19. Lebih Baik Dikirim

1.3K 38 6
                                    

Seminggu sudah Adel lewati semenjak penjelasan panjang lebar di warung Mak Berta dari Devan dan keputusan yang Adel buat untuk jauh dari Rio yang dengan mudahnya Rio setujui pagi itu.

Adel kini menjalani harinya kembali seperti dulu. Datar. Tidak ada hal hal aneh yang muncul di hidupnya. Kabar burung tentang masalahnya yang berkaitan dengan Devan dan Bella pun sudah mulai pudar di dunia gossip di SMA Bangsa.

Tentang Bella, Adel tidak lagi dekat dengan gadis itu. Pagi itu setelah berbincang dengan Devan dan Rio di warung Mak Berta, Adel bertemu dengan Bella di kelas.

Gadis tunangan Devan itu bersusah payah menjelaskan seluruh keadaan yang hanya ditelan bulat bulat oleh Adel lalu kemudian di muntahkan. Alias, masuk lewat kuping kanan dan saat itu juga keluar dari kuping kiri. Adel tidak peduli dengan penjelasan Bella. Toh, ia sudah tahu yang sebenarnya. Dari Tania, dan juga Devan. Adel rasa ia tidak perlu lagi mendengar penjelasan dari Bella.

Jadi, pagi itu di kelas, Adel memutuskan untuk mengatakan bahwa ia sudah memaafkan Bella tetapi Bella tidak perlu lagi berada di dekatnya. Bella tidak perlu lagi ikut 'nimbrung' jika Tania dan Adel sedang berbincang. Adel tidak mau Bella tetap menjadi sahabatnya seperti dulu. Adel memberikan pernyataan yang tegas pada Bella sebagaimana ia memberikannya pada Devan di warung Mak Berta.

Memaafkan tetapi tidak akan pernah melupakan.

Memaafkan tetapi tidak akan pernah bisa kembali dekat seperti semula.

Adel benar benar tidak mau berurusan dengan Devan ataupun Bella. Sama sekali. Gadis itu kali ini mengeluarkan sisi keras yang ada di dalam dirinya.

Adel juga masih menetap dirumah Ednan walaupun apartment nya masih ada. Keadaan Adel saat ini cukup baik. Semua berjalan dengan normal sesuai rencana nya.

Adel kini hanya aktif dan fokus dalam pelajaran dan sekolahnya mengingat tinggal sebulan lagi ia akan menghadapi Ujian Nasional. Adel hanya memikirkan masa depannya sekarang. Ia tidak mau lagi terkecoh dengan hal hal yang bisa membuatnya kembali jatuh terpuruk dan gagal. Kini Adel juga secara intensif mengikuti jam pelajaran tambahan di sekolah yang membuatnya pulang jauh lebih sore dibanding hari hari sebelumnya. Ia bisa sampai di rumah pukul 7 malam. Begitu juga untuk murid lainnya. SMA Bangsa sudah mulai menetapkan jam pelajaran tambahan untuk murid kelas XII agar siap menghadapi UN.

Jam menunjukkan pukul 19.15. Ya, Adel baru saja sampai dirumah.

"Assalamualaikum.." Adel membuka pintu dan segera mencopot kedua sepatunya.

"Walaikumsallam. Ayo, Del langsung makan." Adel mengangguk mendengar perkataan Kevin.

Menaruh ranselnya di sofa ruang tamu lalu dengan cepat Adel melangkahkan kakinya menuju ruang makan mengikuti Kevin. Tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

Sesampainya di ruang makan, Ednan dan Rini sudah lebih dulu duduk di kursi meja makan. Keduanya tengah menyantap makanan yang telah disajikan oleh pembantu rumah tangga untuk makan malam.

"Ayo, Adel cuci tangannya dulu."

"Iyaa, Opa." Adel mencuci tangannya lalu segera ikut bergabung di meja makan.

"Del, gimana di sekolah? Semuanya aman?"

"Aman, Opa. Biasa biasa aja sih. Cuma lagi sibuk ini aja nih, penambahan materi. Selebihnya beress!" Ednan tersenyum mendengar jawaban Adel yang juga membuat hatinya tenang mendengar cucunya itu baik baik saja di sekolah. Setelah kejadian malam itu, Ednan pikir, butuh waktu lama untuk Adel bangkit kembali dan menyesuaikan keadaan. Menyesuaikan masalah yang dihadapinya dengan aktivitasnya di sekolah menjelang UN.

NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang