Bagian 10

6.2K 596 5
                                    

"Aku bangga sama kamu kak, kamu hebat, kamu memang nakal, suka bertengkar, namun kamu mampu membuat aku mencintaimu hanya dengan kesederhanaanmu, aku mencintaimu kak." Gumam (namakamu) sambil tersenyum manis.

Iqbaal tersenyum manis saat (namakamu) berkata seperti itu, Iqbaal memang sudah disamping gadisnya sedari tadi.

"Saya juga cinta kamu."

Sontak (namakamu) menoleh ke sumber suara itu.

"Ngagetin."
"Eh tapi bukannya tadi kamu lagi main, kok disini?"

Iqbaal terkekeh melihat ekspresi gadisnya ini.

"Segitunya kamu mikirin saya, sampe eng.ga sadar saya di samping kamu, pemain emang udah break dari tadi sayang."

(namakamu) tersenyum malu saat ia tertangkap basah memikirkan kekasihnya ini.

"Dih apaan si kak geer huu."

Iqbaal terkekeh geli lalu mencubit pipi gadisnya ini dengan gemas.

"Gemes uuu."

"Sakit si."

"Uuu sakit ya sini."

(namakamu) terdiam, jantungnya berdetak lebih kencang saat tangan halus Iqbaal mengusap lembut pipinya ini.

"Yang masih sakit?"

(namakamu) masih diam, belum merespon ucapan Iqbaal itu.

"Yang kok diem aja sih?"

Tidak lama (namakamu) tersadar lalu terkekeh melihat Iqbaal cemberut seperti ini.

"Udah jangan cemberut dong, jelek tau."

Iqbaal semakin cemburut saat (namakamu) semakin meledeknya.

"Kak apa kita bakal terus bersama sampai tua nanti?"

Tiba-tiba saja (namakamu) berkata seperti itu, tentu membuat Iqbaal diam tak bergeming.

"Saya gatau, karena kita engga akan pernah tau kemana takdir membawa kita."

(namakamu) terdiam, ia sangat takut kehilangan Iqbaal, ia sudah jatuh, jatuh sedalam-dalamnya.

"(namakamu)."

(namakamu) yang di panggil pun langsung menoleh kearah sumber suara itu.

"Ada apa ya kak Daffa?"

Daffa Ardiansyah, ketua osis SMA Nusa Harapan, laki-laki tampan juga pintar tentu Daffa juga menjadi incaran setiap murid di sekolah ini.

"Bisa biacara sebentar?" Tanya Daffa.

(namakamu) menyerit bingung lalu menatap kearah kekasihnya, Iqbaal. Iqbaal terlihat tidak suka kehadiran Daffa saat ini.

"Biacara soal apa ya kak?"

(namakamu) sama sekali tidak pernah dekat dengan Daffa, yang ia tahu Daffa seorang ketua osis tampan yang di gilai kaum hawa.

"Saya engga bisa bicara disini, kalau mau ikut saya."

(namakamu) diam, ia bingung apa yang harus ia lakukan, di satu sisi ada Iqbaal di sebelahnya.

"Kak ak..."

Belum sempat (namakamu) berbicara Iqbaal sudah lebih dulu pergi meninggalkan (namakamu) juga Daffa.

"Kak Daffa maaf lain kali aja ya, aku ada perlu."

Daffa hanya mengangguk mengerti lalu menatap kepergian (namakamu).

"Tanpa kamu sadari kamu berhasil buat aku jatuh cinta (nam..)." Batin Daffa.

Sementara Iqbaal hanya mendengus kesal saat melihat gadisnya bersama laki-laki lain.

"Kak Iqbaal."

Iqbaal menoleh, menatap (namakamu) dengan tatapan datarnya.

"Hm."

Sudah (namakamu) duga, Iqbaal cemburu dan cemburu tandanya Iqbaal benar-benar menyayangi dirinya.

"Maaf." Lirih (namakamu) sambil menundukan kepalanya.

Iqbaal menghela nafas, ini kelemahannya, melihat (namakamu) seperti ini saja sudah membuat hatinya luluh.

"Untuk apa?"

(namakamu) mendongak mentap Iqbaal yang kini berada di depannya.

"Maaf tadi aku engga ada maksud apa-apa, aku engga kenal deket sama kak Daffa, aku hanya sebatas tau aja."

Iqbaal tersenyum menatap gadisnya, gadis pujaan hatinya, gadis kesayangannya.

"Kamu engga salah, ini saya kalau lagi engga percaya diri."

(namakamu) diam menatap Iqbaal dengan tatapan bingung.

"Maaf kalau saya gini, saya begini karena saya cinta kamu, dan saya gamau kehilangan kamu, kamu perempuan satu-satunya yang berhasil mengambil hati saya, hati saya sudah milik kamu, saya sudah jatuh, jatuh karena kamu."

Kata-kata Iqbaal mampu membuat (namakamu) tersenyum geli.

"Kak, justru aku yang takut kehilangan kakak, aku cuma gadis biasa berbeda dengan kaka yang terkenal, banyak di sukai orang, aku yang takut kehilangan kakak, aku juga sama, aku udah jatuh, jatuh karena kakak."

Iqbaal tersenyum hangat mendengar ucapan gadisnya itu.

"Kamu memang gadis biasa, saya akui itu, banyak yang lebih baik dari kamu bahkan banyak yang lebih cantik dari kamu, tapi saya lebih memilih kamu yang sederhana, saya mencintai kamu bukan karena fisik melainkan hati kamu."

Perkataan Iqbaal tentu membuat (namakamu) terharu, ia bahagia bisa memiliki laki-laki sebaik Iqbaal, walaupun Iqbaal nakal, suka bertengkar tapi Iqbaal sama seperti laki-laki lain, laki-laki sederhana namun mampu membuat (namakamu) jatuh hati.

"Saya cinta kamu (nam..), kemarin, sekarang, selamanya."

(namakamu) tersenyum manis menatap Iqbaal.

"Aku jauh lebih cinta kamu."

_______________________________

Hallo gais, maafkan kengaretan ku, niatnya pengen bikin cerita baru, cerita ini saya belum ada inspirasi ehehe.

tapi emang masih ada yang mau baca? ngga kan haha, maaf bagian ini garing parah.

Jangan lupa vote dan komen!

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang