Bagian 9

7K 680 9
                                    

"(nam..),"
"Abdi bogoh ka anjeun."

4 kata yang keluar dari bibir Iqbaal mampu membuat (namakamu) merasakan sensasi aneh, seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya.

"Mentang-mentang orang sunda, pake bahasa sunda." Celetuk (namakamu).

Iqbaal terkekeh kecil, dengan gemas ia menguyel-uyel pipi (namakamu).

"Bales ih, bogoh teu ka urang?" Tanya Iqbaal.

(namakamu) mendengus sebal, ia memang tidak terlalu fasih bahasa sunda.

"Aku engga bisa ah, susah."

(namakamu) memproutkan bibirnya sebal, Iqbaal hanya terkekeh kecil, menggemaskan sekali gadisnya kalau seperti ini.

"Yaudah engga usah, saya sayang kamu, saya engga mau buat kamu pusing."

(namakamu) tersenyum kecil saat Iqbaal berkata seperti itu.

"Suara kamu bagus kak."

Iqbaal tersenyum saat mendengar pujian dari gadisnya.

"(nam..) kamu tahu? Saya bahagia banget saat kamu mau jadi pacar saya, saya engga pernah kepikiran buat jadiin kamu milik saya, kamu tahu kenapa? Karena saya gamau kita saling menjauh saat kita udah engga ada hubungan lagi, tapi saya sadar kalau perempuan itu butuh satu hal yang pasti, saya harap setelah ini kita saling percaya ya (nam..), kita sama-sama pertahanin hubungan ini, walaupun saya tahu banyak orang yang tidak menginginkan kita bersatu, tapi kamu harus tahu, saya sayang dan cinta sama kamu melebihi apapun."

Perkataan Iqbaal mampu membuat (namakamu) tersenyum manis, ah Iqbaal ini selalu saja bisa membuat (namakamu) bahagia hanya dengan kalimat sederhananya.

"Aku akan berusaha pertahanin hubungan ini kak."

Iqbaal tersenyum, lalu mendongak menatap wajah (namakamu) dari bawah, sementara (namakamu) tengah mengusap pelan rambut Iqbaal hanya tersenyum lalu menatap Iqbaal sebentar.

"Kamu pegel engga saya tiduran di paha kamu?"

(namakamu) menggelengkan kepalanya.

"Engga kok kak, santai aja hehe."

Hening, keduanya sibuk bergelut dengan pikirannya masing-masing.

"(nam..) kamu engga malu punya pacar nakal kaya saya?"

(namakamu) terkekeh mendengar pertanyaan konyol Iqbaal itu.

"Untuk apa aku malu kak, aku malah bangga punya kakak, kakak emang engga hebat, tapi aku bahagia saat bersama kakak, kakak sederhana tapi mampu membuat aku mencintai kakak."

Iqbaal tersenyum manis sambil menatap gadisnya.

"Makasih, makasih sudah menerima saya apa adanya."

(namakamu) tersenyum lalu mengangguk. Sementara Iqbaal ia sedang menatap gadisnya. Gadis yang Iqbaal sayangi, yang Iqbaal cintai kini sedang tersenyum karenanya.

"Saya seneng kalau kamu tersenyum dan tertawa, apalagi saya alasan kamu senyum dan tertawa." Ujar Iqbaal

(namakamu) terkekeh saat Iqbaal berbiacara seperti itu.

"Ah bisa aja kak."

••••

Hari ini SMA Nusa Harapan sedang mengadakan pertandingan basket dengan sekolah lain, tim basket SMA Nusa Harapan kini sedang bersiap-siap karena 15 menit lagi pertandingan akan segera di mulai.

(namakamu) tersenyum melihat kekasihnya sedang melakukan sedikit pemanasan. Tapi senyuman itu memudar saat ia melihat Vanesha menghampiri kekasihnya, memang disini Vanesha adalah kapten cheers otomatis dia selalu berada di lapangan.

"Hai baal."

Sapaan Vanesha itu tidak Iqbaal gubris sama sekali, bahkan Iqbaal hanya memasang wajah datarnya.

"Semangat tandingnya." Ujar Vanesha sambil tersenyum.

"Thanks."

Vanesha hanya mengangguk, sementara dari kejauhan (namakamu) hanya tersenyum miris, ia sedang tidak percaya diri sekarang. Dengan tidak percaya diri (namakamu) melangkah menghampiri Iqbaal. Iqbaal yang melihat itu melebarkan senyumnya.

"Hai."

Senyum Iqbaal semakin lebar saat gadisnya ini menyapa dirinya.

"Hai sayang."

Vanesha yang masih disini terkejut saat mendengar perkataan itu pada gadis di sebelahnya. Berbeda dengan (namakamu), ia tersipu malu saat Iqbaal membalas ucapannya dengan tambahan embel² sayang.

"Apa sih malu tau."

Iqbaal terkekeh melihat gadisnya ini tersipu malu.

"Gemes."

Refleks Iqbaal menguyel-uyel pipi gadisnya dengan gemas.

"Ih apa sih kak."

(namakamu) memproutkan bibirnya, kala Iqbaal semakin gencar menyubiti pipi gembulnya itu. Iqbaal terekeh gemas melihat gadisnya ini.

"Abisnya gemes banget sih, eh jangan gitu dong bibirnya, ntar saya kegoda gimana?"

(namakamu) semakin kesal saat Iqbaal berkata seperti itu.

"Dih apa si kak, omes banget."

Iqbaal lagi-lagi terkekeh geli.

"Kamu gamau kasih saya semangat?" Tanya Iqbaal.

(namakamu) berpikir sejenak, ah iya semangat?

"Kan udah di semangatin sama kak Vanesha."

Mimik wajah iqbaal berubah menjadi cemberut, (namakamu) terkekeh, Iqbaal lucu jika seperti itu.

"Tapi yang saya butuhkan adalah semangat dari orang yang saya harapkan"

(namakamu) tersenyum manis lalu mengangguk.

"Semangat kamu tandingnya, semoga menang ya, kalau menang aku kasih hadiah deh."

Mata Iqbaal berbinar saat gadisnya berkata seperti itu.

"Makasih, saya engga butuh hadiah, saya butuh kamu, kamu itu hadiah paling istimewa dari tuhan untuk saya."

Pipi (namakamu) merona saat Iqbaal berkata seperti itu. Ah Iqbaal ini selalu saja bisa membuat dirinya tersipu malu.

"Saya tanding dulu, kamu disini aja jangan kemana-mana."

(namakamu) mengangguk mengerti, lalu menyimpan barang bawaan yang ia bawa. Pertandingan akan dimulai sebentar lagi, tim sekolah (namakamu) sudah siap sedari tadi. Pandangan (namakamu) tak pernah lepas dari kekasihnya, menurutnya Iqbaal jauh lebih tampan saat berkeringat seperti itu.

Teriakan penggemar Iqbaal semakin heboh saat Iqbaal selalu mencetak skor tertinggi di banding lawannya. (namakamu) tersenyum bangga melihat kekasihnya itu.

"Aku bangga sama kamu kak, kamu hebat, kamu memang nakal, suka bertengkar, namun kamu mampu membuat aku mencintaimu hanya dengan kesederhanaanmu, aku mencintaimu kak." Gumam (namakamu) sambil tersenyum manis.

Iqbaal tersenyum manis saat (namakamu) berkata seperti itu, Iqbaal memang sudah di samping gadisnya sedari tadi.

"Saya juga cinta kamu."

_______________________________

Hallo kalian....
maafkan kengaretanku haha, gaada yang nungguin ini kan, btw saya gabisa buat adegan romantis gimana dong wkwk jadi maaf ini bener-bener garing parah.

Jangan lupa vote dan komentar, saya tunggu tanggapannya.

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang