Vote dan komentar sebelum membaca, danke:)
Happy reading :v
_________________________Malam ini Iqbaal pulang lebih lama, alasannya ia tidak betah berada di rumah nya sendiri. Ia terlalu malas jika harus melihat ayahnya.
"Dari mana saja kamu?" Tanya ayah Herry dengan tegas.
Langkah Iqbaal terhenti saat mendengar suara ayahnya.
"Peduli apa anda sama saya?" Tanya Iqbaal dengan wajah datarnya.
Emosi ayah Herry memuncak disaat Iqbaal melawan ucapannya.
"Saya tidak pernah mengajarkan kamu menjadi anak pembangkang Iqbaal." Ujar ayah Herry tegas.
Iqbaal tidak peduli akan hal itu, ia sudah cukup muak dengan semua ini.
"Terserah."
Iqbaal melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti itu.
"IQBAAL AYAH BELUM SELESAI NGOMONG." Teriak ayah Herry.
lagi-lagi langkah Iqbaal terhenti, tidak lama bunda nya keluar dengan tergesa-gesa.
"Ayah cukup yah." Ujar Rike.
Iqbaal berdecih, ia muak dengan kedua orang tuanya yang selalu mementingkan pekerjaannya itu.
"Ada apa sih bun?" Tanya Ody.
Bunda Rike hanya bungkam, ia bingung harus menjawab apa saat ini. Sementara ayah Herry menatap tajam anak bungsunya. Iqbaal.
"Kenapa kamu sering bolos hah? Sering berantem? Kenapa Iqbaal? jawab ayah?" Tanya ayah Herry tegas.
Iqbaal berdecih malas rasanya menjawab pertanyaan ayahnya tersebut.
" Anda tanya kenapa saya jadi begini karena kalian, hanya dengan begitu saya merasa senang, engga kesepian, hanya dengan itu saya bahagia tanpa memikirkan masalah yang terus datang menghampiri."
Semua hanya bungkam mendengar penjelasan Iqbaal tersebut.
"Ayah malu punya anak seperti kamu, yang tidak tahu aturan."
Ucapan Herry mampu membuat Iqbaal kalut, emosinya memuncak.
"Terserah anda mau berkata seperti apa, ini hidup saya, mau saya melakukan apapun terserah saya, lagian pula tidak ada yang peduli sama saya." Ujar Iqbaal dengan wajah datar.
PLAK.
Iqbaal terkejut bukan main saat ayahnya menampar pipi kanannya hingga sudut bibir nya mengeluarkan luka.
"Kurang ajar dasar anak tidak tahu diri." Bentak ayah Herry.
"Ayah cukup." Ujar bunda Rike.
Ody hanya bisa menenangkan Rike saat ini, ia bingung harus bagaimana.
"Apa anda tidak cukup melukai batin saya selama ini? Apa tidak cukup?" Tanya Iqbaal emosi.
Semua tercengang mendengar Iqbaal berbiacara seperti itu. Tanpa keluarganya tahu, Iqbaal selalu terluka, bukan di fisik melainkan batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy [1]
FanfictionKamu ; Laki-laki nakal suka bertengkar, tapi kamu mampu membuatku jatuh hanya karena tingkah konyol juga sederhanamu. Bisaku mencintaimu - Ini cerita pertama aku, maaf masih amatir dan berantakan:))