Chapter 18

882 154 23
                                    

(Backsound : EXO - Promise)

Sehun menutup telponnya yang tadi bersama noona kesayangannya. Dadanya kembang kempis mengatur kegugupannya , matanya tak berhenti berkedip cepat. Ia tak menyangka bahwa kyungsoo yang begitu dingin bisa merindukannya kembali.

Ia begitu sangat manis bila sudah tersenyum bahkan kali ini senyumnya berkali kali lipat dari sebelumnya.

Sehun pun bangun dari rebahannya , bermaksud ia ingin keluar dari kamar untuk mencari makanan.

Gubug xiumin yang tak bisa dibilang cukup besar , bahkan sedikit lebih kecil dari rumah sehun dan kyungsoo ini hanya memberikan kesan sepi , dingin nan hening.

Bahkan ini masih jam 5 pagi, tetapi sudah sangat sepi. Lampu di setiap ruangan sangat gelap, tak ada cahaya.

'apa thiumin hyung thudah pelgi ke kantolnya ?' fikir sehun.

Ia menelusuri ruangan demi ruangan , hingga mulai ke dapur , ruangan keluarga , ruang tamu , meja makan ,dll. Ia meneriaki nama xiumin berulang kali dengan pelan.

"thiumin hyung ? Eodiga ? Kok gelap thih ?"

Timbul ketakutan yang sehun alami saat ini. Ia begitu menyesal , seharusnya sehun merengek berkali kali pada kyungsoo agar ikut.

"Gûl Galad"

Muncullah sebuah titik cahaya di telapak tangan sehun untuk menerangi perjalanannya selalu.

Begitu bodohnya.

Mengapa ia tidak menyalakan lampu saja ?

Sehun sudah berada di kamar xiumin , ia mengetuk ngetukkan pintunya berulang kali.

Tuukk..
Tuukk..

Tak ada jawaban.

Ia menyaut nyaut nama xiumin berkali kali hingga uratnya terputus pun tetap saja tak ada jawaban.

"thiumin hyung ? Kau ada di dalam"

Sehun pun hanya bisa termenung mendapatkan kesendirian ini. Ia mempoutkan bibirnya kecewa dan tertunduk.

Terlihat di pojokan muncullah kobaran asap tipis bewarna emas dari dinding depan yang bersebelahan dengan jendela. Sehun menghampiri dengan cepat dinding tersebut.

Ia menghirup asap itu , namun tidak ada rasa yang aneh. Akan tetapi ke anehnya, mengapa asap bisa timbul dari balik dinding kusam ?

Tak berpenghuni pula.

Sehun mencoba melangkahkan kakinya ke depan dinding itu.

Terjadi kegelapan yang ia rasakan, pandangannya serasa buta. Ia tak bisa melihat apapun , bahkan sihirnya tak berguna sama sekali.

"oh jethuth , ige mwoya ?" gumamnya

Hingga datanglah sebuah cahaya yang menyeruak ke pandangannya , ia membuka perlahan hingga matanya terbuka lebar. Ia melihat sebuah lorong tangga yang menunjukkan seperti ke ruang bawah tanah.

 Ia melihat sebuah lorong tangga yang menunjukkan seperti ke ruang bawah tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joha Joha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang