Bagian 18

4.5K 509 8
                                    

Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi ~

____________________________

Sudah dua hari Mika, gadis bule itu bersekolah di sekolah yang sama dengan Iqbaal dan (namakamu).

Sudah dua hari pula Iqbaal selalu bersama Mika dan melupakan gadisnya, (namakamu).

Siang ini (namakamu) berada di taman, membaca novel adalah kesukaannya selama ini, apalagi saat ini (namamamu) sudah jarang bersama Iqbaal.

Gosipnya Iqbaal dan (namakamu)  sudah tidak memiliki hubungan apapun, nyatanya tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

Disana terlihat Iqbaal bersama Mika sedang tertawa bahagia, hingga lupa keberadaan gadisnya ini.

"Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi."

(namakamu) menunduk, rasa sesak kini mendominasi perasaannya.

"Hai (nam..)."

(namakamu) mendongak menatap orang yang memanggilnya, Daffa.

"Kak Daffa, ada apa?"

Daffa tersernyum manis menatap (namakamu) yang sampai saat ini masih ia cintai.

"Kamu kenapa?"

(namakamu) menggelengkan kepalanya, menandakan ia tidak apa-apa.

"Gapapa kak."

Daffa hanya menghela nafas kasar, ia tahu gadis ini sedang ada masalah, namun ia enggan untuk menceritakannya.

"Jangan simpen beban kamu sendiri, kamu bisa cerita sama aku, anggap aja aku ini abang kamu, engga usah sungkan."

(namakamu) tersenyum lalu mengangguk mantap.

"Makasih kak Daffa."

Daffa tersenyum dan mengangguk, tanpa Daffa dan (namakamu) sadari tadi Iqbaal melihat bahkan mendengar apa yang mereka bicarakan.

"(namakamu)."

(namakamu) dan Daffa pun menoleh kearah sumber suara.

"(nam..) aku duluan."

(namakamu) tersenyum dan mengangguk.

"Makasih kak Daffa."

Iqbaal menghela nafas kasar, ia bingung, ada apa dengan gadisnya ini.

"Kamu kenapa?"

(namakamu) menggeleng menandakan ia tidak apa-apa.

"Cerita sama aku, jangan diem kaya gini, sementara sama Daffa kamu terbuka sama aku engga, kenapa? Ada masalah?"

(namakamu) terkejut bagaimana bisa Iqbaal berkata seperti itu.

"Kenapa jadi ke kak Daffa, dia engga ada hubungan sama aku yang begini, yang ada kamu, kemana kamu selama dua hari? Engga ada kabar, aku khawatir, taunya kamu lagi bahagia sama Mika, sampe aku di lupain, ada apa sama kamu?"

Iqbaal terdiam, ia hanya ingin berteman sama Mika, apa itu salah?

"Kalau bosen bilang, supaya aku bisa pelan-pelan lepas kamu."

Deg

Hati Iqbaal mencelos, ada rasa sesak saat gadisnya berkata seperti itu, bukan ini yang ia mau, ia tidak bosan sama sekali.

"Kamu apa-apaan, sumpah aku engga ada pemikiran kaya gitu, aku engga bosen sama kamu, kenapa kamu mikir nya kesitu."

(namakamu) menghela nafas kasar, ia sedang tidak mood untuk meladeni Iqbaal saat ini.

"Lebih baik kita intropeksi masing-masing, perbaiki, aku harap kamu ngerti."

***

Sudah satu minggu (namakamu) dan Iqbaal tidak berkomunikasi apapun, (namakamu) kira hubungan nya akan membaik namun nyatanya tidak sama sekali.

Sudah satu minggu (namakamu) tidak bertemu Iqbaal, tapi yang ia tahu, selama satu minggu Iqbaal selalu bersama Mika.

Ia rindu Iqbaal, rindu senyuman manisnya, rindu suara merdu nya, rindu akan tingkah konyol nya, ia rindu Iqqinya.

"Aku rindu qi."

(namakamu) menghela nafas kasar, orang yang ia rindu kan sedang berbahagia dengan teman barunya.

Sudah satu minggu sikap (namakamu) berbeda, ia jauh lebih pendiam, sama seperti saat ini.

"Kok pusing banget."

Dengan langkah gontai (namakamu) berjalan ke uks, untuk sekedar beristirahat, namun langkahnya terhenti saat ia melihat Iqbaal dari arah yang berlawanan, ia bisa melihat tatapan bersalah dari mata Iqbaal, tatapan sedih juga rindu menjadi satu.

"Shh."

(namakamu) memegang keningnya, rasa pusing itu semakin menjadi. Langkah Iqbaal terhenti saat ia melihat gadisnya, satu minggu lalu gadisnya memutuskan untuk meng istirahatkan hubungan mereka, Iqbaal tahu salah, namun apa yang harus ia lakukan.

Sejujurnya Iqbaal sangat merasa bersalah dan juga rindu gadisnya, namun ia tidak ingin menganggu gadisnya, ia menerima keputusan gadisnya itu.

Wajah Iqbaal terlihat khawatir saat melihat wajah gadisnya begitu pucat.

Bruk.

Dengan segera Iqbaal berlari kearah suara itu, (namakamu) jatuh pingsan tepat di hadapan Iqbaal. Dengan panik Iqbaal langsung membopong nya menuju uks.

"Yang bangun, maafin aku."

Iqbaal menggenggam tangan (namakamu) erat, sesekali mencium nya dengan lembut.

"Dia kenapa ra?"

Arra teman (namakamu) adalah seorang anak kesehatan di sekolah ini.

"(namakamu) kecapean, satu minggu dia keliatan lemes, keliatan jauh lebih pendiem, dia bilang dia selalu kepikiran lo, tanpa lo tau dia khawatir sama lo, dia kangen sama lo, tapi lo keliatan bahagia sama Mika, dia kira hubungan akan membaik tapi ternyata engga sama sekali, lo tau? (namakamu) belom makan dari kemarin, dia kepikiran lo, dia sering ngelamun, dia beda banget sama (namakamu) yang dulu, yang selalu ceria, baal tolong jangan buat sahabat gue begini, dia sayang banget sama lo, gue harap lo ngerti, permisi."

Penjelasan Arra tentu membuat hati Iqbaal tercubit, sakit sangat saat tahu penyebab gadisnya seperti itu karena nya, ia menyesal sangat, namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.

"Maafin aku sayang, aku salah, sangat, izinin aku memperbaiki semuanya, kasih aku kesempatan, aku mohon."

Iqbaal menunduk, ia sangat merasa bersalah, ia ingin memperbaiki semuanya.

"Izinin aku untuk memperbaiki semuanya, aku sayang kamu, aku mencintaimu, duniaku."

___________________________________

___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffa Ardiansyah.

Hallo aku up kembali, makin garing wkwk btw disini hanya cerita aku gaada maksud untuk membuat karakter mika seperti itu, so far ini hanya cerita, terimakasi untuk yang sudah vote dan komentar di bagian sebelumnya.

Selamat membaca dan jangan lupa vote dan komentar, makasi:)

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang