok. Ohiya mbok, ibu sama bapak jadi pergi?"
"Jadi den...tadi katanya pergi ada undangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NANTI
RomanceSelama ini, Adel tidak pernah terlihat oleh Devan. Bahkan, selama 3 tahun berada di satu sekolah yang sama, Devan baru menyadari keberadaan Adel di tahun terakhirnya di SMA Bangsa. Tidak butuh waktu lama untuk Devan memilih untuk menjatuhkan hatinya...