Bagian 7

8.5K 811 10
                                    

"Dia hanya teman sekelas saya, kamu engga perlu takut, saya hanya milik kamu seorang, kamu milik saya dan saya milik kamu."

Kalimat manis itu hingga detik ini masih teringat jelas bagi gadis polos ini, kalimat yang berhasil membuat ia merasakan sensasi aneh.

"Ah gila gue lama-lama." Gerutu (namakamu).

Perlakuan manis Iqbaal membuatnya gila, rasa ini semakin hari semakin besar.

(namakamu) mengambil catatan kecil miliknya, ia ingin menulis, untuk menumpah seluruh isi hatinya di atas kertas putih itu.

Hal 1.

Rasa ini semakin hari semakin besar, hati ini telah jatuh, jatuh karenamu, namun yang harus aku sadari, kamu bukanlah milikku, aku sadar, aku memang bahagia bisa dekat denganmu, walaupun tanpa status yang jelas, tapi setidaknya, aku bisa menikmati wajah indahmu, senyum manismu dan tawamu yang syahdu, boleh aku akui bahwa tawamu adalah candu untukku, tawamu yang selalu aku dambakan. Kak aku (namakamu) Aleena mengaku bahwa aku mencintamu.

(namakamu) menutup catatan kecil miliknya, senyum tipis menghiasi wajahnya, ia beruntung bisa dekat dengan Iqbaal.

•••••

Jam menunjukan pukul 10.00 wib. Waktu dimana murid-murid beristirahat sejenak.

(namakamu) memutuskan untuk pergi ketaman belakang, namun pandangan nya terhenti kala ia melihat Iqbaal bersama gadis yang kemarin yang ia lihat. Vanesha.

Disana terlihat Vanesha sedang tersenyum bahagia, berbeda dengan Iqbaal, Iqbaal hanya memasang wajah datar dan dinginnya, namun tiba-tiba Vanesha mencium pipi Iqbaal.

Iqbaal maupun (namakamu) terkejut saat Vanesha berani mencium pipi kiri Iqbaal.

fyi : Kaya gini, anggap aja ekspresi Iqbaal kaget gitu wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

fyi : Kaya gini, anggap aja ekspresi Iqbaal kaget gitu wkwk.

"Sha apaan sih, engga sopan." Ujar Iqbaal dingin.

(namakamu) yang melihat hanya bisa diam, air mata menetes, rasa sesak kini mendominasi hatinya.

"Kak kamu adalah patah hati terhebatku, aku harap setelah ini aku tidak akan merasakannya lagi." Gumam (namakamu).

(namakamu) pergi begitu saja, ia pergi menuju atap, tempat sepi kesukannya, dan disini ia menumpahkan rasa sesaknya. Ia hanya menangis dalam diam, tidak mengerang sedikit pun.

"Sesakit ini mencintaimu kak, lebih sakit dari apapun."

Tak lama (namakamu) mendengar suara gaduh di belakangnya, dengan cepat ia menoleh, mata nya tidak lepas dari pandangannya, disana ada seorang laki-laki yang tak lain adalah Iqbaal.

Dengan cepat (namakamu) mengapus air matanya.

"Hei kamu kenapa?" Tanya Iqbaal dengan lembut.

(namakamu) hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Iqbaal, ia memilih pergi dari atap.

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang