Pagi ini Iqbaal sedang berada di Rooftop sekolah, ia memilih bolos, masuk kelas pun percuma, ia tidak akan fokus pada pelajaran.
"Apa gue terlalu bego? Sampe-sampe selalu nurutin kemauan Mika, tanpa mikirin cewek gue sendiri."
Iqbaal mengacak kasar rambutnya, masalah percintaannya yang rumit membuat beban pikirannya bertambah.
"Iqbaal are you okey?"
Iqbaal mendengus malas melihat gadis ini lagi, gadis yang sudah menghancurkan hubungannya, namun Iqbaal sadar ini bukan sepenuhnya salah Mika, Iqbaal pun ikut andil dalam masalahnya ini, di ibaratkan tamu tidak akan pernah masuk jika sang pemilik rumahnya tidak mengizinkannya bukan?
"Im okey Mika." Ujar Iqbaal dengan wajah datarnya.
"If you have a problem with the story, who knows if I can help you."
Iqbaal menghela napas kasarnya, ia butuh waktu sendiri, ia tidak mau berurusan lagi dengan gadis ini.
"Mika can leave me alone here?"
Mika mengangguk mengerti, Iqbaal membutuhkan waktu sendiri, saat Mika melangkah menuju tangga, ia melihat (namakamu) di ujung sana dengan senyuman tipisnya.
"(namakamu), Iqbaal need you now."
Iqbaal terkejut saat mendengar Mika menyebutkan nama mantan gadisnya, dengan cepat ia menoleh kebelakang, disana ada (namakamu).
"Sorry to disturb your time."
Setelah itu (namakamu) mulai melangkah meninggalkan Iqbaal juga Mika.
Dengan berat hati (namakamu) meninggalkan mereka berdua, niatnya ia ingin bertemu dengan Iqbaal. Tanpa (namakamu) ketahui Iqbaal mengikutinya dari belakang.
"(nam..) tunggu."
(namakamu) menoleh, ia terkejut melihat Iqbaal ada di belakangnya.
"Iqbaal kamu ninggalin Mika disana sendiri? Bodoh gimana mau pdkt kalo udah ninggalin duluan."
Iqbaal menghela napas kasarnya, kenapa (namakamu) berbicara seperti itu, namun setelah itu Iqbaal membawa gadis ini kedekapannya.
Sejujurnya Iqbaal merindukan gadis ini, ia rindu akan senyuman manisnya, tawanya yang syahdu bagaikan alunan musik kesukaannya, dan pipi bulat nya yang menggemaskan.
Untungnya tempat yang mereka singgahi ini aman, jauh dari jangakauan murid ataupun guru.
"Aku rindu kamu, maaf."
Iqbaal melepaskan dekapannya, setelah itu menatap mata gadis ini, matanya yang selalu membuatnya tenang.
"Dan soal tadi aku lagi engga pdkt sama Mika, aku mikirin kamu juga keluargaku, sekarang aku cuma punya teteh yang mengerti aku, aku kehilangan kamu, semestaku."
(namakamu) menunduk, rasanya sakit saat mendengar perkataan Iqbaal.
"Aku juga belum nurutin kemauan kamu untuk baikan sama keluarga aku, ini terlalu berat buat aku, (nam..) apa aku emang pantas di tinggalkan? Keluarga aku ninggalin aku demi perkerjaan, kamu pun begitu, meninggalkan aku karena kesalahanku, jujur ini berat (nam...), aku cuma mau hidup aku bahagia, apa itu salah ya? Apa Tuhan engga akan pernah izinin aku bahagia karena kesalahan yang aku buat?"
Lagi-lagi perkataan Iqbaal mampu menghujam jantungnya, hatinya perih disaat Iqbaal berkata seperti itu.
"Baal kebahagiaan itu engga dateng dengan sendirinya, kebahagiaan itu kamu yang buat, bahagia dengan cara kamu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy [1]
FanfictionKamu ; Laki-laki nakal suka bertengkar, tapi kamu mampu membuatku jatuh hanya karena tingkah konyol juga sederhanamu. Bisaku mencintaimu - Ini cerita pertama aku, maaf masih amatir dan berantakan:))