Bagian 13

5.4K 586 19
                                    

Siang ini (namakamu) termenung di taman sekolah nya, perkataan Zidny, Vanesha dan murid lain tentu membuat ia kepikiran.

"Shhh."

Flashback on.

Pagi ini (namakamu) berjalan sendiri menuju kelasnya, biasanya ia bersama Iqbaal atau Arra, namun langkahnya terhenti saat Zidny dan Vanesha menghadangnya.

Zidny memang sengaja pindah ke sekolah yang sama dengan Iqbaal, entah apa alasannya.

"Lo cewek nya Iqbaal?"

(namakamu) hanya diam saat Zidny bertanya seperti itu.

"Urusannya sama lo apa?"

Zidny tersenyum miring menatap gadis di depannya.

"Gara-gara lo Iqbaal berpaling dari gue."

(namakamu) tertawa keras saat Zidny berkata seperti itu.

"Gue? Heh sadar lo yang ninggalin Iqbaal dan sekarang lo pengen balikan disaat Iqbaal udah bahagia? Hebat, kemana aja lo dulu?"

Zidny terdiam saat (namakamu) berkata seperti itu.

"Kurang ajar, dasar gatau diri, bitch engga pantes buat Iqbaal."

(namakamu) tersenyum miring saat mendengar Zidny berkata seperti itu.

"Bitch teriak bitch, hello."

Zidny menggertakkan gigi nya dengan kesal saat gadis di depannya ini semakin melunjak.

"Jauhin Iqbaal, dia milik gue."

Lagi-lagi (namakamu) tertawa keras saat Zidny berkata seperti itu.

"Iqbaal itu pacar gue, lo cuma masa lalu bagi Iqbaal, lo engga malu apa? Dulu lo ninggalin Iqbaal sampe Iqbaal berubah sikapnya, sekarang disaat dia udah bahagia, lo kembali, mau lo apa sih?"

PLAK.

Pipi (namakamu) terasa panas saat Zidny menamparnya dengan keras.

"Engga usah ikut campur urusan gue, liat aja nanti."

Flashback off.

(namakamu) memegang pipi nya yang memerah, rasa sakit itu masih membekas.

"Shhh."

(namakamu) menatap tajam ke arah Zidny dan Vanesha yang sedang berada di kantin, posisinya mantin dekat dengan taman. Setelah itu (namakamu) pergi menuju kelasnya dengan emosi yang tertahan.

Tapi saat ia di koridor banyak murid-murid yang menatapnya dengan sinis.

"oh dia cewe nya kak Iqbaal? Mentang² cewenya jadi seenaknya"

"tau dih ngelunjak bat dia"

"songong masih kelas 10 juga"

"apa bagusnya coba"

"pantes aja ngga dih, kaya pangeran sama babu"

"kak Iqbaal sempurna, lah dia ga malu apa punya cewe kaya dia, dih cantik ngga, apa yang diliat coba"

(namakamu) menghela napas kasar saat banyak siswi yang tidak menyukainya.

"Ya ampun kemana aja lo?"

Baru saja (namakamu) sampai di kelas, Arra sudah menyambutnya dengan suara cemprengnya itu.

"Kepo deh."

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang