Bagian 12

5.7K 571 13
                                    

Siang ini (namakamu) di sibuk kan dengan mengurus baby Asha, Asha Natalie Wijaya, anak dari adik ibu nya, Melisha.

Dengan gemas (namakamu) menciumi pipi tembem milik Asha.

"Lucunya kamu, onty jadi gemesh."

(namakamu) terkekeh kecil melihat baby Asha tertawa lucu.

"(namakamu) tante titip Asha ya, tante mau ke pasar sama ibu kamu."

(namakamu) mengangguk semangat mendengar penjelasan tantenya.

"Siap tan."

Melisha tertawa melihat kelakuan anak bungsu kakak nya ini.

Tidak terasa waktu sudah berlajan dengan cepat, sudah satu jam (namakamu) menemani Asha yang kini sedang tertidur pulas dikamarnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada pesan masuk yang hinggap di ponselnya.

Tring.

From : Iqbaal.

Yang buka pintu dong, saya di depan rumah kamu.

Senyum (namakamu) mengembang saat melihat notifikasi dari kekasihnya ini, dengan wajah ceria ia menghampiri kekasihnya.

"Lama banget kamu bukanya."

(namakamu) terkekeh melihat ekspresi cemberut yang menghiasi wajah tampan Iqbaal.

"Waalaikumsalam."

Iqbaal nyengir ga jelas saat (namakamu) mengucap salam.

"Hehe Assalamualaikum calon istri."

Lagi-lagi (namakamu) terkekeh kecil melihat kelakuan Iqbaal saat ini.

"Ayo masuk."

Iqbaal dan (namakamu) sama-sama duduk di ruang tengah, tak lama (namakamu) pergi dan kembali dengan satu gelas minuman dan beberapa cemilan untuk Iqbaal.

"Gausah repot-repot yang."

"Gapapa kali."

Iqbaal memangut-mangut, tak lama ia tersenyum tipis melihat gadisnya.

"Ada apa kesini kak?"

Iqbaal yang mendapatkan pertanyaan tersebut sontak mendengus.

"Gaboleh apa main ke rumah kamu, saya rindu kamu tau."

Lagi-lagi terkekeh kecil melihat kelakuan Iqbaal, lucu sangat lucu apalagi saat ini Iqbaal tengah merajuk.

Tidak lama (namakamu) terkejut mendengar tangisan baby Asha, ia langsung berlari, takut terjadi apa-apa dengan baby Asha.

"Cup cup sayang, onty disini."

Iqbaal tentu terkejut saat ia melihat gadisnya sedang menggendong bayi, namun ia tersenyum manis menatap gadisnya yang sedang mencoba menenangkan bayi itu.

"Saya engga salah pilih kamu, kamu memang cocok untuk saya (nam..), kamu sempurna, walaupun saya tahu tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun bagi saya kamu adalah perempuan terhebat yang Tuhan kirim untuk saya." Gumam Iqbaal pelan.

"Kok ngelamun?"

Iqbaal tersenyum lalu menggeleng kecil.

"Gapapa, aku bangga sama kamu, kamu tahu, saat kamu sedang menggendong bayi seperti ini, saya seperti seorang ayah."

(namakamu) tersenyum malu saat Iqbaal berkata seperti itu, ada rasa senang tentunya.

"Sini saya gendong, kamu buat susu buat dede nya gih."

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang