Chapter 3

1.7K 248 64
                                    

(Backsound : EXO - For Life)

Sreenggg..
Taakk.. Takk..
Srreesss..

"HUN !!! COME ON !! SUDAH JAM 7 !!"

Srekk..
Srrekk..
Srrekk..

"HUN !!"

Prakk..
Praakk..
Prakk..

Ku taruh semua jenis makanan yang ku buat mendadak pagi hari ini di atas meja makan hingga tersusun rapih. Saat inipun sehun masih belum turun dari atas kamarnya sedikit kesal ku dibuat olehnya, ia yang tidur terlelap macam kebo ragunan, ia juga yang sulit bangun macam kukang safari

Asdfghjkl

"YAA !! OH SEHUN !!" teriakku benar benar menggelegar seisi rumah, namun tetap saja namja itu seperti putra tidur yang terhanyut dalam mimpi mimpinya yang indah. Apakah ia menaruh dream catcher ?

Esok esok, harus ku ambil agar mimpinya selalu buruk.

Tapi..

Bila ada dream catcher, mengapa mimpiku yang buruk semalam ?

Aiisshh jinjja

Kesabaran memang tiada batasnya, itu sudah kodrat dari tuhan yang maha agung , namun manusia lah yang membuat kesabaran itu ada batasannya. Dan saat inilah kesabaranku mulai berada di ujung batas

"Gûl Nar Iya"

Wuussshhh..




Ddaarrr..




..





"NOONA !!!! NANATH ! ATHTONGTONG NANATH !!"


××××

Sepiring makanan yang masih terhidang lengkap tanpa ada salah satu masakan buatanku yang ia santap , masih saja ia mainkan secara acak , mengaduk aduk hingga seluruh makanan itu tidak enak untuk di santap kembali.

Poutan bibirnya yang tercetak jelas, hingga sikut yang tergeletak di meja makan dengan telapak tangan yang menempel di pipinya itu.

Mmm..

Tidak lupa halnya dengan rambut yang menyuncung ke atas layaknya semak berduri dan sisa sisa abu hitam yang masih nempel di tubuh tubuhnya secara beracak.

Nampaknya aku salah sihir.

Tetap ku lahap makanan yang berada dihadapanku tanpa menghiraukan dirinya yang masih kesal terhadapku.

"makanlah sehun-ah" tuturku singkat tanpa melirik sedikitpun kepadanya

Ia masih terdiam, tidak menjawab sedikitpun pertanyaanku, hingga ku berani untuk melirik sedikit kepadanya , dan rupanya sepasang bola mata kecil itu memperhatikanku dengan lekat ,  ia melihat ke arahku dengan wajah yang terbilang..

Mm..

Mm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joha Joha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang