Bagian 24

4.2K 474 13
                                    

Kukira cinta itu indah

Tetapi tenyata tak seindah itu

(namakamu) hanya menunduk ia tidak mau menatap bola mata Iqbaal, mata coklat yang selalu berhasil membuat nya luluh.

"Maaf qi aku capek, aku mau berhenti sampai disini."

Iqbaal terdiam, ia tahu sudah banyak luka yang ia torehkan, tapi apa (namakamu) tidak bisa memaafkannya?

"Jadi kita udahan? Apa kamu engga bisa ngasih kesempatan kedua buat aku?"

(namakamu) mengangguk menandakan ia mengiyakan jika hubungannya kandas seperti ini.

"Buat apa? Kesempatan untuk nyakitin aku lagi? Bukannya udah aku kasih saat aku di uks waktu itu."

Iqbaal terdiam, ia lupa, ia menyakiti gadis ini tidak hanya sekali bahkan berkali-kali, dan baru kali ini gadis ini menyerah untuk bertahan.

Apa segitu banyaknya luka yang ia torehkan sampai gadis ini menyerah dengan semua ini.

"Maaf qi."

Setelah itu (namakamu) memasuki rumahnya, lalu kemudian memasuki kamarnya.

Pandangannya terhenti saat ia melihat foto kebersamaan nya bersama Iqbaal.

"Engga akan semudah itu untuk aku lupa sama kamu qi."

Katanya cinta tak pernah salah

Takkan pernah berubah 

Walau kadang hati tersakiti oleh salah

Tangannya meraih foto itu, lalu mengusapnya secara perlahan.

Anggep saja Iqbaal (namakamu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggep saja Iqbaal (namakamu).

"Semoga kamu dapet yang lebih baik dari aku qi."

Katanya cinta tak pernah gagal

Gagal tuk memaafkan 

Karna cinta tak pernah salah

Tapi mengapa cintaku kecewa

Setelah itu (namakamu) akan menyimpan baik foto itu, foto kebersamaannya dengan Iqbaal.

Sementara Iqbaal, entah mengapa hatinya sakit saat kenyataan pahit menamparnya, gadisnya pergi karena kesalahan fatal yang ia buat.

Ingin sekali ia memutar waktu, namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, terlambat memang untuk menyesali perbuatannya itu.

"Maafin aku semesta."

••••

Pagi ini Jakarta di guyur hujan deras, (namakamu) yang baru saja turun dari angkutan umum harus berlari dulu ke Halte untuk sekadar meneduh.

Badboy [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang