Bel di SMA Bangsa kini berbunyi. Menandakan bahwa sekarang adalah waktunya jam istirahat pertama. Siswa siswi SMA Bangsa langsung berhamburan keluar dari kelas mereka menuju ke kantin. Sebagian ada yang menetap di kelas untuk menyantap bekal yang mereka bawa dari rumah, ada juga yang menetap di kelas karena rasa malas untuk berjalan menuju ke kantin.
Adel dan Tania sudah berniat untuk membeli siomay. Ya, mereka berdua berniat untuk pergi ke kantin. Keduanya segera melangkahkan kaki mereka keluar kelas.
"Hai, Kak Adel." Adel dan Tania menghentikan langkah kaki mereka.
Agatha kini menghadang jalan.
Adel hanya bisa memandang adik kelasnya itu heran.
Haduh. Mau apalagi sih? Batin Adel.
"Halo. Ada apa ya?" Adel membalas sapaan Agatha.
Agatha hanya bisa terdiam beberapa saat.
"Sorry, kalo gak ada urusan yang penting, gue sama Tania lagi buru buru nih mau makan ke kantin. Gue duluan y-"
"Kak, bisa ngomong sebentar?" Agatha memotong perkataan Adel. Sekarang, Adel bingung bukan main.
"Ngomong? Maksudnya?"
"Aku mau ngomong sama kakak. Berdua aja."
"Mau ngapain lo?" Sahut Tania sewot.
"Ada sesuatu yang harus aku bicarain sama Kak Adel."
"Gue ikut." Lagi lagi, Agatha berhasil dibuat diam oleh Tania.
Agatha kini melirik Tania lalu kembali menatap Adel. Wajahnya benar benar menunjukkan kalau ia sedang tidak bercanda sekarang. Adel memperhatikannya. Agatha seperti memohon pada Adel.
"Yaudah. Tan, gapapa. Gue ngomong sama dia aja berdua. Tolong titip ya siomay nya."
"Serius lo mau ngomong berdua sama valak?" Adel melotot. Sementara, Agatha hanya menghela nafasnya.
"Ck, iya iya sorry. Yaudah nanti gue beliin. Awas lo ya macem macem." Agatha mengangguk mendengar perkataan Tania.
"Kita ke taman belakang sekolah aja ya, Kak?"
"Oke." Adel menyetujui ajakan Agatha lalu dengan segera meninggalkan Tania dan mengikuti langkah kaki Agatha menuju ke taman belakang SMA Bangsa.
***
Adel dan Agatha kini duduk di salah satu bangku di taman belakang SMA Bangsa. Keduanya duduk berdampingan. Sudah hampir lima menit mereka duduk disana, tetapi Agatha sama sekali tidak mengeluarkan suaranya.
Adel menghela nafasnya.
"Lo mau ngomong apa, Gath?" Adel memilih untuk memulai pembicaraan.
"Kak aku minta maaf ya soal yang kemarin di kantin." Adel sedikit terkejut mendengar perkataan Agatha sekarang. Ia menautkan kedua alisnya.
"E-eh? Oh, iya. Gapapa kok."
"Aku iri sama Kak Adel."
"Hah? Iri? Iri kenapa?" Adel lagi lagi dibuat bingung dengan sikap Agatha.
"Soalnya Kak Rio bener bener cinta sama kakak."
Ding! Adel kini berhasil dibuat diam oleh Agatha.
Agatha kini membenarkan posisi duduknya. Ia memilih untuk berhadapan dengan Adel.
"Kakak kenapa sih jutek banget sama Kak Rio? Kakak jutek gitu aja, Kak Rio masih sayang banget sama kakak. Sementara, aku kemarin udah lakuin banyak hal untuk narik perhatian dia, eh dianya malah gak peduli. Boro boro peduli, dilirik aja enggak." Agatha menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANTI
RomanceSelama ini, Adel tidak pernah terlihat oleh Devan. Bahkan, selama 3 tahun berada di satu sekolah yang sama, Devan baru menyadari keberadaan Adel di tahun terakhirnya di SMA Bangsa. Tidak butuh waktu lama untuk Devan memilih untuk menjatuhkan hatinya...