Adel memilih untuk tetap dikelas saat bel istirahat di jam pertama telah berbunyi. Adel memilih untuk menyantap nasi uduk yang diberikan Rio padanya tadi pagi.
Mengingat itu, Adel hanya bisa tersenyum.
"Del, lo sama si kulit bayi aja sih" celoteh Tania asal pada Adel.
"Rio? Hahaha. Aneh tuh orang! Suka banget bikin gue bingung sama sikapnya."
Tania tidak bisa berhenti memikirkan Adel sejak saat ia kembali dari ruang musik. Sekarang, Tania juga memilih untuk duduk di samping Adel dan tidak lagi duduk di samping Bella. Tania meminta Sarah yang notabene nya adalah teman satu meja Adel, untuk pindah duduk dengannya. Adel dengan Tania dan Sarah dengan Bella. Awalnya, Adel bingung bukan main saat Tania meminta Sarah untuk pindah, tapi, Tania mengatakan bahwa ia hanya ingin duduk disamping Adel dan jangan coba halangi dirinya untuk itu.
"Lo berdua kenapa, sih? Berantem ya? Kok diem-dieman gitu daritadi?" Adel menanyakan pertanyaannya langsung pada Tania dan Bella.
Keduanya tidak menjawab.
"Haduh, toilet di sekolah kita tuh kenapa ya? Terakhir kali nih, Bella ke toilet waktu itu, eh balik balik malah nangis terus minta pulang. Sekarang, lo sama Bella izin ke toilet di waktu yang sama, eh baliknya malah berantem diem-dieman gini. Kenapasih? Jangan diem-dieman dong"
Bella hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Gue gak suka temenan sama orang munafik"
"Tania! Jangan asal ngomong dong!" Adel benar benar kaget saat mendengar Tania berkata seperti itu pada Bella.
"Jaga mulut lo" Tania membulatkan matanya kaget mendengar jawaban Bella. Lalu, Tania hanya bisa tertawa.
"Gak usah menggurui gue. Lo aja dulu jaga sikap lo. Del, gue muak lama lama disini. Lo mau ikut gue ke kantin gak?" Adel masih diam tak menjawab. Ia benar benar bingung dengan kondisi Tania dan Bella saat ini.
"Lo berdua gak bisa baikan dulu apa? Serius dong"
"Gue aja yang pergi"
"Bagus, kalo lo nyadar" Tania mendukung kepergian Bella dari kelas. Tidak lama setelah itu, Bella melangkahkan kakinya untuk pergi ke kantin dan meninggalkan Tania juga Adel.
"Lo kenapasih? Jangan gitu sama Bella."
"Eh, kucrit. Asap gak bakal muncul kalau gak ada api. Oke? Gak semua yang lo lihat itu benar, Adelia Julia Athira" Adel hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.
"Iya iya...gue tau banget kok. Lo gak bakal memulai masalah kalau gak ada orang yang ngusik lo. Gue gak tau masalah lo apa sama Bella, tapi jangan lama lama dong berantemnya. Gak enak tau jadi gue" Tania hanya bisa tersenyum tipis mendengar Adel.
"Lo tuh terlalu baik atau terlalu tolol sih? Iyaaa iyaa.....nanti gue baikan."
"Nah gitu dong"
"Kalo gue udah jadi mayat."
"Astaghfirullah! Taniaaaa!" Adel memukul lengan Tania dan keduanya tertawa cekikikan.
Saat Adel berniat untuk menyantap nasi uduk dari Rio. Sebuah pesan di LINE masuk dari nama yang tidak dikenalnya dan berhasil membuat Adel menaruh kembali nasi uduknya di atas meja dan mengalihkan perhatiannya pada pesan yang baru saja masuk ke ponselnya itu.
Alanaysmn: Hai, Adel! Ketemu di warung Mak Berta yuk jam istirahat kedua nanti. Mungkin lo gak tau gue siapa, tapi, gue tau banget Devan itu siapa. Lo yakin kalau lo udah kenal dan tau dia sepenuhnya? Hmm...gue kasih spoiler dulu kali ya tentang apa yang mau gue kasih tau di warung Mak Berta nanti... Enjoy the pic, princess!
KAMU SEDANG MEMBACA
NANTI
RomanceSelama ini, Adel tidak pernah terlihat oleh Devan. Bahkan, selama 3 tahun berada di satu sekolah yang sama, Devan baru menyadari keberadaan Adel di tahun terakhirnya di SMA Bangsa. Tidak butuh waktu lama untuk Devan memilih untuk menjatuhkan hatinya...