Chapter 23

892 135 19
                                    

(Backsound : Davichi - This Love)

WARNING !! 21+

Di perjalanan panjangnya kini , ia menelusuri bebatuan, sungai kecil , dll dengan pakaiannya yang mencapai kaki.

Apakah tidak begitu merepotkan ?

Hawa hawa yang begitu berbeda disaat ia melewati kawasan desanya , suhu yang begitu hangat yang ia rasa saat melihat senyuman masyarakat sekitar kini menjadi dingin. Sinar matahari yang menyorot hingga kedalam retina matanya kini hanya sebuah kabut yang berulang kali melewati jelas tersorot oleh matanya.

Ia sadar bahwa ia begitu ketakutan , fikirannya melayang..

Bagaimana jika ia diterkam oleh binatang buas ?

Bagaimana jika ia di setubuhi oleh lelaki yang bukan suaminya ?

Psyche memejamkan matanya berulang kali , ia tak kuat membayangkan ribuan sugesti yang tumbuh di otaknya.

'ya dewa tolong selamatkan aku' rintihnya didalam hati.

Jatuhnya air bening dari dalam manik mata Psyche , ia begitu ketakutan. Ia tak bisa melanjutkan perjalanan ini sendirian , begitu bodohnya ia harus menerima tawaran dan permintaan Oracle yang belum tentu benar.

"hikkss.. Hikkss.. Ibunndaaaa.. Hikkss.. Yaa deewaa.. Toloongg hikkss.. Hikss.. Selaammaatkann akuu" rancaunya

..

..

"Kau tak mengapa wahai umatku ?"

Terdengar sedikit kalimat dari seseorang yang menanyakan keadaannya. Sepertinya sesosok manusia yang tengah berjalan menuju ke gunung , kini Psyche yakin bahwa ia akan mendapatkan sebuah teman untuk sampai hingga puncak sana.

Ia begitu kegirangan saat mendengar suara manusia , Psyche menoleh ke arah kiri dengan senyuman lebarnya.

"kau , akan ke-"

Wajahnya melongo , matanya mendadak membulat sempurna dengan mulut yang menganga begitu lebar.

Dia di datangi oleh sosok dewa Angin Barat yang tengah melintas melewati kaki gunung ini. Psyche tak berkedip sama sekali , baru kali ini ia melihat sesosok dewa dalam bentuk asli.

"Kau tak apa apa wahai umatku ? Kau ingin kemana ? Di pagi buta seperti ini ? Kau tak takut akan binatang buas yang berkeliaran di sekitar sini ?" tanya Dewa Zefiros dengan baik dan ramah tamah

Psyche menundukkan kepalanya patuh karena ia tahu dihadapannya kini bukan manusia , kepala pemerintahan , raja atau apapun..

Melainkan sesosok Dewa Yunani yang patut di hormati segala yang ia miliki.

"Wahai Dewaku Zefiros , aku bermaksud berjalan seorang diri untuk mendatangi sebuah rumah di puncak gunung ini. Namun.. Aku tidak yakin apakah aku akan sampai ke atas sana dengan selamat atau tidak"

Dewa zefiros yang sedang menaiki gumpalan Awan emasnya itu , merasa sangat iba mendengar tutur kata Psyche yang begitu menyedihkan. Seorang wanita remaja , seorang diri berjalan di tempat yang mengerikan.

Ia menurunkan awannya ini hingga sejajar dengan tubuh Psyche  , Dewa Zefiros tersenyum manis dan mengulurkan tangannya.

"raihlah tanganku dan tumpangi. Niscaya , kau akan selamat hingga tujuan akhir"

Joha Joha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang