Bagian 27

4K 444 8
                                    

Aku akan mencoba mengiklaskan, namun yang harus kamu tahu, rasa ini akan selalu untukmu, sampai nafas ku terhenti -

••••

Iqbaal menghentikan nyanyiannya, lalu menaruh gitar di sampingnya, setelah itu membuka ponselnya, ia melihat foto gadis itu lalu mengusapnya secara perlahan.

"Aku akan coba iklasin kamu (nam..), engga seharusnya aku terpuruk kaya gini, aku akan coba engga akan ganggu kamu lagi, bahkan aku engga akan pernah maksa kamu lagi untuk kembali."

Iqbaal menunduk, tanpa ia sadari air matanya menetes, dengan cepat ia menepisnya.

"Karena aku sadar, aku memang bukan yang kamu harapkan lagi."

"Dan aku harap kamu akan selalu bahagia walaupun tanpa aku, si laki-laki brengsek ini."

(namakamu) yang mendengar itu hanya bisa diam, lidahnya kelu, sangat. Tanpa Iqbaal ketahui (namakamu) merasakan rasa sakit yang sama, bahkan jauh lebih sakit.

(namakamu) tidak bisa melakukan apa-apa, ini yang ia inginkan bukan? Ia juga tidak ingin terus menerus membiarkan Iqbaal tersiksa dengan perasaannya.

"Maafin aku Iqqi." Batin (namakamu).

Setelah itu (namakamu) membiarkan Iqbaal sendiri disini, Iqbaal butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

"Akan aku coba, namun yang harus kamu tahu, aku akan selalu mencintaimu, sampai tuhan memintaku kembali untuk pulang."

Iqbaal beranjak dari taman,membawa gitar kesayangannya, ia melangkah menuju kelas, namun langkahnya terhenti saat ada (namakamu) di depannya.

Tidak ada senyuman, tidak ada sapaan, mereka berdua hanya saling menatap, menyalurkan rasa rindu yang selalu tertimbun ego masing-masing.

Tatapan keduanya meyalurkan kerinduan, kenyamanan, dan kekecewaan yang mendalam.

Iqbaal mengunci tatapan gadisnya, ia menatap bola mata itu, bola mata yang selalu menyalurkan ketenangan juga kenyamanan.

Begitupun dengan (namakamu) yang selalu luluh dengan bola mata coklat muda milik Iqbaal.

Iqbaal menghentikan tatapannya, ia melangkah meninggalkan (namakamu) sendiri di koridor, tanpa permisi.

(namakamu) menatap nanar tubuh tegap Iqbaal, ternyata Iqbaal tidak main-main dengan ucapannya.

Tanpa mereka berdua sadari, Daffa dan Mika menyaksikan keduanya, Daffa hanya menghela napas kasar sementara Mika hanya menatap mereka bingung.

"Mika, can talk for a while?"

Mika mengangguk, mereka memutuskan berbicara di taman sekolah.

"They broke up, and you made them break up, remember the incident you asked Iqbaal to drive to the mall as well as the photo together at the mall?"

Mika terkejut, ia tidak menyangka, apa yang ia buat membuat mereka berpisah, dan Daffa lah yang mengirimkan foto tersebut ke (namakamu).

Ia hanya ingin (namakamu) tahu, Iqbaal tidak sebaik apa yang (namakamu) pikirkan, Daffa mengira mereka hanya akan bertengkar hebat, namun dugaannya salah, mereka mengakhiri hubungannya, yang mengakitbatkan mereka berdua merasa tersiksa dengan keadaan seperti ini.

"Sorry I dont know, if it will end like this."

Daffa mengerti, namun ia hanya ingin mereka berdua kembali, Daffa sudah ikhlas gadisnya bersama laki-laki lain, lagi pula cinta tidak harus memiliki kan?

"Help me to get them back together."

Mika mengangguk mantap, pasti ia akan membantu mereka berdua kembali bersama, ini salahnya, maka ia harus bertanggungjawab akan kesalahannya.

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang